icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Adikku Seorang Pelakor

Adikku Seorang Pelakor

Penulis: Yoemi
icon

Bab 1 Segores Luka

Jumlah Kata:1122    |    Dirilis Pada: 23/06/2022

enapa dia bisa setega itu?” tangisku pecah tak terkenda

Lastri sambil berusaha memelukku yang

eka manikamku dari belakang. Adik yang aku besarkan penuh kasih sayang, ternyata begit

, rasanya tak sanggu

*

a. Di mana selalu ada cercah bahagia setelah duka melanda. Kata mereka yang bijak, ketika Tuhan menyayangimu, maka jalanmu semakin terjal. Ujianmu akan s

sa bahwa mereka hanya sedang berusaha menghiburku yang menyedihkan. Memberi setitik harapan semu sebelum aku mati kelu. Namun, d

, selama menyandang status sebagai makhluk, tak akan ada yang bisa menjawabnya dengan segal

alah manusia bunglon yang pandai berpura-pura. Dunia ini adalah panggung teater, tempatku menipu dalam semu. Siapa yang aku tipu? Orang-orang di sekelilingku? Tidak, bukan mereka. Lebih tepatnya aku se

an. Pedih dan perih seperti nasi dan lauk yang aku telan setiap hari. Ini cukup untuk bisa membuatku tertawa denga

hidupan. Tak ada pilihan kecuali menjalaninya. Merangkai hari dengan air mata. Menyulam waktu yang sunyi dengan kidung hati yang mengurai kecewa dan tangis sembil

**

tuaku meninggal, hanya dia yang aku miliki. Ya, kami yatim piatu. Ibu meninggal ketika melahirkan adikku. Sedang bapak, telah berpulang kepangkuan Sang Khaliq ketika usiaku genap dua puluh t

yangnya, hidupku sudah tidak normal lagi. Apalagi ketika melihat siapa yang hendak menikahi adikku. Laki-laki itu, dia adalah orang yang

k …” kata Budhe Lastri,

dah terasa bagai di neraka. Aku tersiksa. Ingin menangis, berteriak, dan marah. Tapi marah pada siapa? Adikku? Suamiku

dada. Kecewa yang menyeruak. Marah yang tak dapat kulampiaskan. Entah rasa apa lagi yang membaur di hatiku. Jika tak inga

dalah keputusanmu sendiri, kan?” Budhe Lasti menepuk bahuku

memang keputusank

. Air bening itu semakin menganak sungai menyusuri pipiku. Lalu, kupeluk a

ngis?” tanya buah h

dak menangis. Ini mata bunda

tangisku tak terdengar. Meski kami berada di kamar, tetapi di luar telah banyak tamu yang berdatangan. Aku tak i

tri kembali menguatkanku. Kali ini

kku,” gumamku. Entah Budhe Lastri mendengar

dititipkan di rumah Budhe Lastri ketika bapak pergi bekerja. Dia juga selalu menguatkanku diwaktu aku terpuruk dan mengalami masa sulit. Seperti saat ini.

u ke depan atau tidak?” tanya Laili, anak kedua Budhe

Begitu juga denganku yang tak lagi memeluk anakku. Aku

u ke luar, ya? Nanti Bund

Laili yang langsung menuntun tan

ntukmu, tetapi kau pasti bisa melaluinya. Budhe yakin, Allah sayang sama

mbali memberi p

aku kuat

Rasanya ingin kembali menumpa

embimbingku berdiri. Dia menuntunku ke luar kama

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Segores Luka2 Bab 2 Pernikahan Nindi3 Bab 3 Hati yang Perih4 Bab 4 Adu Mulut5 Bab 5 Lelaki Egois6 Bab 6 Keputusan Berat7 Bab 7 Menerima Kenyataan8 Bab 8 Berusaha Ikhlas9 Bab 9 Cinta Terlarang10 Bab 10 Prahara Rumah Tangga11 Bab 11 Demi Anak12 Bab 12 Drama dengan Nindi13 Bab 13 Menyibukkan Diri14 Bab 14 Kemesraan yang Menyakitkan15 Bab 15 Pura-pura Bahagia16 Bab 16 Panik; Aku Hamil Lagi 17 Bab 17 Periksa ke Dokter18 Bab 18 Tak Dapat Menghindari Pertengkaran19 Bab 19 Penjelasan untuk Rio20 Bab 20 Kecemburuan 21 Bab 21 Hasil USG22 Bab 22 Barang-Barang untuk Bayi23 Bab 23 Ulah Nindi24 Bab 24 Nasihat Budhe Lastri25 Bab 25 Kegilaan Mas Rangga26 Bab 26 Harta Gono Gini27 Bab 27 Bukan Janda Murahan28 Bab 28 Rencana Sewa Rumah29 Bab 29 Perang Terbuka30 Bab 30 Isi Hati Nindi31 Bab 31 Rasa Bersalah32 Bab 32 Nasihat33 Bab 33 Membujuk Nindi34 Bab 34 Berpikir Ulang35 Bab 35 Kebingungan Rangga36 Bab 36 Kontraksi37 Bab 37 Operasi38 Bab 38 Menyembunyikan Kenyataan39 Bab 39 Penolakan Nindi40 Bab 40 Bukan Pembantu41 Bab 41 Menemani Rio42 Bab 42 Rencana Budhe Lastri43 Bab 43 Tentang Anak Pak Bahri44 Bab 44 Bertemu Agung45 Bab 45 Mencoba Saling Mengenal46 Bab 46 Kegalauan Mas Rangga47 Bab 47 Nindi Berulah Lagi48 Bab 48 Anak yang Malang49 Bab 49 Gundah50 Bab 50 Api Cemburu51 Bab 51 Pengakuan Mengejutkan52 Bab 52 Keseriusan Agung53 Bab 53 Kejutan Lagi54 Bab 54 Gosip55 Bab 55 Murka56 Bab 56 Neraka dalam Rumah57 Bab 57 Lamaran58 Bab 58 Membanging-bandingkan59 Bab 59 Pelampiasan60 Bab 60 Persiapan Pernikahan61 Bab 61 Hari Bahagia62 Bab 62 Terpisah Jarak63 Bab 63 Kembali Pulang64 Bab 64 Gelagat Nindi65 Bab 65 Membeli Rumah66 Bab 66 Berunding67 Bab 67 Kangen Budhe68 Bab 68 Iseng69 Bab 69 Iri Hati70 Bab 70 Negosiasi71 Bab 71 Suami Idaman72 Bab 72 Pindah Rumah73 Bab 73 Program Hamil74 Bab 74 Mengganggu Lagi75 Bab 75 Mengelak76 Bab 76 Merajuk77 Bab 77 Uring-uringan78 Bab 78 Garis Dua79 Bab 79 Memanjakan80 Bab 80 Biar Menjadi Kejutan81 Bab 81 Ujian Kesabaran82 Bab 82 Dilarang Stres83 Bab 83 Bukan Pernikahan Impian84 Bab 84 Healing85 Bab 85 Saling Percaya86 Bab 86 Hadiah dari Ayah87 Bab 87 Acara Syukuran88 Bab 88 Belanja Perlengkapan Bayi89 Bab 89 Operasi90 Bab 90 Si Cantik Menggemaskan91 Bab 91 Tamu Tak Diundang92 Bab 92 Tuduhan Nindi93 Bab 93 Gagal94 Bab 94 Informasi95 Bab 95 Air Mata Palsu96 Bab 96 Rubah Betina97 Bab 97 Rumah Sakit98 Bab 98 Kemarahan Mas Agung99 Bab 99 Pertengkaran Besar100 Bab 100 Kecelakaan