Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku
dget agar perusahaan tetap berjalan normal. Pasti kau tidak tahu karena Fathan melarangku memberitahumu. Begitulah caran
ang, tetapi baru saat itu Ghina menyadari betapa Fathan memperhatikan banyak soal penampilan karena segala yang dikenakannya terlihat serasi, berkelas, dan
au menunggu lama? Kenapa tidak tele
kataku dua kali. Jadi, di sinilah aku," sahut Fathan santai. Gayanya yang santai in
bukan yang pertama kali dia alami. Menjual jasa tujuannya untuk kepuasan pelanggan, sedangkan teori kepuasan pelanggan
" Ghina mengangguk kemudian berjalan mengikuti Fathan. Ghina baru sadar bahwa Fathan tidak membawa sopir saat lampu mobil menyala mengikuti perintah kunci yang dipegang Fathan. Jadi mereka hanya berdua. Ad
a Fathan setibanya di res
ang kalau makanannya tidak enak?" bisik Ghi
k, "Justru itu, aku sengaja membawamu ke sini
tetapi tetap dia membaca deretan menu malam
sudah memesan itu
emelotot pura-pura
emanggil pelayan dan member
njutkan. Wajahnya berubah menjadi serius. Jika bica
jelas bukan proyek sembarangan. Apartemen yang sedang kalian bang
berbicara tentang pekerjaan. Fathan sudah melihat hasil karya dekorasi Ghina di website yang alamatnya ad
ahabatku. Aku merasa nyaman mengobrol denganmu untuk hal-hal yang ringan seperti yang kita lakukan sebelum ini. Oleh karena itu, aku tidak mau kau memilihku sebagai partner karena kedekatan yang kita miliki." Ghina berbicara s
a, "Sikapmu yang begini inilah yang membuatku semakin yakin memilihmu. Ya, meski harus kuakui sebagian juga karena Davina yang terus menyodorkan akun ins
ampuanku biasa saja?" Ghina bertanya gusar.
a diriku sekali lagi makan di restoran yang sebenarnya bukan seleraku? Oh, no, aku tidak akan mengambil risiko untuk proyek ini. Seperti katamu
ini. Aku tidak akan membuatmu menyesal. Malam ini juga aku akan mengirimkan portofolio kami da
n tangan untuk bersalaman ya
esan sebagai makan malam. Ghina merasa bersemangat sekaligus gembira dan ketika dia beranjak tidur malam itu, untuk pertama kali dalam hidupnya, s
Pantes kamu anteng
engan ketukan satu jari kau
terg
nya nyaman dijadikan teman ngobrol
uruh aku menyiapkan b
lebih sering be
amamu dari list meeting besok p
anak
orang
engan tawa yang merekah sebel
n Ghina mengunjungi lokasi apartemen yang akan
rget marketingmu adalah pasangan muda. Kurasa konsep minimalis modern sudah sangat tepat. Kebanyakan pasangan muda sekar
ada satu lagi kendala yang ingin aku
anya kepadaku. Kita berdua sama-sama me
hitung ulang semuanya dan terpaksa harus memangkas pengeluaran separuh d
dget yang dia ajukan diacc Fathan seratus persen. Bekerja dengan modal yang cukup pas
na." Fathan memijat-mijat keningnya. "Kalau terpaksa mungkin aku
atanya juga semakin jelas. Ghina sampai berpikir untuk merekomendasikan obat tidur miliknya sendiri. Masalah keuangan perusahaan Fathan tampaknya memang sangat serius. Dia
tti di restoran yang pernah kita
annya dengan budget?"
Ghina tersenyum. Dia tahu Fathan butuh jeda sedikit untuk menenangkan pikirann
a lega sekaligus senang. Sekilas dia melihat senyum itu adalah senyum Omar. Senyum bahagia suaminya ketika Ghina berhasil membuat menu s
rhatian para pengunjung restoran lainnya. Belakangan mereka baru menyadari bahwa bukan ma
usus untuk masalah kita kali ini, aku akan memanfaatkan
i bangkunya. "Terangkan lebih j
da jauh dari kota. Kalau outletnya ada di kawasan Tambora. Aku mengenalnya dengan baik secara pribadi. Aku yakin bi
" seru Fathan senang dan tanpa sad
untuk proyek-proyeknya. Lagi-lagi, dia hanya mengira jika itu hanya efek dari kelegaan atas satu masalah yang terselesaikan. Dia belu
perbincangannya dengan Davina di Cafe beberapa hari lalu, Ghina bertekad untuk tidak lagi melibatkan perasaannya. M
yang terjadi. Jangan ada ya
n kita yang salah
n Lulu adalah sahabat baik
arik napa
yanya kepada pria yang sekarang terlihat lusu
alik bertanya. Davina menggelengkan kepalanya. Entahlah,
angmu. Jadi sekarang kamu paha
h, tetapi yang terpenting sekarang adalah mereka saling mempercayai dan mendukung dal