icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Aku Bukan Sampah

Bab 8 Kabar duka

Jumlah Kata:1340    |    Dirilis Pada: 13/06/2022

a Ib

itu menangis sesenggukan. Suaranya tersen

ng jelas!" desak

"Berlian, yang sabar! Ibum

an seperti yang diajarkan dokter saat terapi. Namun, wanita itu malah terjatuh dan kepalanya membe

durnya. Butuh berpuluh menit hingga kesadarannya kembali. Saat itu juga, Lian menjerit histeris memanggi

dingin itu. Berharap jika si pemilik badan bisa mere

ka. "Yang sabar, Lian! Aku tahu jika ini sangat sulit tapi semua sudah jadi kehendak Yang Diatas. Setiap yan

membahagiakan ibu. Aku belum sempat me

rasa almarhumah ibumu juga

u ...." Bahu Lian berguncang

ia ini. Masih ada aku dan ke

n mereka sudah seperti saudara kandung. Di saat Sofia berduka m

bunya. Namun, gadis itu ambruk lagi sesaat setelah mayat masuk ke liang lahat. Setegar-tegarnya seorang Berlian, tetap saja tidak aka

al. Selama itu kerjanya hanya melamun dengan mulut yang nyaris tak pernah terbuka unt

ang duka dan sama sekali tidak bisa

tegar. Itulah yang membuat gadis tersebut kembali bangkit dari ket

rempuan. Dia duduk pada kursi kayu di belakang rumahnya. Tukang cukur yang tak lain adalah Sofia, terlihat bergerak-gerak lu

gusan kayak dulu. Kamu itu cantik dan

hati. "Secantik apapun aku, tetap saja tidak mun

e rumahnya. Gadis tomboi itu memakai celana jeans panjang dan kaos oblong

teriaknya saat se

si tamu yang ternyata adalah Siti, Bu R

t duduk di sebelah Siti. Si perempuan paruh baya tersenyum

ari kerjaan?" tanya Siti yang d

seorang pekerja. Tapi kerjanya itu ngurusin or

kota, ya?" Lian

ibanding kalo kamu kerja di sini. Kalo ma

kku," jawab Lian antusias. Ia memang membutuhkannya untuk menyambun

yang ada di hadapannya. Seorang gadis tomboi yang sama sekali tidak ia

adalah bawahannya Pak Ringgo, tetangga

ukan diri untuk bekerja di sini. Pak Ringgo pernah bilang jika

sang ibu. Mungkin patut bersyukur karena keadaan ibunya lebih baik daripada si Nyonya yang kepal

"Saya Berlian, panggil saja Lian! Jika Nyonya be

Ibu saja! Saya mengizinkan kamu untuk bekerja di sini sebagai perawat pribadi saya." Entah mengapa wanita itu merasa langsung

an seseorang yang bisa menemaninya secara lebih intens layaknya teman atau seorang anak. S

g jujur dan tulus. Tidak seperti para perempuan muda yang sebelumnya bekerj

gkan Lian berisitirahat di kamar tamu y

ndi dan berganti baju, dia turun ke dapu

apanya saat mendekat ke r

gil Ibu saj

h kenapa wajahnya mendung. Apa mungkin merin

kan punggungnya pada bahu ranjang yang sebelumnya dilapisi

Kamu kasihan padaku?" tanya s

bu." Kepalanya tertunduk untuk

n, kamu bisa mene

i beliau masih ada, saya tidak bisa menelepon karena tidak pu

dak bermaksud mem

apa-a

Hani. Dia juga yang membantunya menghila

rlakuan dan sentuhan gadis itu sangatlah lembut dan tulus. Segala

gat senang melakukannya karena ... rasanya seolah saya sedang mengurus ibu sendiri. Ehm ... ma

seperti ini rasanya punya seorang anak perempuan." Senyum yan

ada majikannya. Sebenarnya dia merasa canggung saat m

aya harus me

au bagaimana lagi. Situasi dan kondisinya memang tidak

atap adegan itu dengan terbelalak. Pikirannya sangat nega

kamu lakukan

arena pria asing itu mengepalkan tang

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka