Petak Umpet Joe
rharap. Tapi harus tau
*
ngsung kurangkul dan kuhempaskan ke dinding. Mencoba
l sesaat, jarak wajahnya denganku hanya berberapa senti. Mencengkeram pundak
" teriakku
asku tersenggal. Sekali lagi kukerahkan seluruh tenagaku sebisa mungkin agar tidak melukai temanku ini. Giginya runcing sepe
berbeda dari sebelumnya, kali ini p
h. Mengapa seorang gadis bisa pun
ya belum menyala. Apa yang sebenarnya dia lakukan. Aku sudah tidak bisa menahannya lebih lama.
lagi. Tenagaku su
ungan terakhir hingga terdorong ke belakang. Satu kesempatan kabur. Tapi sayang setelahny
erdarah. Sekarang aku berada di balkon dengan kondisi tubuh mengenaskan. Haniyah melihatku den
Aku akan terjatuh jika keadaannya seperti ini. Aku harus berbuat sesua
bange
ku te
s balkon, sedangkan tangan satunya lagi masih berusaha melepaska
erak cepat. Itu Rayyan. Aku sekilas me
i menabrak sesuatu yang keras. Rayyan mengangkat tubuh Haniyah lalu melemparkannya keluar balkon. Aku jatuh ke sampi
kepala terlebih dah
n ter
ngkan akan terjadi peristiwa ini. Suasana Hening. Nafasku terpacu tia
kondisi
an kematian tem
lo lakuin?" tanyaku
tongan lilin yang terbelah menjadi dua. "Apa maksud lo lilin
h tetap masih bisa dinyalakan. Yang patah adalah bagia
ilinnya, mungkin Ha
potong Ray
ia
ni aku sedikit terte
an, ia bangkit dan mengatakan.
kabur begitu aja?" aku menunjuk Rayyan dengan tatapan penuh emosi. Rayyan merespon dengan wajah merah. "Eeegggghh!!!!! sini lo bangsat!!" Dia menjambak rambutku lalu membenturkan ke di
lilin patah. Kalau lo nyalahin gue karena nyala tu lilin, sekarang gue tanya. Kenapa nggak elo aja y
keluar balkon. Dari sini, aku bisa melihat area
g nahan Haniyah, seharusnya aku yang nyalain lilin itu. Aku yang tahu posisi l
k ngelakuin h
at. Haniyah mati karenaku. Kututup wajahku dengan kedua tanganku. Seketika itu kejadian b
alah malam p
*
p-cakap setelah kejadian sebelumnya. Rayyan lebih banyak diam begitu juga denganku. Dengan balok kayu di tangan kanannya
logis ini mul
si Haniyah yang kerasukan berubah brutal itu memaksaku berpikir dua kali kalau pe
adian tadi. Ia mulai menjelaskan sega
ni bernama
padam kalian harus menyalakannya kembali sebelum sepuluh detik. Jika tidak, sesuatu y
pada selembar kerta
a dalam area permaian.
sebanyak 22x te
secara detail dan beruruta
ian tidak mau menjadi bagian t
luar arena p
rwah yang telah kalia
ndengu
ek ruangan satu persatu. Apakah ada seseorang atau tidak. Rayya
k ada tand
p korek api. Jika sewaktu-waktu Joe datang, aku de
enjadi pilihan kami saat ini. Selain berada dalam satu bangunan. Di sana masih terdapat pintu yang bisa digunakan. Kita akan membrigade pintu
g j
adalah b
gan tangan kiriku dan membelakangi jendela. Bahkan lilin yang menyala dan sinar bulan masuk di sel
n melewati lorong macam ni
pai. Rayyan memer
eluar, mengikuti dari belakang. Setelah masuk, Rayyan menutup pintu dan mendorong lemari b
le
rasa panas hingga aku memutuskan un
cekam ini aku bisa bersandar sedikit lebih tenang. Rayyan juga
pa?" tany
k dapat signal. Sial betul
ama-lama di dalam
Harus nyari teman-t
" Jawab
memegangi leher yang masih sakit. Aku meludah ke s
Anjing)"
ihat sesuatu di luar j
Bentar, bentar do
erik seseorang dari lantai dua gedung depan. Itu gedung dua. Pos
i sini terlihat mengangkat meja dan kursi secara diam-diam sambil menundukkan kepala. Berhati-hati agar tidak ada yang melihat. Tapi da
kmal."
an tidak melepaskan pand
erbang masuk asrama. Tempat yang sudah kulalui. Terparkir mob
erkunci." Kat
at rantai gerbang sudah tercerai berai dan salah
n terkunci rantai tebal dengan gembo
buka, gue u
astiin." Kata Ra
mengapa gerbang kembali tertutup,
mbut pendek berponi yang tengah berlari terbirit-birit menuju gedung dua. Tanpa melihat kebelakang ia gesit sekali untuk seukuran wan
rai lomba lari di berbagai cabang tingkat nasional maupun internasional. Namanya selalu disebut setiap hari senin pasca upacara. Maju ke depan untuk pen
st
i liliny
aku langsung menghampiri d
n orang jantu
*