icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Menikahlah Denganku, Pak!

Bab 9 Bertentangan

Jumlah Kata:1350    |    Dirilis Pada: 08/07/2022

a, mengepal keras berusaha meyakinkan dirinya. Ketegangannya mulai mereda dan tangan kanannya bergerak menghampiri tangan Hanifa, hingga pada a

intaan terakhirmu, Vina.'

pernikahanmu, ibu.' , gumam H

kamar hotel mereka. Keduanya sudah memegang segelas anggur di tangannya dan me

r ibu Hanifa dengan senyum sen

kata ayah Saka mengulangi k

di gelas masing-masing dan kemudian s

*

ap dan rintik hujan di luar membawa suasana kelabu, Hanifa bangun dengan senyum sumringah di wajahnya. Semua kekhawatiran yang telah mengendap lama

menyambar-nyambar lalu diikuti dengan suara guruh yang terdengar jauh. Dengan satu sibakan Hanifa membuka lebar-lebar tirai jendela kamarnya dan menatap pemandangan kelabu di luar. Hujan deras yang turun sejak subuh itu

!" , sapa Hanifa de

kembali, "Ah~ Benar-benar hari yang indah!" , kat

fa tidak peduli selama suasana hatinya bagus. Rasanya ia pun tidak peduli jika ada angi

buku miliknya, Hanifa menarik secarik kertas yang merupakan kertas 12 aturan sekaligus perjanjian kontrak untuk pernikahan palsunya dengan Saka. Pagi ini adalah ke 7 kalinya Hanifa membac

ta benar-benar membantuku." , ung

l padanya. Berbagai kesalahan dan kesialan mulai terus berdatangan padanya, membuat pandangan Hanifa pada semesta semakin tidak baik. Akan tetapi setelah apa yang terjadi kemarin, p

al ini sehingga ia menyanggupi permintaan Hanifa untuk menikah dengannya. Hanifa yakin, jika Saka mengetahui hubungan ayahnya pasti tidak akan dengan

tempat yang aman, Hanifa turun dari kamarnya dan bertemu dengan ibunya yang sudah du

a yang langsung memeluk ibunda dan

dak biasanya kau begini?" ,

bu karena sudah seminggu tidak melihat ibu." , balas H

a hari yang ia lewati kemarin bersama sang kek

eskipun tidak memiliki bukti yang kuat, Hanifa yakin ibunya pergi menemui ayah Saka sebelum pulang ke rumah. Terliha

atap langsung pada Hanifa, "Malam ini kita makan malam

a senyum merekah di wajahnya, "Begitukah? Siapa? Apa seseora

gan itu sudah berhasil membuat ibunya t

ti." , kata sang ibu, menol

i ini akhir pekan dan aku tidak ada bimbingan belajar, apa boleh aku pergi

u sudah di rumah sebelum

ambah gerakan tangan yang ia letakkan dekat peli

*

enginap di tempat penuh aroma obat-obatan. Ia lebih memilih tidur dengan posisi duduk di samping kekasihnya dibandingkan tidur dengan ny

yang tetap bersikukuh berpegang kuat pada ranting, mengingatkan pada dirinya saat ini. Meskipun tetesan permasalahan dan beban pikiran datang menghujaninya, ia

ela dan menatap lurus ke luar jendela. Saat wanita di tempat t

il Vina denga

ahnya yang mulai berkurang. Untuk tersenyum saja ia butuh usaha yang besar karena tenaga yang ia miliki sekarang tidak banyak. Ia sudah tidak bisa lagi merasakan olahraga ringan s

tanya wanita itu lagi, mulai ke

bergeming dan enggan hanya untuk membuk

a membawa tas selempang dan bukannya tas punggung yang bi

au tidak pulang ke rumahmu, sayan

k membuka suara untuk menjawab pertanyaannya. Benar saja, akhirnya Saka mau berbal

