Terjerat Gadis Manja
ncang ringan dengan relasi bisnisnya. Entah apa yang
h, Bianca menepuk pelan lengan Morgan dan
ahu tempat
dut kiri ruangan. Setelah menyelesaikan urusannya, Bianca mencuci tangannya di wastafel dan memperhatik
g saatnya acara u
ar agar tidak ketinggalan acara utama yang menurutnya adalah tiup lilin. Ia
arang waktuny
nya masih sibuk mencari Morgan dan akhirnya ia melewatkan acara tiup lilin Adriana. Bianca tidak
ana, silahkan potong kuenya dan berikan
da di barisan paling depan. Syukurlah, set
, dan yang terakhir adalah orang yang spesia
tidak terlihat di antara kerumunan orang-orang membuatnya seperti tidak dibutuhkan. Siapa yang menyangka bahwa Bi
organ tidak memiliki pilihan lain selain maju dari tempatnya berdiri. Ia berdehem saat tidak se
h godaan bergemuruh di sekitarnya, Bianca merasakan dirinya kosong. Dirinya seolah bukan hal penting yang perlu
eh goresan perih yang lagi-lagi ditorehkan oleh orang
t kekasihnya tengah tersenyum indah untuk perempuan lain sedangkan dengan dirinya tidak melakukan itu? Meskipun hanya berlandaskan perjodohan,
marah kaki bertumit
ebencian Bianca yang
an cemburu yang meng
nya si gadis man
nca melintas menuju ke tengah ruangan. Dan tidak mungkin gadis itu tidak cemburu jika melihat kemesraan Mor
an
ghancurkan pesta Adriana kar
isana, berdiri tegak di samping seorang pelayan sibuk memunguti beberapa
Bianca. Dan pikiran negatif
nya itu yang ada di pikiran Morgan dan ia tidak memiliki kesabaran untuk ti
*
riknya keluar ruangan. Pria itu langsung menghempaskan
h pu
ri Bianca yang menun
PESTA ADRIANA KAREN
a tangga
nyurutkan keberanian Bianca untuk me
Apa-apaan?! Terus terang menyukai seseorang yang jelas-jelas
ngancurin pesta Adriana karena sifat kekanakanmu! Apa kamu nggak bisa lebih dewasa, hah? Demi Tuha
ek yang menyukainya, jadi
ujung antara ia dan Bianca. Napas Morgan terengah dan Bianca-pun
hat, kak
jenak, lalu melirik Bianca sekilas. "Pulanglah. Pak Agung akan jemput
ak
nti me
k membentak Bianca lebih parah. Bianca adalah gadis manja, tidak menutup kemungkinan jika Bianca akan mengadukan perlakuan kasarnya. Bukan karena Morgan ingin menjaga imej, hanya saja ia malas mendengar orangtuanya ke
Mor
uh menit Morgan menunggu sopir pribadinya datang untuk mengantar Bianca ke rumahnya. Lelaki paruh baya yang baru data
Morgan berucap sementara Bianca sibuk membersihkan sisa air matanya.
beralih pada Bianca.
nya ke Morgan. Bianca terlanjur kesal setengah mati, ia ingin b
gat memb
ah kejadian malam ini. Semoga saja ia tidak perl
*
nya berkumpul menjadi satu membentuk buliran air mata yang terus merembes membasahi wajah cantiknya. Pak Agung
Pak Agung, bisa berhenti sebentar di Coffe
, akan say
nunggu di parkiran sa
merintah saya untuk menga
pa. Biar aku yang ngomong la
permintaan Bianca. Lagipula Bianca terlihat tidak dalam k
ng juga menemaninya di pesta. Paling tidak ia membawa dompet yang berisi kartu kredit dan ponsel kesayangann
k, N
Coffee Shop itu cukup luas hingga kesannya tidak terlalu ramai. Hal itulah yang membuat Bianca tertarik untuk mendatan
nus muffin green tea untuk
gak malas menanggapi perkataan si waiter yang nyatanya tidak benar itu. Yeah
alas Bianca disambut ekspresi terkejut ol
atan sedang ngg
g dengan siapa pun terlebih yang mengajaknya berbicara adalah seorang waiter
fin." Bianca menunjuk kue berwarna hijau
ikan untuk seorang pelanggan yang j
ngan pemilik tempat ini? M
tempat duduk di depan Bianca. "Kamu nggak mau inget-ing
i namanya. Dan yang lebih mengejutkan, Bianca s
emilik Coffee Shop ini, dan i
ilah pada ingatan Bianca yang
Raf
fae