Terjerat Gadis Manja
memutuskan untuk keluar dari kantor perusahaan keluarga Morgan. Tak ia perdulikan siapa pun yang menyapanya, termasuk wanita di meja
adinya untuk menjemput, sebab Bianca masih ingin sendiri dan tidak di ganggu. Bianca memang lelah, namun ia membutuhkan suatu hiburan untuk mengusir kema
n cukup sepi. Maklum saja, sekarang matahari tepat di puncaknya,
a yang hanya menggunakan blus lengan pendek selutut yang nanti bisa membaka
ng tak tentu arah dan
adapan Bianca, Bianca tahu ada yang berubah dari tubuhnya. Ada desiran aneh, ada perasaan hangat, dan ketertarikan untuk selalu memandang paras rupawan
n perpustakaan berpelitur cokelat di sudut sekolahnya. Bianca tidak menyukai keramaian, itulah yang menyebabkannya berteman dekat dengan sarang laba-laba perpustakaan, aroma khas buku pelajaran, dan mungkin lebih parah memiliki hubungan khusus dengan penjaga perpustakaan di mana mereka lebi
lalu manja, sepe
ntas. Pria itu tidak tahu apa pun mengenai Bianca serta dua orang yang menghidupi Bianca -Papa dan M
ang membuat Morgan muak dan membencinya. Tapi tidak ada suatu tindakan yang tidak disebabkan oleh suat
anya. Berbeda dengan Bianca, Morgan berhasil memenangkan hatinya di pandangan pertama. Jika Morgan tidak menginginkan, lalu bagai
nnya dibalik topeng keceriaan. Seperti yang Mama aj
an hingga menyadari sesuatu di atas kepalanya yan
ang. Bianca tersentak dan otomatis memutar kepalanya. Di belakangnya berdiri seseora
fae
nca dan mengamati raut wajah Bianca di sampingnya seraya mengibaskan map
Bianca, cafe Rafael cukup jauh dari tempatnya sekarang. Dan Bianca jug
ni. Terus aku keliatan seseorang yang miri
us k
ng tepat. Toh Bianca juga tidak tahu kenapa dia
egar." jawab B
ri nggak segar." Rafael mendapat satu pukulan keci
is yang tadi menangis satu jam b
habis
ertanyaan yang sudah pasti jawabannya. Ya, Bianca memang menangis. Menghabiska
cuman ...
karena ka
pa
narik tangan gadis yang mulai memerah dan untunglah pemilik
*
ebuah restoran yang tidak jauh dari taman kota. Pria tinggi itu mendesah
hu bahwa Bianca tidak ingin masuk ke sana, entah karena apa. Jadilah mereka berdua
nap
mau p
ahkan belum mencari meja. Tem
g. Kamu bisa mak
aktir. Itung-itung buat pera
ktirmu, tapi aku ngga
ia sadar gadis ini adalah si keras
h, Ran. Aku nggak akan minta kamu n
juga tidak suka mengalah. Matanya melihat ke w
ael, toh dirinya memang butuh sesuatu yang menye
Nona B
a, diikuti Rafael yang berada
nya, merasa pernah mengenal pria masku
taris Pak Morgan,
alau tidak salah saat Bianca ikut Papa untuk bertemu Morgan dan pria itu
n kami, kebetulan Pak Morg
tuk pulang pada Rafael. Agar tidak bertemu dengan pria yang beb
ngannya bukanlah ide yang bagus, Bianca memilih
ini sudah saya b
embawanya sesuka hati. Syukurlah, dengan demikian Bianca hanya perlu mengucapkan maaf dan membungkuk pada Doni untuk menolak. Bianc
a, pria itu terlihat tampan luar biasa menggunakan kemeja hitam minus jas kantornya. Dan seperti biasa pula, berhasil mengoptimalkan kerja
anc
tiba-tiba Rafael men
lah tak kunjung mendapat jawaban dari Bianca.
tomat saja," ucap Bianca dan
anan
h. Aku ngg
a nggak makan
ang kalau lapar jadi
e Morgan, dan entah sengaja atau tidak, pria itu juga memandang ke arahnya. Bianca berp
a yang sempat dibencinya itu berjalan ke arahnya
um akhiri semuanya. Akhiri dulu,
aimana pria itu dengan mudah memberi isyarat untuk mengakhiri hubungannya dengan Bianca, seolah hubun
alah sedikitpun pada Bianca dan berusah
i dalam menyakiti
rasaan cinta dalam hatinya untuk Morgan. Jantungny
n, me