Menikahlah Denganku, Pak!
ak lambat mengiringi gumaman otaknya saat membaca tiap kata dan angka-angka yang sudah familiar namun tak kunjung juga ia pahami. Seakan gerakan matanya
ria di sebelahnya yang sejak tadi menatap gemas ingin mendar
aja ia jelaskan untuk kedua kalinya lima menit yang lalu. Ini adalah pertama kalinya ia menghadapi murid yang langsu
g mendapatkan balasan dari pertanyaan sebelumnya, sem
nya yang sudah terlihat geram menunggu, "Aku hanya akan menanyakan tentang variabel x ku
mm
beberapa detik. Ia menurunkan bahunya dan menggeser selembar kertas it
maka harus disederhanakan dengan sistem eliminasi. Lalu x kua
tikan garis wajah gadis di hadapannya dengan tatapan datar, berusaha menutupi keinginannya untuk membuka kepala isi kepala gadis itu deng
urut
, kata gad
getukkan pensil tersebut pada dahi gadis itu pelan, "Itu kau sudah tahu. Apa kau tah
u, "Aku hanya begitu dalam matematika saja." , katanya samb
ih
kan berlapis emas ataupun permata, dari bentuk dan warnanya saja sudah bisa terlihat bahwa itu semua bukan barang murahan dan mudah didapatkan. Namun interior
ah hampir habis tetapi Hanifa masih juga belum kunjung selesai mengerjakan sepuluh soal dengan jenis so
dah sel
fa tidak mengalihkan pandangannya dan juga gerak ta
langsung meletakan kertas di tangannya t
wajah Hanifa, "Ingat, kau sudah berjanji akan membe
sih mau memeras orang kecil sepertiku." ,
k." , kata Hanifa ganti
maksu
i jam tangan yang bapak pakai. Itu jam limited edition bu
edikit membentuk sebuah senyum
kut tinggal bersama dengan ibunya. Tidak seperti penampilannya yang sederhana dan terlihat kikuk, tutornya itu adalah seor
Saka sepakat untuk menjadi tutor Hanifa, Saka mengajukan persyaratan untuk tidak memberitahukan di
gen jenius dari keluarganya, tetapi yang dilakukan Hanifa adalah prestasi terburuk yang pernah tercatat dalam sejarah keluarga
semua cemoohan itu hanya masuk melalui telinga kanannya dan kembali keluar dari telinga kanannya, tidak keluar da
masih aktif mengurus perusahaan kosmetiknya tanpa bantuan suami karena sudah bercerai sejak Hanifa masih duduk di sekolah menengah pertama tahun akhir. D
ikukuh ingin Hanifa masuk jurusan akuntansi sebelum benar-benar berkecimpung dalam dunia bisnis yang sesungguhnya. Namun, visi dan realita yang terjadi sedikit berten
bagi. Performanya sedikit menurun meskipun pada akhirnya Hanifa tetap bisa menyelesaikan semua soal-soal latihan yang diberikan oleh Saka. Sam
lupa semuanya, hm?" , komentar Saka mengalihkan perhatiannya dari kertas setelah menorehkan nilai A da
, balas Hanifa tidak
mu akhir-akhir ini?" , tanya Saka menyatukan kedu
, "Apa bapak mau membantu menyingkirkan
aku bisa, maka aku
yang bisa membantuku." , katanya setelah berdeba
dan satu alisnya terangkat naik,"Bagaimana bisa
nar-benar kaku dan terlihat membosankan baginya itu,
nya itu, Saka memutuskan untuk tinggal beberapa menit lag
rsandar pada punggung kursi yang ia
Hanifa pun mengubah posisinya dengan menurunk