icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Adikku Seorang Pelakor

Bab 4 Adu Mulut

Jumlah Kata:1158    |    Dirilis Pada: 23/06/2022

n. Dia sepertinya depresi, jadi sangat penting untuk menjaga agar suasana hatinya tetap baik. Jangan membuatnya benyak berpikir

Rangga menerima resep yan

enemui adik saya

. Silakan. Adik

h, Dok. Perm

ter muda itu t

enuju brankar tempat Nindi berbaring. Tiba-tiba Mas

pakah sudah dibayar

pertanyaan itu deng

a?” tanya Mas

lam tasku. Kuberikan kertas itu

yelesaikan admintrasinya dulu.” M

sudah beralih menuju tempat Nindi. Adikku yang malang. Tu

ra Nindi lirih terdengar. Dia b

dak boleh banyak bergerak. Demi anak

engandung anak dari suamiku. Di sisi lain, aku tidak tega melihat kondisi Nindi yang demikian lemah. Dua puluh tahun, aku ikut mejaga dan membesarkan Nindi. Demi keba

, sebagai seorang kakak, aku tidak tega melihat adikku yang memelas dan tak berdaya

annya pelan. Tangann

tangan Nindi. Jemari lentik dan

u sangat

yang dapat membuatmu nyaman. Ingatlah, di dalam rahim

emudian, ada butir-bitir bening yang merembes dari sudut matanya. Aku menyeka air mata itu. Hatiku

jianmu seberat ini?

**

erdamai dengan takdir. Aku merenung, instropeksi diri. Mencoba mencari ketenangan dengan mendekatkan diri pada Tuhan. Mungkin selama ini aku terlalu bany

adalah wanita lemah dan rapuh. Sejak kecil, harus menjalani hidup yang tidak mudah. Banyak duka dan nestapa yang kulalui. Aku hanya punya satu pilihan, menghadapi setiap kenyat

an keputusanmu?” Budhe Las

ri. Bibirku masih kelu, belum sanggup menjawab pertanyaan itu.

a-tetangga mulai menjadikan kami sebagai bah

u hingga menutupi wajah. Mataku sudah sembab berminggu-ming

sambil berkata, “Jika itu menjadi keputusanmu, kita akan membicarak

eyakinkan diriku sendiri jika aku tidak salah melangkah. Karena itu, aku but

tusanmu, Budhe akan mendukungnya. Kau dan Nindi sudah Budhe anggap sebagai putri sendiri.

ari, masalah keluargaku telah menjadi beban pikiran untuk ‘ibu’ yang sebenarnya tidak memiliki hubungan darah denganku ini. Aku p

yang lebih baik dari ini? Aku lebih memilih menyandang status sebagai janda dari pada melihat Nindi terus-terusan dicemooh dan digunjing

u tidak dapat melupakan bagaimana kesedihan Nindi waktu itu. Bapak kami sampai menitihkan air mata karena Nindi selalu menanyakan tenta

tahu. Hari ini aku ingin membicarakannya dengan Mas Rangga. Sedangkan Nindi, untuk sementara waktu, biar

sehingga berkata demikian?” tanya Mas Rangga setelah

etika kau berhubungan dengan Nindi? Apa kau mas

n menceraikanmu. Aku mencintaimu, Wulan

. Dia menolak keinginanku. Sela

. Selain itu, Nindi juga sedang mengandung anakmu. Kau harus

alian saling membentak. Masalah ini sudah jadi buah bibir di desa kita. Janganlah kalian menambahnya dengan pertengkaran yang

