Feng Na Na
l sikap waspada terlebih saat aku mendengar beberapa suara langkah kaki seseorang d
u itu, aku akan langsung
dah berada di depan, terlebih pradugaku semakin kuat saat aku melihat bayangan mereka yang hendak membuka pintu. Perlahan pi
ssh
wajah mereka tampak sembab, kedua mata dan hidung mereka tampak memerah. Tatanan rambut mereka mengingatkanku dengan pemeran pembantu dalam drama atau film kerajaan yang kerap kali kutonton. Aku lanta
oleh pria yang menyandang status sebagai tunanganku. Aku sadar jika aku mati di depan apartemennya karna pend
dalam kepalaku, seorang dayang yang baru saja sadar dari keterkejutannya akan kem
tu lantas berlari tak tentu arah sambil berteriak 'hantu'. Refleks aku pun ikut lari tanpa sadar, bagaimana pun saat ini aku hanya berpikir bagaimana caraku untuk menyelamatkan diri. Selain itu aku juga takut dengan makhluk menyeramkan seperti hantu dan sahabat - sah
masih bernafas, masih merasakan sakit dan juga kakiku masih menapak di tanah, l
itu? Tentu saja aku adalah hantu, tapi mengapa aku masih
eta yang begitu mewah dengan ukiran - ukiran yang begitu rumit. Aku lantas teringat jika di dalam kereta terdapat peti mati te
tubuh tampak bergetar menghampiriku dan berkata "Ya--yang mulia, katakan pada hamba jika anda masih hidup dan bukan hant
a, hanya saja hal yang membuatku semakin bingung adalah mengapa pria itu memanggilku dengan sebutan 'yang mulia'? Aku yakin jika pria itu hanya memanggilku dengan panggilan seperti itu. Sebab tidak ada seorang
padaku?" tany
erbicara dengan anda, yan
n yang mulia. Jika kau terus memanggilku seperti itu, aku merasa jika saat i
ba tidak berani" kata pemuda itu la
raya memastikan jika mungkin saat ini memang benar aku hanya sedang Suting drama. Namun tentu saja pradugaku adalah hal yang mustahil, aku jelas - jelas telah mati
el yang sering di kubaca. Namun hanya itu saja yang masuk akal dalam pikirkanku saat ini. Tanpa menunda waktu, aku pun bertanya
a seperti itu yang mu
aja pertanyaanku" desakku yang me
nya yang berhasil membuatku seakan - aka
k mun
gah memerankan sebuah drama kolosal, atau se
ama kerajaan bukan?" desakku
Siting eh- maksud hamba, Suting itu ap
bagian dari skenario dalam drama atau film kerajaan yang ku bintangi pupus, pemuda di
an romance, tapi aku tak pernah berpikir akan mengalami hal yang sam
hanyalah mimpi buru