icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Please, Jangan Panggil Ibu

Please, Jangan Panggil Ibu

Penulis: Sumiryni
icon

Bab 1 Kecelakaan

Jumlah Kata:1556    |    Dirilis Pada: 10/05/2022

pintu rumah sakit. Dia menggendong anak perempuan yang kaki dan

pria itu berlari dengan tangan gemetar. Wajahnya nampak begitu panik

dua jam

ng dari Singapura berniat untuk pulang ke k

itu. Dia terjebak hujan hingga akhirnya harus

npa menghiraukan sebuah peringatan disepanjang jalan. Peringat

licin. Tetapi, ketika melewati sebuah jalan belokan mobil Faris t

di. Pandangannya tertuju pada kepulan asap dibali

elihat sebuah mobil yang sudah tertindih. Pohon besar menindih mobil

n apa-apa, tangannya tiba-tiba gemetar. Di mobil sepasang nenek kakek nampak dalam keadaan mengenaskan. Kepala si Kakek terben

terperanjat. Faris mencoba mencari, ponsel itu ternyata ada di saku celana si kakek.

ngarkan dengan seksama s

jalan biasa, Yah! Hujannya gede lho, Yah, aku takut

lo,

ni siapa? Ayah saya mana, y

cemas kemudian melihat ke arah mo

ama Arista gimana kabarnya? Mereka baik baik aja

ka saya akan bawa mereka ke rumah sakit te

saya nyusul." Terdengar sua

e saku celananya. Ia lalu membuka pintu belakang mobil itu dan matanya membulat seketika, tak k

lalu menggendong gadis kecil itu ke dalam mobil miliknya. Tak lupa setelah itu,

isu hanya bisa terduduk lesu, menunggu di depan ruang UGD. Dia menunggu gadis kecil yang tadi ia selam

ndapati kejadian yang di luar dugaan. Sementara si wanita tadi, setelah diberit

tuk menunggu si gadis kecil sadar, dan ternyata d

p tangan bekas lumuran darah yang baru saja dia bersih

angsung

a pasien?" ta

a kondisi nya, Dok? Dia baik baik saja, ka

i masa kritis. Kita hanya tinggal me

begitu. Apa saya boleh mel

hkan,

Dok. Saya aka

ersenyum lalu pergi meninggalkan Fari

ng gadis kecil yang sedang terbaring lemah den

han dan sedih melihat kondisinya. Faris duduk di samping gadis

Sebentar lagi ibumu akan dat

aris begitu merasa terluka saat melihat gadi

s memanggil dokter dengan tombol otomatis yang ada di sana. Beb

i akan memeriksanya dulu. Mohon bapak tu

ikl

Ia pun keluar dan kembali menunggu

ans menghampiri Faris dan langsung menepuk bah

mberanikan diri bertanya pada Fa

itu. "Dia ...." Kalimat Faris terhenti ti

nita itu pun malah kaget. Menata

nik

n bertemu dengan ibunya" Tiba tiba sua

g menghampiri dokter di depan pint

bertemu dengan Ibu. Silahkan masuk." Dokt

anika berjalan cepat m

mematung karena tak percaya

tu di SMA. Guru yang tidak lain dan ti

aman, tapi Faris masih selalu memikirkan wanita yang telah menjadi mantan i

sedih? Haruskah dia bahagia karena bisa bertemu lagi dengan Tanika, atau sedih kar

k terhanyut dengan perasaan. Semua sudah berlalu

a. Hingga saat Faris memutuskan untuk beranjak, kakinya baru melangkah beb

ar

enoleh. Tanika berlar

enjadi penyelamat untuk Ari

sama. Oh, ya. Kondisi Ayah--eh ma

mereka menghembus napas terakhir, bahkan sebelum sampai kesini. Mungkin itu yang terba

Maaf, karena aku terlambat datang k

elamat. Aku sangat berterima

lau kita ngobrol dulu atau kamu mau langsung pulang?

Dia dapat melihat sinar mata memilukan di kedua mata T

sibu

ggak ko

Tanika berusaha tenang di tengah gejolak hati yang masih bergemuruh. Rasanya perih sekali di sana. Begi

pi

ucapan terima kas

aris ikuti k

tapi, hatinya masih merepih ketika melihat Tanika yang hanya diam saja. Bahka

B

ka sedikit

Kenapa Ibu enggak makan

gak lape

iya, Bu. Ibu sendiri aja? Ayah Arista, Ibu tidak menghubunginy

atas pertanyaan Faris. Ia menelan ludah, lalu

bagaimana lagi? Tanika merasa tidak mungkin dan tidak

kecewa Faris terdiam. Ia meraih teh ha

ku enggak be

an kamu wajar kok." Tanik

lagi dia sudah memiliki anak. Meskipun tatapan Tanika menunjukkan kekecewaan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka