Feng Na Na
t di atas sofa panjang yang ada di apartemennya. Aku tak pernah melihatnya memancarkan tatapan tajam dan mengerikan seperti yang ia tunjukan sekarang, selama kami menjalin
ikan, serta perasaan asing yang kurasakan s
pria yang selama beberapa bulan setelah statusnya berganti menjadi tunanganku dengan tatapan berkaca - kaca, jujur me
rkejut seakan - akan ia baru saja sada
nnya padaku. Aku tak tahu hal apa yang membuatnya memukulku hari ini, padahal yang k
elangkah mundur dan menjauh darinya "Na Na.. aku minta maaf, aku tak bermaksud menyaki
bahkan bujukan dan rayuan yang ia lontarkan, saat ini yang terbesit dalam benakku hanyal
u minta ma
n sangat erat hingga aku kesulitan bernafas. Aku lantas memukul dadanya kuat, lalu mendorongnya dengan sekuat tenaga.
udah gila dengan ingin
berhasil membuatku kehilangan nyaliku. Ia lalu berkata "Aku memang berniat m
langkah mendekat. Aku yang menyadari kedatangannya lantas mendapat peringatan tanda bahaya, aku
u hingga aku meringis. Rasa sakit yang kudapatkan dari tarikannya berhasil membuatku menangis saat
ie, le
lon
ong.
ni sangat sepi. Mungkin dikarenakan para penghuni unit aparteme
keluar dari apartemennya karna teriakanku. Merasa frustrasi karna apartemennya tak kunjung terbuka, sedangkan aku terus meronta d
u. Jun Jie membenturkan kepalaku berulang - ulang, hingga aku merasakan kepalaku mulai terluka dan mengeluarkan darah. Meskipun aku memohon, pria itu bahkan tak mendengar
a kau meminta dan memohon seperti itu!" katanya lalu
u
u
kembali membenturkan kepalaku cukup keras hingga aku merasakan penglihatanku terasa
melepasmu, bagaimanapun aku tak akan pernah melepaskanmu,
an sakit, tapi aku kini mulai lelah dan berharap aku mati dan semua ini berakhir. Namun tampaknya takdir masih saja ingin mempermainkank
n orang yang baru saja pulang dari bekerja atau berbelanja. Salah satu dari mere
k seorang wanita yang begitu terkejut
g kini mulai merasa sangat lelah. Saat semua orang ingin menyelamatkanku, Jun Jie menghantam kepalaku kembali
t ini pandanganku mulai tampak mengabur. Nafasku terasa sangat berat, begitu pun dengan mataku yang sangat ingin terpejam, saa
.....
enang dan aku akan segera berada di nirwana. Sayangnya pemikiranku tentang hal itu lantas lenyap ketika aku merasaka
yang masuk melalui cela - cela kecil sebuah benda bergerak yang membawaku. Aku lantas menatap pakaianku yang di dominasi warna p
mendudukkan diriku. Saat baru saja bangun dari tempat yang kutempati ki
dari sebuah peti mati?" t
ng bermimpi, namun pemikiranku tentang hal itu langsung ku tepis jauh bagaimanap
akit, bagaimana aku tiba - tiba bisa bangun dan bergerak, juga bagaimana aku bisa bangun dari peti mati mengenakan sebuah hanfu berwarna puti
ku kembal