icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Adikku Seorang Pelakor

Bab 3 Hati yang Perih

Jumlah Kata:1121    |    Dirilis Pada: 23/06/2022

ash

ain, mungkin rasa sakitnya tidak akan sedalam ini.

ini dengan adik kandungmu," Budhe Lastri menarik napas, "tetapi, kamu harus bisa berpikir jauh ke depan. Nasi yang sudah menjadi bubur tidak mu

sesak." Aku menepuk-nepuk dadaku. Memberitahu

pa itu dapat menyelesaikan masalah? Lalu, bagaimana dengan putramu yang masih

nganku semakin kabur karena ada banyak air mata yang menyembul begitu saja di pelupuk

**

u masih tidak ingin bertemu dengan suami maupun adikku. Termasuk anakku, Rio. Aku tak melihatnya. Setiap hari kerjaku hanya melamun, mengutuk

naluri keibuanku. Aku pun meminta Budhe Lastri untuk menemaniku pulang. Meli

Rio terus mencarimu, dia rin

i di dekatnya. Pandanganku hanya terfokus pada Rio. Aku pun langsung memeluk tubuh putra

Maafkan, Bunda sayang ..

gau anakku. Matanya masih tertutup mesk

uga sudah diminum, tetapi panasnya belum juga

Rio ke rumah sak

rti itu. Budhe juga khawatir j

ntar," tawa

as, minta antarkan aku dan Rio ke rumah sakit," pint

entar. Budhe suruh d

ayah Rio, lebih baik aku saja!" Mas

ataku kembali mengumpul, hendak tumpah. Mas Rangga menatapku lekat

siapa yang mengantar. Hal terpenting adalah membawa Rio ke rumah sakit. Dia b

terdengar menjauh. Meninggalakan kamar tempat Rio berb

nda ada di sampingmu. Kamu harus sege

aku bersalah. Aku dan Nindi khilaf. Kami bersalah dan menyesali perbuatan kami. Biarkan kami menebus kesal

lakukannya? Nindi hamil! Artinya kalian tidak mungkin melakukan hal itu hanya sekali.

njauh dariku. Aku lupa bahwa di dekatku ada Rio yang terbaring sakit. Mungk

" aku menenangkan Rio yang menangis. Air mataku

rumah sakit!" perintah Budhe Lastri. Mungkin tadi dia

**

lalu datang setiap hari, tetapi aku mengusirnya. Hari itu, kami akan membawa pulang Rio. Mas Anas dan Laili da

s? Mengapa kalian tam

li tampak berpan

Anas berhenti bicara sejenak. Tampaknya ingin mengeta

a berpikir tentang Nindi. Mengingat kebersamaan kami. Nasibnya yang malang, yang

ang? Ada di mana dia?" Aku membrondong Mas Anas dengan

ak," Laili yang menjawab ka

Anas, anatarkan kami ke tempat Nind

emang sangat marah kepada Nindi atas perbuatannya bersama suamiku. Namun ternyata, rasa sayang yang kumiliki untuk N

ak berdiri mematung di depan pintu. Sepertinya di

ertanyaan Budhe Lastri membuat Mas Rangg

he tanya apa?" Mas Rangga

u menyela sebelum Budhe Lastri mengulang perta

. Aku rasa itu karena kehamilannya. Namun tadi, dia tiba-ti

n mata berkaca-kaca. Dirangkulny

a semoga tidak terjadi se

ga sempat berpandangan, seakan berunding siapa yang akan masuk bertemu dengan dokter tersebut. Tanpa kata, kami