ercerai dengan Wulan. T

ikir tentang Nindi dan anak dalam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Segores Luka2 Bab 2 Pernikahan Nindi3 Bab 3 Hati yang Perih4 Bab 4 Adu Mulut5 Bab 5 Lelaki Egois6 Bab 6 Keputusan Berat7 Bab 7 Menerima Kenyataan8 Bab 8 Berusaha Ikhlas9 Bab 9 Cinta Terlarang10 Bab 10 Prahara Rumah Tangga11 Bab 11 Demi Anak12 Bab 12 Drama dengan Nindi13 Bab 13 Menyibukkan Diri14 Bab 14 Kemesraan yang Menyakitkan15 Bab 15 Pura-pura Bahagia16 Bab 16 Panik; Aku Hamil Lagi 17 Bab 17 Periksa ke Dokter18 Bab 18 Tak Dapat Menghindari Pertengkaran19 Bab 19 Penjelasan untuk Rio20 Bab 20 Kecemburuan 21 Bab 21 Hasil USG22 Bab 22 Barang-Barang untuk Bayi23 Bab 23 Ulah Nindi24 Bab 24 Nasihat Budhe Lastri25 Bab 25 Kegilaan Mas Rangga26 Bab 26 Harta Gono Gini27 Bab 27 Bukan Janda Murahan28 Bab 28 Rencana Sewa Rumah29 Bab 29 Perang Terbuka30 Bab 30 Isi Hati Nindi31 Bab 31 Rasa Bersalah32 Bab 32 Nasihat33 Bab 33 Membujuk Nindi34 Bab 34 Berpikir Ulang35 Bab 35 Kebingungan Rangga36 Bab 36 Kontraksi37 Bab 37 Operasi38 Bab 38 Menyembunyikan Kenyataan39 Bab 39 Penolakan Nindi40 Bab 40 Bukan Pembantu41 Bab 41 Menemani Rio42 Bab 42 Rencana Budhe Lastri43 Bab 43 Tentang Anak Pak Bahri44 Bab 44 Bertemu Agung45 Bab 45 Mencoba Saling Mengenal46 Bab 46 Kegalauan Mas Rangga47 Bab 47 Nindi Berulah Lagi48 Bab 48 Anak yang Malang49 Bab 49 Gundah50 Bab 50 Api Cemburu51 Bab 51 Pengakuan Mengejutkan52 Bab 52 Keseriusan Agung53 Bab 53 Kejutan Lagi54 Bab 54 Gosip55 Bab 55 Murka56 Bab 56 Neraka dalam Rumah57 Bab 57 Lamaran58 Bab 58 Membanging-bandingkan59 Bab 59 Pelampiasan60 Bab 60 Persiapan Pernikahan61 Bab 61 Hari Bahagia62 Bab 62 Terpisah Jarak63 Bab 63 Kembali Pulang64 Bab 64 Gelagat Nindi65 Bab 65 Membeli Rumah66 Bab 66 Berunding67 Bab 67 Kangen Budhe68 Bab 68 Iseng69 Bab 69 Iri Hati70 Bab 70 Negosiasi71 Bab 71 Suami Idaman72 Bab 72 Pindah Rumah73 Bab 73 Program Hamil74 Bab 74 Mengganggu Lagi75 Bab 75 Mengelak76 Bab 76 Merajuk77 Bab 77 Uring-uringan78 Bab 78 Garis Dua79 Bab 79 Memanjakan80 Bab 80 Biar Menjadi Kejutan81 Bab 81 Ujian Kesabaran82 Bab 82 Dilarang Stres83 Bab 83 Bukan Pernikahan Impian84 Bab 84 Healing85 Bab 85 Saling Percaya86 Bab 86 Hadiah dari Ayah87 Bab 87 Acara Syukuran88 Bab 88 Belanja Perlengkapan Bayi89 Bab 89 Operasi90 Bab 90 Si Cantik Menggemaskan91 Bab 91 Tamu Tak Diundang92 Bab 92 Tuduhan Nindi93 Bab 93 Gagal94 Bab 94 Informasi95 Bab 95 Air Mata Palsu96 Bab 96 Rubah Betina97 Bab 97 Rumah Sakit98 Bab 98 Kemarahan Mas Agung99 Bab 99 Pertengkaran Besar100 Bab 100 Kecelakaan