Terjerat Cinta Sang Dokter Pujaan
a berkedip. Ingin sekali ia mengangkat panggilan itu, tapi kembali ia urungkan. Bisa jadi Leddy salah paham nanti. Mahe melirik ponselnya sebentar dan ke
yang mengalihkan p
Mahe sedang menatap ponselnya. "kenap
apa-napa k
bali benda itu berdering. Menampilk
Leddy menelpon.
adi Mahe. Lelaki bertubuh tegap itu meraih ponselnya dan menekan tombol mera
nggak di
an kamu." J
er Leddy telah baik pada anda. Dokter Leddy juga sangat menci
kearahnya. Baru kali ini ia merasa takut dimarahi seseorang. Mungkin karena pr
apa yang bisa aku lakukan? Saat aku hendak melakukan itu, bayangannya
ah wanita yang masih dicintainya. Yana menghela napas berat, dokter Leddy saja yang cantik t
dan memasukkan kembali pada tas jinjing, kemudian ia
kesedihan yang terpancar dari mata Mahe, membuat perempuan itu tersadar seketika bahwa pria disebela
getahui hal itu. Pernikahan yang sudah lama direncanakan harus kandas seketika. Bahkan, keluarganya juga ikut menghil
at kesedihan itu. Ia menghela napas panjang dan melanjutkan ceritanya lagi. Pria itu mera
lidahku kelu. Melihat wajah tulusnya selama ini. Tapi, apa yang bisa aku lakukan, hatik
ng sering dilemparkan Mahe pada semua orang yang ditemuinya. Kenapa dia selama ini menyimpan itu sendiri? Yana melirih dalam hati. Sementara ia juga mengalami masalah dengan
ba pada Leddy yang hanya jadi pelampiasan pria itu. Entah apa yang akan
in, orang yang bapak cintai itu pasti akan ke
surd ini. Terimakasih sudah ada disiku, terimakasih sudah kasih support
sa senang bisa jadi teman curhat Mahe. Meski,
nuju ruangan masing-masing. Mahe memberikan senyum terindahnya pada Yana. Sebuah senyum yang men
*
a. Usianya baru menginjak sepuluh tahun. Namun, penyakit yang menggerogoti tubuhnya membuat gadis itu terlihat seperti berumur delapan belas tahun. Mon
ketika kejadian yang sama juga sempat menimpa ibunya sehingga wani
pasang alat infu
Baru kali ini ia merasakan grogi ketika menghadapi pasien kritis. Biasanya saat prau menghampirinya. "lo
gak kua
ambil alat infus dari tangan Vera dan
sakit menuju taman belakang yang ada air mancurnya. Tanpa d
saja terjatuh kalau tubuhny
menunduk menyembunyikan air matanya dar
ih menunduk. "lain kali, kalo jalan harus hati-hati. Ini rumah sakit, ban
ddy hingga punggungnya men
nyanya ketika melihgat bunda saat melihat
mi Vera, meskipun ia tak tahu ga
lagi." Pria itu memeluk
e rumahnya. Leddy mendadak menghentikan langkahnya saat melihat sang ayah di depan ruang bersalin. Matanya kembali berlinang, tangannya mengepal kuat.
nya ia membuktikan pada sang ayah, bahwa dirinya bisa tumbuh dengan baik tanpa kehadiran seor
rdiri menyamakan p
nya agar pria itu menyesal telah me
esar, nak!" l
matanya yang berkaca-kaca. Beliau tak henti-hen
ah memelu
, rindu itu terpaksa dipendamnya ketika mengingat pengkhianatan yang dilakukan ayahnya demi wanita itu. Leddy bahkan tahu, ayahnya dulu seorang kepala keluarg
sayang. Maafin ayah yang telah mengabaikanmu dan juga i
memanggil dengan sebutan kitty. Leddy bukannya senang dengan pangg
gan sebutan itu lagi. Aku jiji
mosinya, agar pria yang berstatus sebagai ay
membenci ayah, nak. Ayah s
nya yang sudah jahat pada ibunya. Baru saja ia ing
uga anak alhamdulillah sehat. Bapak bisa
kasih d
al dulu." Dokter Rani berlalu men
ak lain dari wanita penggoda itu. Bibirnya gemetar, tangannya mengepal kuat. Dadanya serasa sesak. Kenapa dunia begitu kejam kepadanya, kenapa duni
Leddy." Lirihn
lagi Leddy anak kesayangannya. Namun, karena peristiwa itu membuat beliau
*
a dan menatap album kenangan waktu kecil. Sebenarnya hari ini Leddy pulang lebih awal setelah bertemu ayahnya tadi. Hatinya masih berusaha untuk menerima kenyataan bahwa ay
ntang kehidupan dan juga temannya. Leedy sangat dekat dengan ayahnya, gadis itu lebih suka curhat ke ayahnya dari pada sang ibu. Namun, masa remajanya tak ditemani oleh pria itu. Sehingga Leddy tumbuh dengan kebencian yan
akiti ibu. Maafin aku, Bu." Gadis itu mengangkat kepalanya
maan dengan hujan yang turun semakin deras. Hari ini bumi seakan mendukung g
ejadi-jadinya. Menyebut nama i
Bu. Nggak ada satupun yang mendukungku. Aku benci
u kamar Leddy. Mungkin tangis Leddy sangat keras
apa, kok." Sahu
pintu kamar Leddy kini sudah berdiri di dala
berteriak. Dokter ada masalah? Ceritak
sakan yang menyayat hati. "aku nggak apa-apa ko
memerah, gadis itu kemudian menyamakan posisi den
iapa yang sudah bu
amu ngga
annya. Bukan Leddy nggak percaya, hanya saja Viona masih berstatus sebagai pasiennya. Gadis itu harus mengobat
mengganggu tidur
stru aku yang merasa mengganggu dokter Leddy. Maafin aku ya dokter,
Viona. Viona melirik sebentar, kemudian ia kembali menatap Leddy terharu. Seja