Saka mau mengangkat kepala dan

u memanggil namanya dan juga memanggil dengan panggilan sayang. Bibirnya gemetar, tidak sanggup untuk mengucapkan sepatah kata pun

an suara gemetar, "Bagaimana ji

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Lamaran !2 Bab 2 Memaksa Atau Memohon 3 Bab 3 Yang Tersembunyi 4 Bab 4 Janji5 Bab 5 Keluarga Hanifa 6 Bab 6 Pertimbangan 7 Bab 7 Kesepakatan 8 Bab 8 Dua Belas Aturan 9 Bab 9 Bertentangan 10 Bab 10 Skenario Tak Terduga11 Bab 11 Bubar12 Bab 12 Keputusan13 Bab 13 Akhirnya Bertemu14 Bab 14 Kekesalan Saka 15 Bab 15 Tangga Darurat 16 Bab 16 Kebohongan Putih17 Bab 17 Pelukan Pertama18 Bab 18 Pencapaian Baru Vina19 Bab 19 Yang Mengerti Saka20 Bab 20 Sandiwara Untuk Vina21 Bab 21 Masa Lalu Yang Kembali22 Bab 22 Singa Betina23 Bab 23 Perdebatan Ibu Dan Anak24 Bab 24 Dua Garis 25 Bab 25 Keputusan Ayah Saka26 Bab 26 Konflik Pagi27 Bab 27 Kecerobohan Hanifa28 Bab 28 Wanita Tak Terduga29 Bab 29 Kelas Saka30 Bab 30 Skenario Gila Lainnya31 Bab 31 Antagonis Atau Protagonis 32 Bab 32 Kunjungan Pertama Untuk Menemuinya33 Bab 33 Beruang Kutubnya Memudar34 Bab 34 Keluhan Sang Lumba-lumba35 Bab 35 Hanifa Terancam36 Bab 36 Petarung Kecil37 Bab 37 Pengakuan Saka38 Bab 38 Cerita Malam39 Bab 39 Dansa Terakhir40 Bab 40 Pagi41 Bab 41 Mahasiswa Aneh42 Bab 42 Alasan Vina43 Bab 43 Lamaran44 Bab 44 Di Balkon45 Bab 45 Masa Kritis46 Bab 46 Tempat Penyebrangan47 Bab 47 Menyebrang48 Bab 48 H-249 Bab 49 Tuxedo Saka50 Bab 50 Malaikat 51 Bab 51 H-152 Bab 52 Perasaan Baru53 Bab 53 Siapa Memasuki Hubungan Siapa54 Bab 54 Gagalnya Rencana Saka55 Bab 55 Sebuah Foto56 Bab 56 Rumah Mertua57 Bab 57 Balada Pinjam Baju58 Bab 58 Malam Pertama59 Bab 59 Masa Lalu Kedua Orangtua60 Bab 60 Dansa Pagi61 Bab 61 Hari Murung Hanifa62 Bab 62 Apartemen 70363 Bab 63 Pindah 64 Bab 64 Mendadak Mual65 Bab 65 Hantu Iseng66 Bab 66 Sosok Sang Hantu67 Bab 67 Pesan Anonim68 Bab 68 Tawar Menawar69 Bab 69 Angin Besar70 Bab 70 Awal Kesalahpahaman 71 Bab 71 Meregang 72 Bab 72 Perang Dingin73 Bab 73 Keributan Di Lorong74 Bab 74 Alkohol Pertama Hanifa75 Bab 75 Menginap76 Bab 76 Mati Lampu77 Bab 77 Ingatan Yang Kembali78 Bab 78 Kejutan Lainnya79 Bab 79 Kunjungan Mertua 80 Bab 80 Chemistri Baru81 Bab 81 Masakan Maut 82 Bab 82 Perasaan Baru 83 Bab 83 Rutinitas Malam84 Bab 84 Hadiah Bulan Madu85 Bab 85 Dia Lagi86 Bab 86 Di Balkon Kantin87 Bab 87 Perintah Kakak Ipar88 Bab 88 Pencarian Johan89 Bab 89 Rencana Licik Untuk Saka90 Bab 90 Akhirnya Bertemu 91 Bab 91 Konser Masa Lalu92 Bab 92 Makan Malam Tim93 Bab 93 Tawaran Menggiurkan94 Bab 94 Permainan Raja 95 Bab 95 Permainan Pencipta Hubungan Baru96 Bab 96 Kecupan Untuk Menutupi Kecupan 97 Bab 97 Mabuk Lagi98 Bab 98 Keanehan Saka99 Bab 99 Malam Biru100 Bab 100 Pagi Setelah Badai