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Segores Luka2 Bab 2 Pernikahan Nindi3 Bab 3 Hati yang Perih4 Bab 4 Adu Mulut5 Bab 5 Lelaki Egois6 Bab 6 Keputusan Berat7 Bab 7 Menerima Kenyataan8 Bab 8 Berusaha Ikhlas9 Bab 9 Cinta Terlarang10 Bab 10 Prahara Rumah Tangga11 Bab 11 Demi Anak12 Bab 12 Drama dengan Nindi13 Bab 13 Menyibukkan Diri14 Bab 14 Kemesraan yang Menyakitkan15 Bab 15 Pura-pura Bahagia16 Bab 16 Panik; Aku Hamil Lagi 17 Bab 17 Periksa ke Dokter18 Bab 18 Tak Dapat Menghindari Pertengkaran19 Bab 19 Penjelasan untuk Rio20 Bab 20 Kecemburuan 21 Bab 21 Hasil USG22 Bab 22 Barang-Barang untuk Bayi23 Bab 23 Ulah Nindi24 Bab 24 Nasihat Budhe Lastri25 Bab 25 Kegilaan Mas Rangga26 Bab 26 Harta Gono Gini27 Bab 27 Bukan Janda Murahan28 Bab 28 Rencana Sewa Rumah29 Bab 29 Perang Terbuka30 Bab 30 Isi Hati Nindi31 Bab 31 Rasa Bersalah32 Bab 32 Nasihat33 Bab 33 Membujuk Nindi34 Bab 34 Berpikir Ulang35 Bab 35 Kebingungan Rangga36 Bab 36 Kontraksi37 Bab 37 Operasi38 Bab 38 Menyembunyikan Kenyataan39 Bab 39 Penolakan Nindi40 Bab 40 Bukan Pembantu41 Bab 41 Menemani Rio42 Bab 42 Rencana Budhe Lastri43 Bab 43 Tentang Anak Pak Bahri44 Bab 44 Bertemu Agung45 Bab 45 Mencoba Saling Mengenal46 Bab 46 Kegalauan Mas Rangga47 Bab 47 Nindi Berulah Lagi48 Bab 48 Anak yang Malang49 Bab 49 Gundah50 Bab 50 Api Cemburu51 Bab 51 Pengakuan Mengejutkan52 Bab 52 Keseriusan Agung53 Bab 53 Kejutan Lagi54 Bab 54 Gosip55 Bab 55 Murka56 Bab 56 Neraka dalam Rumah57 Bab 57 Lamaran58 Bab 58 Membanging-bandingkan59 Bab 59 Pelampiasan60 Bab 60 Persiapan Pernikahan61 Bab 61 Hari Bahagia62 Bab 62 Terpisah Jarak63 Bab 63 Kembali Pulang64 Bab 64 Gelagat Nindi65 Bab 65 Membeli Rumah66 Bab 66 Berunding67 Bab 67 Kangen Budhe68 Bab 68 Iseng69 Bab 69 Iri Hati70 Bab 70 Negosiasi71 Bab 71 Suami Idaman72 Bab 72 Pindah Rumah73 Bab 73 Program Hamil74 Bab 74 Mengganggu Lagi75 Bab 75 Mengelak76 Bab 76 Merajuk77 Bab 77 Uring-uringan78 Bab 78 Garis Dua79 Bab 79 Memanjakan80 Bab 80 Biar Menjadi Kejutan81 Bab 81 Ujian Kesabaran82 Bab 82 Dilarang Stres83 Bab 83 Bukan Pernikahan Impian84 Bab 84 Healing85 Bab 85 Saling Percaya86 Bab 86 Hadiah dari Ayah87 Bab 87 Acara Syukuran88 Bab 88 Belanja Perlengkapan Bayi89 Bab 89 Operasi90 Bab 90 Si Cantik Menggemaskan91 Bab 91 Tamu Tak Diundang92 Bab 92 Tuduhan Nindi93 Bab 93 Gagal94 Bab 94 Informasi95 Bab 95 Air Mata Palsu96 Bab 96 Rubah Betina97 Bab 97 Rumah Sakit98 Bab 98 Kemarahan Mas Agung99 Bab 99 Pertengkaran Besar100 Bab 100 Kecelakaan