icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Petak Umpet Joe

Bab 7 Pembantaian

Jumlah Kata:2127    |    Dirilis Pada: 03/07/2022

atang sambil membawa golok, dia

*

ang terlihat hanya kegelapan. Lantai kotor dan dinding bak hutan ini membuat kami kesulitan mendeteksi jejak Rachel dan kawan-kawan. Maklum

da di belakang kami. Formasi belah ketupat. Ketika ada bunyi aneh dari arah depan A

uno ketika bayi lahir, di sekitar tempatnya pasti terdapat nyala api berupa lilin, memang masa itu tidak ada cahaya lampu jadi ora

, di sini ada penjaga. Seseorang yang tubuhnya

u lurus akan menuju balkon depan, kalau ke k

ia memegang pemotong gembok yang ia bawa mulai dari gerbang utama hingga sekarang. Ia bersenjata, itulah sebabnya dia berada

m

n pencarian men

curigakan. Kosong, sama seperti kamar lainnya. Langit-langi

m bau

gan lupa korek api

satu persatu. Dap!! langkah Akmal mendada

Mungkin karena berhenti mendadak dan pan

intip, sebenarnya ada apa di depan sana. Akmal mundur selangkah. Nawal pe

kita menemukannya? karena penasaran aku berjalan ke

?!" tany

ih Mal." Kataku. Memang be

embelakangi kita di ujung anak tangga. Karena cahaya lilin kami sekarang bisa melihatny

nah basah. Kenapa orang itu diam saja. Tapi tunggu, di mana yang la

egan macam apa ini. Persis film horror. Seorang berdiri mematung di kegelapan. Ia memunggungi kami dengan atmos

l. Nekat nerobos menghampirinya. "Han. Yang lain mana?" t

jawaban sa

pah. Kami berti

an tidak berkata sama sekali semenj

juga. Sedetik kemudian lilin Nawal mati. Bulu kudukku langsung merinding. Kead

langsung lar

Haniyah. Seperti menyebet super cepat, Nawal terjatuh sangking kage

njerit.

Haniyah pergi

Haniyah mendesis kencang. Tanpa ampun ia menyeret Nawal m

a tepakan kaki yang menggema. Suara riu

erlari sa

kegelapan. Kejar-kejaran terjadi. Jantungku berdebar hebat.

HENTI!!" t

kan. Bodo amat dengan permainan ini yang jelas Nawal sudah dalam bahaya. Aku mengambil batu. Berlari lagi. Melemparka

terlihat. Gera

diri pasrah diseret Haniyah. Wajahnya berdarah-darah. Pelipisnya robek menyamping

endor. Ia masih keras kepal

ti!!" t

ak

, berberapa bagian tubuhku sobek tidak sengaja terkena serpihan kaca. Kepalaku juga menghantam batu-batu sekitar

n mendekat. Lang

saha mengingatkan mereka kal

rti, dia paham situasi. "Jangan lupa lilinnya." Kata Akmal mengingatkan dan langsung pergi. R

Kata Rayyan men

" Katak

setengah berlari. Napasnya tersenggal-senggal juga. Tangannya juga bergetar, aku

kses te

permainan menj

erti orang ketakutan. "Mal! Sorry." Kata Rayyan menuruni anak t

sebenarny

imana?"

dung sembilan. Entah kenapa aku menitihkan air mata. Melihat gedung sepuluh lantai tiga yang kosong kami tinggalk

irnya p

*

ebelumnya tapi mencoba mengendalikan dirinya. Mengejar sampa

kebin

dan Citra data

ak tau." Jawab Rachel. "Coba ke at

rssh

tra. Tiba-tiba saja kejadian sadis ini terjadi. Darah bercucuran keluar dari tubuh Kholqi, ambruk begitu

n jatuh ke la

bayang hitam. Ada seseorang dari balik kegelapan itu. Ia menginjak kepala Kholqi.

Abid. Ia tampak murka. T

nendang kuat-kuat kepala Kholqi ke arah Abid.

begidik melihat raut wajah Kholqi menatap kosong. Mulutnya terbuka dan mengelu

ju lantai dua, tidak memperdulikan nasib dua tema

ok tersebut. Sosok tersebut terdiam sebentar dan langsung menebas tangan Adlan secepat kilat. Dalam

dengan kondisi mengerikan. Abid tidak bisa menahan irama detak jantungnya yang sem

ncana mengulur waktu dengan menyuruh Rachel pergi sementara ia menghadapi sosok itu. Na

i genangan darah segar. Abid pergi untuk selama-lamanya. Rachel mundur kebelakang. Napasnya tidak karuan. Air matanya sudah tumpah sebelum

n hiasan darah segar. Sosok itu perempuan. Perempuan yang tidak dikenali Rachel. Ia

n. Tidak pernah ia set

kas bangkit dan kabur sudah pasti nasibn

itu. Ia berjongkok melihat tubuh Abid terbujur kaku. Caha

i-si

a. Rachel tidak bisa mundur lagi karena

. kalau kubunuh. Nanti jadi nggak seru." Sosok itu menusuk-nusukkan goloknya ke perut Abid. Kelua

bergetar. Bibirnya tidak kuasa b

angan tangan abid. Dan me

. Ia melemparkan tanga

ri sumber suara. Melihat Rachel sekali lagi dan tersenyum. Ia menodongkan goloknya sa

sik sosok itu lalu menunjuk sat

a-apa. Ia hanya menuruti permi

i mana?! Lan!! Lo semua di m

ersenyum simpul ke arah Rachel, dan melangkah mundur di kegelapa

rhadap temannya. Itu Suara Zakky. Ia pergi mencari Rachel dan lainnya. Rachel tau

mayat Kholqi, Adlan, dan Abid yang tergeletak di la

inya sendiri dari kematian. Me

*

sumber pencahayaan yang ia punya. Zakky menelan ludah. Ia sadar kalau sendirian sekarang tapi egon

ke belakang. Ia fokus. Tidak ingin sesuat

Ia mengecek kamar mandi. Nihil. Setiap kali ia bergerak menatap kosong kamar mandi pikirannya selalu terbayang sesuatu kepala muncul dan men

nghembus

lanjutkan

e

nnya

nyalakan lilinnya kembali. Jantungnya berdebar kencang. Tidak meny

tidak kunjung mengeluarkan api. Di sela percikan api, sorot matanya melihat ada sosok berjalan agak jau

l!! Han!! Itu el

lorong. Melihat kanan kiri dan menga

mendadak. Seperti

i sih!." Kata Zak

Tidak ada yang tahu sesu

tipis membuat Zakky begidik ngeri. Tangan ini merambat tepat di kedua matanya. Menutupi pelan dan tera

itu me

ky memohon. Wajahn

. Sensasi basah dan tegang bertambah hebat. Hawa in

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka