icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Please, Jangan Panggil Ibu

Bab 9 Memberi Nafkah

Jumlah Kata:1810    |    Dirilis Pada: 10/05/2022

da Al

elalu dirawat. Dia menyuapiku pagi dan malam. Benar-benar seperti

izin sekolah. Rasanya enggak enak

ikan, aku keluar kamar untuk sarapan. Kulih

hendak duduk di rua

ni. Ya, memang agak aneh, karena Bu Tanika bilang kita akan tinggal d

a untuk urusan mandi pun di

antai. Aku dapat menyimpulkan itu dengan jelas, me

h yang bagus, berdinding abu putih itu saat

" tanyanya membuatku

ah, Bu," jawabku

angkuk sup ayam, nasi, egg roll, juga ada buah buahan, jus jeruk dan susu. Segelas a

duk, dia mengambil dua potong roti, lalu

" tanya Bu Tanika, masih me

. Pasti karena melihat aku memakai seragam sekolah

a hari ini," ungkapku menatap serius wajah Bu Tanika. Kami dudu

?" Bu Tanika kembali bertanya

ikut. Detik itu aku belum punya uang, dan lagi uang jajan

. Uang dua puluh ribu itu paling cukup untuk ojek pulang pergi, karena kan rumah ini sepertinya cukup jauh

ang sudah selesai sarapan. Suara gemericik air membuatku menole

h bengong? Mikirin apa sih?"

s mengakui aku enggak punya uang. Apakah aku harus memint

agi?" Bu Tanika ke

lagi, tiba-tiba meletakkan

Sekali lagi jantungku entah kenapa dengannya, seperti listrik menyengat dada dan membuatku terp

dahi, "atau pusing? Yakin mau sekolah?" tanya Bu

perlakuan Bu Tanika. Mata ini malah tiba-tiba tertuju pada bibir merah muda itu. Lekas kupalingkan muka. J

karang," titahnya tegas, "Ibu tahu kamu pasti engga

ternyata Bu Tanika sudah tahu. Kenapa

ai minimarket deket sekolah," tutur Bu Tanika sembari menepu

meninggalkanku sendi

bener, ya kalau guru selalu tahu aja apa yang dipikirin muridn

nya suka ada pembantu Bu Tanika yang datang tiap jam delapan dan pulang jam tiga sore. Dia ART yang membantu p

rparkir di garasi lalu segera masuk. Kulihat di d

Tanika lalu menaruh ker

awabku tersen

ngamannya, kita berangkat," pinta Bu

ngikuti pe

tak mengatakan apa-apa dia

ku memecah

ahut tanpa meli

Bu. Saya kan suami Ibu, harusnya saya yang bertanggu

ngernyit untuk kemudian dia melirikku sambil tersenyu

kalau gitu izinin saya kerja

kan dahi. "Terus sekolah kam

bakal ganggu sekolah saya,"

uman sampai olimpiade, selesai itu kita cerai, kan?" tegasnya sambil menyetir kemudian melirikku sebentar. "Kamu enggak usah

menusuk hati ini. Setiap katanya mem

u Tanika? Dan kenapa rasanya hatiku tak rela? Apa aku mulai

. Sadarlah! Bu Tanika itu guru dia enggak patut

asan Bu Tanika, keadaan mobil jadi hening. Tidak ada lagi yang ingin aku bicarakan

iri perasaan ini. Yang entahlah apa namanya.

ya dari sini." Bu Tanika ke

tikan apa yang aku dengar

i ini ada acara pengajian, kan?

kat." Aku menyodorkan tan

il tanganku dan mencium punggung tangan

Ibu tunggu lagi di sini." Kemudian dia kembali

Dia seolah memberiku harapan untuk boleh memiliknya, namun di sisi lain

as saya sebagai istri menghormati suami say

turun, Bu. Assalamualaikum." Aku denga

ini. Sudah saatnya kembali sekolah, lebih ba

*

kami satu sekolah akan membaca surah Al Mulk, Yassin, dan Al

. Sengaja dibuat luas dan bertingkat, untuk melaksanakan acara ruti

atau apa. Pak Yusuf kala itu membahas masalah rumah tangga. Aku mendengarkan denga

rumah tangganya itu," jelas Pak Yusuf di atas mimbar. "Lelaki akan menanggung tanggung jawab bahkan

n mencari nafkah, mengajari akhlak dan ilmu yang baik bagi anak istrinya dan belum lagi nafkah jug

, dan tentulah sebuah kewajiban pula bagi suami

maka suami tanggung jawabnya lebih besar dia harus mendidik bayi yang istrinya lahirkan itu, membawanya ke jalan yang ben

baik. Maksudnya, perasaan dirinyalah yang paling banyak berkorban misalnya, dan meremehkan pasangan. Berpikir pasa

ahuan tentang rumah tangga

alagi ini, buat anak kelas dua belas yang biasanya udah lulus suka pengen langsung nikah, p

ati, dan tentunya mencintai pasangan kita, kelak jika sudah menikah. Yang terpentin

r, tepatnya ke kelasku. "Nah, sampai situ kira kira ada yang mau b

uk di sampingku, dia lang

menguar gelak tawa semua orang. Termasuk aku sendiri, apa-ap

Mira emang banyak nanya," sahut Pak Yusuf membuatku

Banu, nanyanya yang enak enak mu

wab ya. Enakn

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka