Aku Bukan Sampah
emelototinya dengan garang. Jangan lupakan juga kepal
enapa datang tanpa mengucap salam tapi malah mau menye
ng tukang pengeretan!" pekik si pria hendak memb
ia kepala lima itu. "Dia adalah per
dai makhluk di depannya dengan intens dari at
ki sebenarnya ingin balik menonj
husus untuk merawat Bu Hani." Ga
ng mau menggoda mamaku. Habisnya penampilan kamu itu sangat tomboi." Sat
intah Nyonya rumah. Mungkin ia ingi
Hani lamat-lamat, sosok ibu yang sangat ia cintai. Sebenarnya Satr
geri saja, ya? Biar cepa
auh. Sebenarnya kalau kamu sering pula
ah berkerut itu. "Mama kan tahu ka
a tahu!" Untung saja mulut Bu Hani sudah tidak kak
r have fun! Aku tidak
Mama ingi
mendengar hal yang sangat ia benci. Ia tidak mau
u berhubungan
h sering meniduri perempuan.
rakter yang berbeda dan aku tidak siap untuk itu. Asal Mama tahu kalau aku
a untuk menikah. Satria selalu ada alasan untuk menolak.
ria itu tersentak karena di sana ada sosok lain. Terlihat di bangku yang menghadap
itisan sundel bolong yang nyamar jadi manusia? Mungkin sekarang dia sedang bersiap mencabut pak
emantik api dari dalam saku jaket. Satria menyaksikan sendiri jika Lian menghisap benda
dan otaknya mendidih. Jelas ia tida
"Heh, cewek setengah jadi! B
gisap rokok tanpa ragu. Biarkan saja, toh sudah terlanjur kepergok. Namun, Satria me
sengit. Menurutnya, Satria sudah t
candu dan saya melakukannya hanya seseka
ang tepat untuk berada di sekitar orang yang kusayangi. Dan apa yang kamu lak
di sini, jauh dari Nyo
ng kamu kenakan, nanti malah kecium sama M
pastikan
eraya menodong wajah Lian dengan telunjuk. "Kamu itu pembangkang!
melakukan hal tersebut. "Tolong jangan bilang ini pada Bu Hani! Saya s
"Kalau begitu, kamu harus berhenti merokok mulai
pa kali. "Ya, saya jan
a aku masih akan mengawasi gerak
ta unik macam Berlian. Bisa-bisanya sang ibu men
ebih parah sakitnya. Sebelum itu terjadi
kah ke arah pintu yang digedor keras dari luar. En
r ...!"
i hadapannya. Satria, anak majikannya yang terhormat itu rupanya yang sudah seenak
nggu di kamarnya," jelas Satria
Bu Hani, aku pasti sudah menjit
ekspresi tajam dari majikannya. Entah apa penyebabnya? Apa ja
inya saling terikat dan meremas pelan. Jantungnya berdegup tak beraturan karena mengkhawat
seorang perokok?
knya. Ternyata laki-laki itu yang sudah membeberkan