Aku Bukan Sampah
ernama Erni itu memindai teman
ngan-jangan ini kembarannya Lian!"
ungkin kamu tiba-tiba berubah dra
up kepala berwarna kuning yang merupakan baju kerja
arah positif atau sebaliknya. Memang kenapa kalau penampilanku
neh dan apakah ada hubungannya dengan kabar kalau kamu itu sa
lak cowok yang kamu taksir? Siapa sih cowok itu? Oh ... apa Ardi, m
i timbul hoax lagi! Yang jelas, aku sekarang lagi bosen jadi cewek. Ja
kening Lian. "Kamu masih waras, kan!
la itu! Sebentar lagi bel masuk, masih mau kepo atau siap-siap kerja? Ini lihat, man
ucap Nia yang langsung m
p lekat. "Kalau kamu ada masalah, ngomon
m kelu muncul di bibirnya dan matanya sediki
du yang bersembunyi di balik senyum tipis. Tapi jika Lian belum mau bercerita maka dia tidak ingin m
di luar gedung berlarian. Ketiga gadis bagian sens
sar di mejanya!" ucap seorang wanita yang m
akan terjadi. Gadis itu bangkit dan melangkah dengan san
n Lian dipeca
peringatan. Kasihan dia kalau sa
l bergerak dengan pekerjaan
uk menghadap Bu Dewi yang menatapnya ta
ya dulu buat kasih penjelasan. Memang kamu pikir ini perusahaan milik orangtuamu? Di mana tanggung j
pengawas besar yang s
alah diam saja? Kamu pikir saya ini radio butut? Aneh, saya merasa seperti bicara sama maya
merasa bersalah. Jelas itu membuat Bu Dewi makin naik pi
lah Pak Bram, manager line A. Pria dengan
sar yang sudah tahu kode tatapan atasannya.
eluar dari ruangan manager dengan wajah lesu. Langkah
a tak bertulang. Meski sebelumnya sudah bisa menduga
kkannya ke laci meja periksa. Kedua temannya menangis saat Lian
ng yang tidak menyukainya. Lebih baik fokus
asap membumbung menutupi sebagian wajahnya. Meski sesekali terbatuk-batuk a
jalan raya. Posisinya berjongkok dengan sebelah tangan me
esanannya datang. Pria berja
alu membuang cup minuman ke tempat samp
ojeg lalu memberikan ongkos. Hal tidak terduga terjadi, Darma yang entah muncul dari mana k
tahu Ayah?" Darma berkacak pinggang. Gayanya sudah seperti seorang
di sana. Melengos pergi begitu saja. Andai dia tahu jika pria gila itu
ian lalu menampar pipi
kik Lian seraya memegang pipi. Dia tidak ped
amu tidak boleh berboncengan dengan laki-laki meskipun
an sambil melengos. Dia se
Darma dan menanyakan tent
anggap sebagai anak kandung sendiri. Saya bertanggung jawab atas
merindukan momen itu juga untuk berjaga-jaga agar ayah
r yang diberikan suaminya. Jadi, Darma bisa b
saat ayah tirinya mendadak muncul diu ibumu yang sedang pulas! Dia tidak akan bangun karena aku sud
na kepalanya terasa berputar-putar. Pandangannya buram da
ang. Dia tidak perlu mengeluarkan ban
tidur, kan segalanya jadi lebih mudah. Lain kal
dan membawanya ke kamar lain un
di kamar lain dalam keadaan polos tanpa kain, hanya ditutupi
aku jadi lebih bersemangat untuk
encolek dagunya. Pria itu malah tergel
i. Dia pergi ke kamar mandi yang terpisah dari kamar.
Dia merasa lebih jijik dengan tubuhnya ya
n tubuh ini agar tidak bisa
runcing itu ditatapnya dalam-dalam. Perlahan diarahkan ke pergelangan tangannya. Satu goresan saja maka caira
dang mandi, B
deras. Tidak seharusnya dia melakukan ini!
n aku yang harus mati, tapi Darma! Aku