Aku Bukan Sampah
lan be
yang timbul dari benda yang dia pegang. Sebuah
i. Jika hasil tesnya positif maka hidupnya akan makin hancur.
mpuan muda itu membawa ibunya untuk berjemur di halaman rumah sedangkan dirinya be
g, siang in
dan terintimidasi. Dia sudah tenang saat Darma bekerja di luar kota sebulan yan
Ayah bilang katanya
a. Ketakutan dan kemarahan
kembali?" tanya Ayu pada put
ng. Ayahku cuma satu!" k
apmu sekarang jadi berubah? Bukannya dulu kam
i rumah teman." Tidak berniat
g siang ini. Sebaiknya
laki gila itu bukan ayahku! Aku tidak mau melihat waj
Pasti ada alasan dari s
umohon
melas membuat Ayu tidak bisa mencegah lagi
ini dia belum mengetahui alasan di balik transformasi mencengangkan dari Berlian.
terlontar dari mulut Lian yang sel
waan dan luka mendalam. Namun, Sofia sama sekali tidak bisa
a sudah pulang? Kenapa k
!" Sebatang rokok yang utuh dinya
h tahu kenapa sekarang kamu ja
ingga membuat temannya tersentak. Sejurus kemudian memaling
nya kamu butuh teman curhat atau sedang dalam masalah, aku siap me
k akan kuat mendengarnya. Biar aku saja!" Tawa hamb
melihat kepedihan Lian yang
h mengusik orang-orang yang mendengar.
saat ini berdiri di depan pintu utama. Kedua tangannya ditan
ni bersama Sofia. Bu Ayu sudah men
bertanggungjawab atas masa depannya. Bagaimana jika
anya ayahnya Sof
tidak mengincar Berlian saat sedang ada kesempatan!" S
Anda pikirkan!" Tuan rumah menunjuk-nunjuk wajah si tamu yang tak tahu sop
a muncul diikuti Be
ah Darma hendak menari
ya hak atas hidupku!" cerc
ituduh yang bukan-bukan," timpal Arya, kakak d
o-an mereka yang begitu menggunung. Saling ber
erpaksa menuruti keinginan
ia saat temannya
atkan bahwa dirinya baik-baik s
i pakaian dan mengambil sebilah benda tajam yang disembunyikan
n-main sudah
Dadanya naik turun memendam amarah. Dendam
n Lian. Benda disimpan di bawah kasur. Pintu sege
muanya agar hidup kita bisa tenang! Doakan saja a
enarnya? Ibu sama sekali tidak
dari rumah ini! Sekarang lebih baik Ibu
ak enak." Meski begitu akhirnya Ayu pergi ke kamar se
11 m
nilah yang dia tunggu, kesempatan untuk melancarkan mi
tuhanku?" Seringai menjijikan it
rinya mengelus punggung hingga ke bokong Lian. Si gadis mengeratkan gigi-giginya untuk menahan amarah yang sud
yikan pisau di bawah pahanya meski masih ada dalam genggaman. Ja
arma ketika memperhatikan bokong
wajahnya. Padahal dia baru saja ingin membuat pos
ratur menyadari jika keadaan
benda setajam itu! Aku ... tid
atapannya makin runcing sedangk
dingin bercucuran. Dadanya meletup-letup saking panik dan takut.