Enemies Wedding
! T
rurat meskipun Tuan meminta saya untuk tidak m
l
ng terbuka, mulai dikaitkan kembali. Sayu bergegas menyembulkan separuh tubuhnya agar keada
haannya itu menunduk, tak berani bersitatap ataupun berspekulasi macam-macam
nya lagi. Tangan kanan dan kirinya mengaitkan dasi kembali di sekitar lehernya. Me
*
ertama kali menginjakkan kaki di lobby perusahaannya. Jauh di depan sana, keru
anjangnya terpancang indah. Sebelah lengannya menekuk, bertumpu p
butnya, 'Undefeated Woman.' Aura dan dominasinya pantas diacungkan jem
-menit yang lalu!" seru Lovani lantang. Posisi berkacaknya telah berganti jadi bersedekap dada. "Kenap
ngin. "Kalian semua masuk
il. Sebagiannya beranjak, sebagian lagi masih bergosip. Memic
, sudah termasuk sebagai salah satu bentuk tanda bahwa ia
puncak piramida. Perkumpulan banyak itu telah menipis. Hingga akhir
ada gentarnya. Namun, bersikap leb
ek Anja. Terukir seringai kecil y
a ini. Dibandingkan hanya melalui ponsel, dibandingkan hanya mengoceh tid
etik Lovani menjeda, menikmati paras rupawan yang ingin menerkamnya, wanita anggun itu bertutur mengancam lagi. "Besok-besok, saya yang akan datang dan membakar
upakan tentang di mana keduanya berada saat ini. Abaika
benarnya sama rata. Postur mereka berdua mendukung untuk bertarung. Kilatan
snya tampak menawan itu malah terlihat seperti pria brengsek yang akan merusak seorang perempu
Kini wanita itu mengambil langkah beraninya. Memukul mundur seseorang yang sebenar
asil menampiknya. "Dan ini adalah pertemuan kedua yang saya harapkan tidak ada lan
a Lo
ya kesal." Secepat kilat wanita itu bergerak menyudutkan seseorang yang sa
habis. Sampai mana tingkatan wanita itu berada? Dan sekarang, Lovani sendiri berada di tingk
nunduk sedikit lebih rendah, merasakan sendiri embusan n
ang wanita y
tinggi dari sebelumnya. Seolah ingin menjunjung
itu dengan seringai sepadannya. "Bukan begitu cara mai
i," ancam Lovani bengis. Hendak menampik, tapi kegesitan Anja adalah suatu kebolehan dan keleb
tanya Anja sinis. "Dengan perilaku Anda membakar bunga pemberi
l
" Lovani berseru tegas. Sengaja mendesak hidung mancung keduan
g-masing dengan menyundul kening agar si lawan mundur. "Anda sudah kehabisan topik dan bahan pemb
takut dengan Ibu
ita itu beradu. Tak dibiarkan menganggur, kedua tangannya bergerak mencengkram kerah kemeja Anja tanpa
getahui titik kelemahan wanita ini. Untuk apa Anja sibuk-sibuk membalas? Memang pos
Lovani mengacungkan jari kurang ajarnya tepat ke wajahnya. "Sekali Anda
erbalik ke belakang. Menendang satu tong bes
nya yang merekah, bergumam, "Maka akan saya jadikan kamu sebagai mili