icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mr. Right

Bab 6 Enam

Jumlah Kata:1402    |    Dirilis Pada: 22/05/2022

ik kakaknya, saat sepedanya terhenti. Dia beranjak turun lalu berjongkok untuk melihat ada

akang minggu lalu. Dan sekarang aku harus men

h dia sudah mencapai jalan willow. Artinya dia tidak perlu berjala

Tiga kios setelah jalan masuk, ada sebuah toko yang menyediakan bermacam-mac

a pintu dan berjalan memasuki toko yang juga

n badan di atas gramofon segera mengubah sapaannya setelah mengenali wajah ta

Apa kau punya ran

ni. Kecuali satu...." Pria dengan rambut dan jenggot yang te

ku minta tolong padamu untuk mengurus sepeda yang ku

adaku. Kau

kasih,

setelah peker

kasih la

ang cukup ramai. Jalan raya dipadati banyak kendaraan, meskipun tidak sampai menimbulkan kema

enyerupai kantin sekolah di mana sebagian besar pengunjungnya memakai seragam SMA New High, yang mana merupakan sekolah bergengsi denga

n secara terang-terangan mengerling pada Alan. Tidak bisa dipungkiri bahwa kakak Angie itu mema

dari mereka, yang Angie perkirakan seumuran dengan empat gadis tadi. Sekilas dilihatnya meja panjang d

r. Dia meletakkan tas di salah satu sekat rak di bagian bawah meja kasir, kemudian meraih celeme

k mentraktir teman-temannya di sini." Alan menjawab tanpa

bisa kuk

n empat cangkir cappuccino saat menjawab pertanyaan adikny

guk singkat sebelum m

m kopi dan panekuk memenuhi ruangan. Bahkan dengan tumpukan piring-piring pesana

aru dapat bernapas lega setelah tidak ada lagi yang meminta cafe latte dan camilan tambahan, lebih dari satu jam kemudian. Setengah jam se

y, serta empat gadis di meja dekat pintu yang tersisa-walaupun kini tinggal bertiga karena salah satu dari mereka sedang

g lagi," kata Alan mengembalikan ka

dah sering melihat kejadian serupa selama bertahun-tahun. Mungkin jika

iga temannya di meja, yang tampaknya segera memberi semangat dengan gerakan bol

irik papan nama di keme

Y

a meminta nomor

ian dia menutupi rasa gelinya dengan batuk teredam. Sementara itu,

an bolehkah aku tahu alasan

ji untuk sesekali bertemu. T-tetapi itu jika Anda tidak merasa keberatan, Mr.

ny menyeringai. Seda

bisakah kau mempertimbangkannya lagi?" kata Alan bernada sabar. Angie mengen

, si murid SMA

"Kalau kau masih menginginkan nomor telepon

dis itu berseri-s

yum tulus.

ku pasti da

saat meninggalkan meja kasir. Bersama ketiga temannya, dia pergi meninggalkan kafe. K

gie meletakkan kedua tangannya d

mulai memunguti cangkir-cang

menuduh. "Kenapa kau mempe

mempermaink

rniat mengencaninya,

ilang padanya untuk datang lagi tiga

an bagaimana kalau dia benar-

ut tanda sedang berpikir. Lantas mengangkat ba

akan menjadi sepuluh atau sebelas tahun. Menurutnya akan sangat tidak masuk akal jika Alan menginginkan

buat kakaknya itu terguncang. Sejak saat itu dia tidak pernah menjalin hubungan serius. Semasa kuliah dia justru fokus

gadis yang dia temui di klab malam. Namun, dia tidak bisa meneba

m dia mengatakan sesuatu, A

di sana seperti patung. Selesaikan tuga

idak mengatakan apa-apa. Namun, saat dia menge

teman kencan satu malammu, aku akan melaporkanmu pada polisi," kata

u membawa baki berisi cangki

. "Sekarang pikirinnya lebih matang. Kau tahu d

reka sering bergaul bersama. Bisa dibilang Tony sangat mengenal kakaknya, meskipun tidak sebaik Angie yang tinggal serumah dengannya sampai dua tahun yang lalu. Na

ampun, anak SMA

at tahun lagi dia bukan lagi s

pa

at manis,

angan kau

ngkat bahu, namun b

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka