Catatan Rahasia Sekretaris Suamiku
n suamimu. Aku melihat mereka sekarang sering bertemu di luar kantor. Sepertinya kau harus lebih belajar
imkan kepada Lulu. Foto biasa, saat Ghina dan Fathan sedang menikmati makan malam di pinggir p
Keisengan Arumi memotret keduanya diam-diam membuat posisi Fathan seolah-olah sedang mencium Ghina. Lulu pasti mendapatkan foto
n laptop karena korban yang lupa untuk mematikan laptopnya. Saya rasa ini spo
n. Pembicaraan pribadi di ponsel korban menunjukkan Ibu Ghina mempu
ipanggil ke sini mempunyai kesamaan, bersahabat dengan korban dan mempunyai hubungan bisnis dengan Pak Fathan, itu saja." Ghina menjawab dengan tegas. Seharusnya memang sep
Ghina dari amukan wanita paruh baya yang datang dan marah-marah. Pertama kalinya Ghina disentuh seorang lelaki setelah kem
epaskan pelukannya. Hendra dan sekuriti m
k apa-apa?" tanya
berusaha membersihkan diri dengan sapu tangan y
apa pun," gumam Ghina. Pikirannya melayan
juga menuduhnya begitu. Apakah ini memang nasib seorang janda? Menjadi tumpahan kekesalan para istri? Padaha
yang memintan
avina adalah orang yang paling sering menemani
imu untuk orang lain,"
benar-benar dapat menarik hati Ghina. Berkali-kali dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia
e yang menguar dari wajahnya. Fathan tidak setinggi Omar. Ghina tidak perlu berjinjit untuk dapat menyentuh bibir Fathan dengan bibirnya sendiri. Tidak!
dengan canggung. Dia berharap Fathan tidak m
. Tanpa berkata apa pun dia menarik tang
ajak aku ke man
tetapi malah berkata kepada Hendra. "Cancel semua janji
Hendra sambil men
tor, naik ke mobilnya dan berhenti d
Ghina lenyap dalam cium
k saling bicara?" Fathan memand
tu kemudian turun dari mobil, berjalan berputar lalu mem
n kepadanya barusan, dosa tidak untuk dibicarakan. Kali ini saja, Ghina memutuskan untuk menjadi pendosa. "Satu kali ini saja." Ghina mengulang-ulang kalimatnya dalam hati bagai
n yang sepanas bara api. Malam belum datang, langit masih te
tidak mengenakan kemeja resminya seperti yang senantiasa dia pakai saat bertemu dengan Ghina. Seperti hari itu, Fathan tampak sangat berbeda dengan kaos oblong berpadu celana
a?" tany
na favoritku,
pi kemudian dia melirik kaus biru yang dia ke
ot sepotong roti lalu men
tu yang lebih lezat selain roti in
li tertawa t
sa mengajakmu mak
"tidak semua orang ma
berkata masih sam
tentang aku?
menyusuri garis telapak ta
keuntungan mereka. Kenyataannya kau tidak bodoh dan sangat menyadari semua kepalsuan yang mereka persem
kah kau sama saja? Semua yang ka
darkan pungungnya ke kursi.
bahak. "Kata-katamu seperti d
u-buru menegakkan punggungnya dan menjawab telpon Davina sam
uk, lalu memain-mainkan s
unci semua pintunya," kata Fathan sambil memegang ponselnya, "bye, Sayang. I l
encintai Davina?" tanya
Fathan menjawab lirih. Dia tahu bahwa
entunya. Hanya saja Davina telanjur mencurigaiku dan mengataiku pela
ai ganti. Tadinya aku tidak ingin mengganggumu
aku belakangan ini?" Ghina menga
a berdua men
a tidak ada pengkhianatan." Kata-kata Fathan cukup melegakan hati Ghina, meskipun sebenarn
mengecupnya. "Kau bilang jam b
"Masih ada cukup waktu
sesuatu yang dibungkus warna b
Madam." Fathan te
itu kepada Lulu. Ghina dan Fathan baru saja melangkah keluar dari restoran tempat mereka
. "Aku tidak percaya kalian ternyata benar
saling berpandang
kau kira." Fathan meraih tanga
doh? Aku tadi sengaja menelpon karena aku telah melih
a memohon. "Kita bi
pa? Omong
ata, "Please, Vin. Kau tahu betapa aku mengharg
tahu sendiri bagaimana kami berkolaborasi dalam proyek apartemen itu, kan
masih tak tahu kenapa
, Sayang." Fathan menepuk-nepuk lembu
a mengangguk bagai orang linglung. Fathan s
perlu untuk mengucapkan selamat tinggal kepadaku," batin Ghina. Dia menge
ng sebelumnya telah lama dia simpan. Ah, ya, s