Enemies Wedding
l
naik pitam bahkan hanya dengan melihat seorang lelaki menyelimuti tu
berniat menutupi tubuh itu. Belum mendarat, sudah ditarik dan dihempas Anj
tidaknya jarak ini dapat sedikit menenangkan Anja yang tak dapat mengontrol s
n menyentuh apa yang
lagi sewaktu-waktu Lovani akan terbangun, alih-alih mencemaskan dirinya sendiri. "Ent
r
ikit terkejut, pula balas mencengkram pergelangan Anja yang men
u
nya itu, memicu gelora tak terdefinisikan darinya. Merasa bahwa hanya ia yang panta
a a
hkan tak terkejut lagi. Terlihat tak peduli, tapi baik Rane,
ebih banyak lagi udara dingin merayap masuk ke dalam tubuhnya tanpa seizin darinya. Ke
n pakaiannya, membungkuk hormat pada Lovani. "Maaf telah mencip
atinnya sendiri, ditambah dengan pekerjaan tak habis-habisnya membuat ia meri
ang bersama saya, atau rumah saya selamanya akan terkunci untuk An
kit lagi ia akan tumbang. Tetap memancarkan aura terang yang tiada akhirnya itu. "Ambil saja semuanya jika Anda me
gkuhnya di atas dada. "Saya bukan tipikal orang yang akan terbujuk dengan hal itu, Tuan Anja. Ba
dipermalukan seperti ini, di depan karyawannya sendiri, di de
ekik sampai tidak dapat bernapas lagi. Ratapan semacam itu yang terpancar saat Anja berusah
narik lembut Rane untuk pergi ke sofa sana. "Keputusan ada di tangan saya. Untuk sekarang, sebaik
*
bunyi beriringan berkali-kali, menciptakan bunyi konstan pengan
ani bahkan tak membiarkan hatinya beristirahat dan tenang sekejap pun. Apakah penantian dua
annya di mata akibat terlalu banyak diejek, direndahkan, dan dicaci maki oleh Anja. M
ak yang diciptakan Lovani bagai ombak
bersama seseorang yang menyulut kobaran api tak pastinya itu. Ia tidak suka
l
itu bagaikan singa yang akan menghabiskan pasangan lain dari harimau wanita itu. "Masuk, Non
i di samping mobil. Terus bercengkrama dengan ekspresi tenang
Sejak pertama bertemu saja, Anja sudah tahu siapa yang memendam
"Saya duluan, Rane. Tentang laporan dan berbagai yang be
dengan senyum kecil miliknya. "Dan terima kasih untuk te
yang tercipta untuk Lovani, kemudian membalik tub
sa itu. Melihat wajah Anja saja sudah mual. Tapi apa daya, tampaknya ia memang akan
maskulin dan mint menyeruak kala Anja mengempaskan kembali bokongnya mendiam
h hal yang cukup menyesakkan juga untuknya. Tapi bukan ha
mpang di belakang sana! Namun demi kenyamanan telinga dan kepalany
ng itu. Memposisikan dagunya yang bertopang tangan agar