Mr. Right
n Ca
ncicipi espresso." Pandangangannya menjelajah berkeliling dan sekejap kemudian binar di wajahnya men
tutup. Masih ada waktu. Kau
ten
gadis SMA tadi saat Alan mengatakan memberi kesempatan tiga atau empat l
oleh duduk di ma
alan pada Dean. Pria itu berjalan lurus dan mend
e setelah berdiri di seberangnya. "Kami menyediakan
g. "Itu saja u
pan sosoknya sudah berada di dapur. Tidak perlu menunggu lama,
gka kau datang
esai agak lama. Karena malam ini aku harus menyetir cukup jauh, k
au terlalu berlebihan mempromosikan usaha kakakm
ku belum pernah menjumpai bari
ambil satu cangkir untukmu
kup hari ini, jadi aku menolaknya. T
"Yah, mungkin lain kal
iku lagi," kata An
kafe tutup, Angie memutuskan akan memberitahu sahabatnya lain waktu. Lagipula, sesungguhnya Angie sangat ingin menikmati saat-saat ini,
ng
r panggilan mendesak tersebut.
apa kau membantu di
di akhir pekan dari sor
isu yang sedang beredar di surat kabar, bahkan iklan yang sering muncul di sela-sela aca
menyukai teman mengobrolnya. Namun, otak dan sebagian besar organ di tubuh Angie
jahnya menyiratkan rasa tidak enak hati. "Harusnya
pat. "Tidak. Tidak.
agak merah. Apa kau
ecuali bersikap bodoh dengan melamunkan orang yang berada di
"Astaga. Ini sudah waktunya kalian tutup kan? Aku melih
i belakangnya. "Tidak apa-apa
pi di sini." Dean bangkit dari tempat duduknya. "Berapa aku harus membayar secangk
wab Angie ta
an. Aku akan
tiran dariku karena kau sud
s dilakukan olehnya. "Ini bukan sogokan, kan? Jangan-jangan kau berhar
harap seperti itu," jawab
as. Meskipun tanpa sogokan pun aku akan tetap melakuka
sih untuk
ih juga unt
agak lemas seketika. Namun, entah bagaimana wanita itu juga tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang bur
ngguh mengerikan cara dirinya mendambakan Mr. Right sahabatnya sendiri
rima kasih untuk espresso nikmatnya," kata
n menuju pintu. "Kuharap kau
osan melihat wajahku sering muncul
h, aku tidak akan pernah
malunya, setelah menyadari ucapan tanpa pikir panjang yang baru saja terlontar
n, Dean memecahkannya dengan tawa. "Nah, kua
mengayun tertutup di didepannya
hmu." Alan tiba-tiba muncul, membuat wajah Angie semaki
n bertali yang menggantung di pintu bagian a
ia? Paca
ya t
g teman dan seorang laki-laki
benar-benar butuh tidur," katanya mulai merapikan meja dan kursi. "Oh,
a gratis. Jarang sekali adikku memiliki seorang teman laki
emberikan balasan apa-apa, Tony, yang sedang mengelap meja bar
emancing," bantah
ony mengabaikan sahutan Angie. "Kuharap dia bi
umamkan pe
an seisi kafe. Dan Alan membagikan sepuluh dolar untuk kedua pegaw
rakhir kita hari ini," kata Angie menjawab
bil
ap
u-" Alan sengaja mendeskripsikan Dean seperti itu karena selain tidak mengetahui namanya, di
u berhenti
pi untuk teman laki-laki adikku yang datang berkunjung kan
gabaikan tawa tertahan Tony. Lalu, dia bertany
mas
ggu di luar." Angie meraih t
sepeda. Namun, di satu sisi dia juga tidak terlalu membutuhkan kendaraan itu. Sepeda semasa kuliahnya masih bisa mengantarnya ke manapun dia mau.
ti saat melihat seseorang berdiri menyandarkan tubuh
au masih