Feng Na Na
mbuktikan jika aku adalah putri kerajaan Feng yang asli. Yang benar saja, hanya karna ia memiliki kekuasaan yang tinggi, ia dengan seenaknya memberi perin
hanya karna kau memiliki kekuasaan!" teriakku kesal lalu mundu
ngkan diri anda" pinta pengaw
ain itu, aku hanya memintamu membuka bajumu, bukan menanggalkan semua pakaianmu. Kau tentu saja masih memakai dalaman bukan? Aku hanya ingin memastikan kau memang putri mahkota kerajaan Feng, Feng Na Na, calon permaisuriku.
us, bagaimana anda bisa bercanda dengan meminta mei -
ulan sabit, dalam catatan kelahiran kerajaan Feng, hanya calon p
ada disini berpikir jika kau melakukan aksi mesummu di hadapa
ku mereka sama sekali tak mengenalku karna pada dasarnya hanya
"Kemari, atau aku yang ke sana dan merobek pakaianmu di depan semua orang
h karna menahan gejolak amarah. Pada akhirnya aku berdiri di hadapannya, dan dengan cepat ia melepas cengkeraman tanganku pada kerah bajuku dan mem
aku memunggunginya dengan bahu yang sedikit terbuka. Hanya beberapa saat, aku merasakan benda hangat
n hal itu!" teriak pangeran Feng Lan
nku dengan semula seraya berbisik tepat di telingaku dan berkata "K
ngkitannya hari ini, kita anggap saja sebagai mukjizat dan keajaiban tengah terjadi di kerajaan Feng. Dan untuk mensyukuri keajaiban
Li" pan
membelikanku makan dan mengambilkanku
, pastikan kau tidak lalai menjaganya untuk kali
ia putri mahkota hingga titi
yakan keselam
*
tu cukup lama hanya dengan duduk berdiam diri dan merasakan sakitnya sebuah guncangan akibat roda kereta melalui jalan berbatu, kin
kopat itu. Dari tempatku saat ini, suara keramaian dan kerlap kerlip cahaya lampu kamera menyapa indra pendengaranku. Penasaran dengan
ng terjad
ku menembu
di hadapanku, besar harapanku aku bisa meraih pundak orang yang tengah membelakangiku tersebut, sayangny
ngapa aku tak bisa menyentuh siapapun? Apakah a
sama ku ingat adalah salah satu karyawan perusahaa
embuat karyawan perusahaan keluargaku lantas maju menerobos kerumunan saa
g Na Na" pekiknya terkejut saat melihat jasad seorang wanita canti
asih mengelilingi tempat kejadian di mana polisi mulai mengambil bukti - bukti
sana sedangkan aku jelas - jelas disini?" kataku cu
i jiwa yang gentayangan?" tanyak
ntas kembali memasuki ragaku yang terbaring kaku, sayangny
A
ang kali pula ragaku menolak jiwaku kembali menyat
ika pada akhirnya aku hanya akan menj
nya di sana aku masih bisa hidup meski harus beradaptasi