icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terjerat Gadis Manja

Terjerat Gadis Manja

Penulis: R U M B L E
icon

Bab 1 HAI GADIS MANJA

Jumlah Kata:1496    |    Dirilis Pada: 09/06/2022

ak

laki itu menghembuskan napas kasar sekali sebelum membalikan

yut manja di lengan Morgan. Morgan tidak tertarik memandang kekasihnya yang bertubuh tinggi sepundaknya itu,

dingin, cuek dan tidak suka keramaian, berbanding terbalik dengan Bianca yang periang dan lebih sering terlihat manja kepada orang terdekatnya. Terkadang orang-orang tidak yakin b

SMA-nya dulu itu. Sebenarnya kedua pihak orangtua tidak memaksa Morgan dengan kata lain memberikan kebebasan penuh untuk pria itu menolak atau menerima perjodohan itu. Namun, sebagai putra tunggal keluarg

p siapapun meskipun ia merupakan putri sulung salah satu keluarga terkaya se-Indonesia. Morgan juga tidak bisa memungki

ek, ingin semua keinginannya terpenuhi, dan sering marah tidak jelas hanya karena Morgan duduk satu kursi dengan klien-nya yang -demi Tuhan Morgan pastikan

tidak mau tahu. Bianca akan marah dan Morgan tidak memiliki pi

ngkarkan tangannya tanpa peduli tolakan Morgan. Ia tahu Morgan tidak

lah,

ulu pertany

k dengan pikirannya sendiri dan t

kesal. Ia sudah pusing dengan pekerjaan kantornya dan kini ditamb

g sama ketika

nya kamu ngasih tau dari awal, bukannya nelpon pas aku sedang meeting, Bianca!" jelas Morgan dengan mempertahankan nada suaranya. Meninggi sedikit saja, mak

Aku ng

an halus di ujung kemeja Morgan. Siapa lagi pelakunya kecuali s

itu. Bagaimana bisa percaya Bianca tidak mencurigainya sedangkan hampir setiap

Ayo kit

g, menurutnya ini adalah salah satu tindakan romantis yang ia sukai. Meskipun tidak yakin itu roma

*

ingkan. Bianca nampak imut dan menggemaskan dalam tidurnya, bibirnya terbuka sedikit dan hembusan napas hangat terasa di sana. Posisinya menghadap ke kiri, memudahkan Morgan melihat campuran wajah imut

bangun membuat Morgan tergugah untuk member

organ berusaha menyembunyikan debar jantungnya yang menggila dan tangannya yang tanpa diper

a Morgan sudah menyadari bahwa si gadis manja berh

puknya. Kamar Bianca terletak di lantai dua, didomina

n selimut walaupun diluar cuaca panas. Maklum saja, sekarang masih p

Mor

dalah Adian, adik kandung Bianca yang kini menginjak usia tu

ah Adian menuju ruang televisi. Lelaki yang baru menginjak usia remaj

et abis mesra-mesraan sama soal ujian." Adian menangkup

dan nggak bangun juga pas aku

uk memasukkan keripik kentang kemulutnya dan mengunyahnya. "Maklum, Kak. K

ing bagi mahasiswa pengenyam bangku kuliah. Apalagi m

Mor

Adian, sementara Bianca mengucek matanya sembari menuruni tangga, terlihat sekali ia masih mengantuk. "Kuk

main game, j

di sebelah kak

ak m

di

enyukai ini, mendengar keributan yang ditimbulkan oleh pasangan kak

. Jangan gan

amu bel

sudah berada di ujung kepala dan bersiap meledak. Tidak, tidak! Morgan tid

ela napas kasar. "Udahlah. Aku mau balik ke k

Morgan membelanya dan membuatnya menang melawan adik laki-lakinya. Namun kali ini Morgan sedang l

i capek, tau. D

arena pekerjaan kantornya yang setinggi gunung, tap

an yang jauh lebih peka da

usah balik ke kantor. Isti

dwal penting. Lagian aku tadi nu

tirahat. Bolos satu hari nggak aka

gan akan susah menjelaskan bahwa urusan kantor tidak semudah tugas kuliah di mana ia bisa membolos sesuka hati. P

mereka. Mereka akan semena-mena dengan kerjaan mereka. Kamu ngerti, kan?" ucap Morgan dengan pelan dan lembut. Semenjak menjadi kekasih Bianca dua bula

i abisnya dari kantor, Kak

ki tangannya mengusap pipi Bianca lembut. Mengetahui Bianca menurut membuat M

i. Adian, aku pergi

Hati-

birnya mengulas senyum miris yang tidak pernah ia tunjukan oleh ekspresi wajah cerahnya. Bianca ti

dak menyu

ak mencint

ti orangtua Bianca tanpa memanda

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka