icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Please, Jangan Panggil Ibu

Bab 10 Guru dan Murid

Jumlah Kata:1573    |    Dirilis Pada: 10/05/2022

da Al

hala yang berlipat," jelas Pak Yusuf, lalu beliau melihat ke arah Banu

nu tidak punya pacar. Jangankan pacar, dia selalu

anu dia tampak tersipu. N

menjawab pelan, tapi

i jomblo, kan?" tekan Pak Yusuf yang masy

ombloan Banu benar-benar diumbar ke publik. Aku saja sampai te

ah Pak Yusuf berangsur mem

ak pacaran. Pacaran itu ya, saya pertegas cuma nambah dosa aja. Jangankan pegang, l

dosa. Kalau udah nikah pegangan tangan dengan suami atau istr

diri juga ikut tersenyum mendengarnya, malah sampai ingat Bu Ta

an, maaf ya, hubungan badan. Itu para malaikat banyak yang doain mereka, tentuya doa yang baik buat mereka. Kebaya

? Aku jadi teringat

es pukul 9.00 pagi. Semua murid kembali ke kelas masi

ilet, sekalian aku juga ingin ke toilet. Tanpa aku duga, sepulang dari toilet Banu teru

Itu pegangan tangan aja udah luntur dosa. Mana kalau pegang yang mulus e

h punya calonnya gitu?" ta

pa, ya?" Banu terkekeh karen

a enggak ada cewe yang mau." PD-nya Banu

a karena toilet memang agak jauh dari kelas, letaknya d

? Btw, gue enggak pernah tahu tuh?" tan

rti apa yang dia suka, meski kita memang cukup dekat. Banu tak pernah membahas

u karena dia en

u membuka mulut mengatakan nam

cewek yang disuka Banu B

berhenti lalu memegang kedua bahu Ban

saran, menatapnya lekat. Entah kenapa hatiku s

alah memukul tanganku yan

umpatnya membuat

telunjuknya agar aku melihat ke arah depan. "Ada Bu Tanika kesini, ma

tajam seperti menyelidik. Aku terpaku melihat langkahnya

apain diem di t

u," jawab

lukan?" Pertanyaan Bu Tanika membuatku sadar tela

edua tanganku. "Homo

tu dari dua tanganku yang di pukul

ar aneh!" Banu tampa

mit Banu pergi duluan dan meninggalkanku yang beg

lihat dia melirikku. "Kamu kenapa enggak masu

menatap dengan tatapan se

pet tua, lho," godaku sembari s

unya karena suasana di sana sudah sepi. Para muri

ah, pasti dia menahan malu. Yap, sekalipun dia m

Tanika kalau dekat denganku. Yang jelas, a

elas dulu, ya?" Sembari melangkah aku menyempatkan membisik

pat, karena tak mau ke

rahnya wajah Bu Tanika mendengar ucapanku

*

suk saat tahu ada mobil Bu Tanika di depan minimarket itu. Sepanjang perjalanan

pelajaran hanya ada satu, setelah acara pengajian. Kemudian setelahnya para murid dan guru pulan

Baru aku sadari semua pakaianku sepertinya sudah dipindahkan ke rumah ini o

Bu Tanika sedang memasak sesuatu di dapur. Tak ada Bu

anika yang sibuk menggoreng sesuatu,

B

masih fokus den

baju aku yang dirumah

ang kini sedang menyimpa

ma buat tadi pagi maaf juga, Bu." Aku cen

sai memasukkan semua potongan ayam goreng ke

f, Bu," guma

telat lagi." Bu Tanika menata

kah menuju kulkas dan meng

assalamualaikum," pamitku berla

*

erlihat Bu Tanika sedang duduk santai

um," salamku b

makan dulu, yuk!" ajak Bu Tanika ters

nya. Kemudian duduk dan meli

?" tanyanya sam

ngangg

am goreng kecap, dia menaruh itu di depanku. Kemu

tuknya sendiri. Pikirku mulai tersadar lagi, entah kenap

ta Bu Tanika mem

ngangkuk.

mulut. Kami saling diam tanpa berkata apa-apa saat maka

menoleh dan menatap Bu Tani

keheningan, "Bu Hemi ke

, katanya ada tamu penting," jaw

u, tanpa menghentikan tangan

atiku dan mencuci tanganny

" ucapku ter

ka sembari mengelap t

. Saya bakal kerja, Bu. Saya bakal nafkahin Ibu lahi

n dahi, seakan tak per

k usah mikir sejauh itu, pernikahan kita sementara kok, kamu enggak

ika Bu Tanika berjalan menjauh, mata ini terus menatapnya.

ggep aku suaminya, ya atau Bu Tanika anggep ak

ar-benar ingin mengakhiri hubungan kita sesegera mungk

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka