icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Petak Umpet Joe

Bab 5 Azkia El Meira

Jumlah Kata:2120    |    Dirilis Pada: 03/07/2022

etaplah berusaha tenang mesk

*

ra

ku. M

SMA. Aku baru datang ketika acara sudah dimulai. Rada malu sih tapi aku

rgi sama Iqbal, kekasihku. Tapi kuurungkan niatku ketika tahu Iqbal masih ada tugas kantor. Numpuk banget malahan, hingga ia minta maaf padaku nggak bisa jalan bareng. S

ngomong kan kalau malam ini ada acara kumpul alumni?" tan

anya nyusu

tuh. Terus ngapa

an tertentu dan aku tidak bi

afe terdenga

ua orang. Aku melihat barisan mobil dan motor yang terparkir. Kuhar

kafe. Ia mendapati kami berdua tengah mengobrol, tidak lekas masuk.

yum. Balik

u keluar. " Rada kikuk. Astaga. Aku menyalaminya. Beg

a nggak ketemu harus canggung kan." Citra ter

tadi?" ta

ia kelihatan habis pulang kerja, masker yang ia kenakan dan jas putih ia bawa di tangan kanan tandanya. Ia bekerja di salah satu rumah sakit ternama k

lihatan cantik sekali. Cocok memakai kemeja biru dengan rambut hitam terj

nya pujian itu cocok tuh b

leh tida

. Nawal menunjukkan ekspresi aneh dengan menaikkan dan mengeru

terk

elas dan langsung membuat wajahku

ikit keras. Hingg

!! Selamat Ra. Astaga, kabar gembira banget

asnya deng

ska

w sama

ue?" kata

ih lama. Wkwkwk." Kekeh C

g tapi ujung-ujungnya kena ghosting. Kan jad

tanya Citra

ara malu atau seneng. Memang begitu kenyatannya. A

." Sin

has ini sih." Tambahk

Nawal juga tersenyum dan menyikutku berkali-kali karena saking saltingnya ak

ntang lam

rar suci. Tentu saja kaget. Aku yang saat itu hendak pergi bekerja dikejutkan dengan panggilan Mama menyuruhku datang ke

tang ia melihatku dan tersenyum. Papa juga melakukan hal yang sama. Aku duduk di sam

emua tergantun

. Ambil napas terlebih dahulu seperti di fi

itu. Iqbal memb

ya c

epat, hanya enggangan napas yang bisa kurasakan. Waktu terasa melambat, de

Aku mera

*

telah itu diadakan permainan kecil-kecilan hingga akhirnya kami tertawa bersama-sama. Acara ini berakhir dengan menonton v

k ta

pun be

r ponselku berharap ada notif dari Iqbal. Ia sudah janji untuk datang tapi tidak ada

engkrama dengan sesama. Berberapa memang ada yang sudah pulang, berp

udah melihatnya. Semua orang yang hadir hanya sekitar dua puluh lima persen dari total jumlah angkatan kami. Men

ama Nawal." A

kata Haniyah dengan n

rang ini sejak awal masuk SMA. Setiap kali berurusan dengannya aku akan selalu mengalah dan tid

qbal. Aku terlebih dahulu mengangkat tangan dan memesan secangkir kopi pad

adi?" ulangku.

Iqbal. Ke

kantor, bentar lagi

cara reuni ini. Solidaritasnya perlu dipertanyakan" Kata Haniyah ketus. Astaga ini orang, s

gontrol

kupikir nggak ada untungnya naik darah kepancing em

hidup semati sama lo." Kata Haniyah spontan, meminum jus sirsaknya. Ia mengambil tisue dan membersihkan sisa busa di bibir merahnya. Berdeham sebentar. Kasar sekali omongannya. Mendengar hal itu, aku semakin

denger gak!?" nadanya sed

aku harus menepati janjiku pada

obrolannya dengan Citra dan beranjak dari tempat dud

pat di telinga Haniyah. Suaranya mengancam sekali sambil

am. Tidak ber

ebelah sana." Nawal tersenyum padaku. Aku menatapnya, membalas dengan senyuman. sebenarnya

elayan kafe kembali dengan secangkir kopi h

Kataku p

up

kur." Sambungku. Aku me

arena melihatku diserang Haniyah tadi. "Emang bener l

aja tersedak

sue dan memb

lagi sih Wal." K

lagi dong buat jaga

ahan kopi masih t

abku singkat menat

umnya. Ekspresi nawal memaklumi apa yang barusan kukatakan. Aku merapikan rambutku, k

r?" tanya Nawal

Ekspresik

. Oiya gimana cu

ang lah, sesekali berbicara masalah harga tas di toko online lagi ada diskon atau hal-hal sepele seperti bangu

u menghabiskan teg

h keramaian menjadi surut diam. Ia menuju ke tengah kerumunan. D

ndapat ni guys."

kan?" tanya Akm

udah kelar mumpung kita masih disini. Gue mau ngusulin gimana kita nostalgia l

bicara satu sama lain

n kalian malam minggu pasti nggak ngantuk, oleh karena itu ki

Pergi ke sekolah malam-malam dan berkerumun akan menjadi masalah serius ji

mengangk

ah? Untuk melihat-lihat d

ta main sesuatu." S

bukan anak kecil"

ror, berani?" kata Akmal sukses membuat kami

rempuan di pojokan. Ia men

annya berhasil aktif tapi itu jarang. Gue lebih sering gagal ngaktifin permainan

la. Sepertinya mereka setuju. Aku dan Naw

gacungkan

lulus, udah nggak sekolah di sana. Tentu bakal dilarang." Aku menge

baik kita pulang aja sekarang." Kataku

aja. Nggak

i udah malam, jangan car

katanya sering gagal dimainin. Jadi aman. Takut bange

aktif?"

ni kesempatan buat Iqbal ikut acara reuni.

Semakin takut dan ber

bersama Iqbal. Di sisi lain aku juga tidak tega kalau meningg

yang harus

gacungkan t

apor polisi. Atau kalau kita diperbolehkan dan dapet iz

rpikir s

na He

bengkalai, aman dari siapapun yang tau cuma

angker. Ya ampun."

asih aja percaya gitu-git

u mengabari Iqbal lewat sms bahwa kami akan pergi menuju g

ga saja perkataan Akmal benar. Permainan ini jarang b

qbal secepatnya datang

Tanganku

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka