Sahmura Yang Redup
Az-Zahra yang menjadi muslimah pemb
g setia kepada Rasulullah dan rela men
uciannya. Meskipun, ia dihadapkan dengan malaikat Jibril yang sang
a Yang
emaksa kedua matanya terbuka. Ia mengumpulkan kesadarannya dengan menatap kos
ngan nada khawatir. "Mau apa? Mau minum? Mau tid
tranya memandang Hafiz dengan bibir tersenyum tipis. Tangannya bergerak memega
" panggil H
enapa, kapa
Hafizah merent
afiz dan Hafizah saling memberikan kehangatan. Terdengar isakan tang
, Sayang." Hafiz mengelus punggung H
mengusap jejak air mata di bawah mata yang sedikit memerah itu. Hidung dan bi
amnya tidak mengerti. Hafiz terdiam, me
Hafizah harus gimana ...," tanyanya
z-Zahra yang menjadi muslimah pembe
g setia kepada Rasulullah dan rela me
ciannya. Meskipun, ia dihadapkan dengan malaikat Jibril yang sanga
nya gadis yang bisa pura-pura ceria dihadapan orang lain dan sekarang dihadapan Pak Hafiz, Hafizah
tu Hafiz kembali dengar. "Tidak Sayang, bagi saya Hafizah adalah Sahmura yang terang. Haf
t pun jika Hafizah lemah, Khumairoh .... Meskipun sulit mari kita jalani bersama! Allah, saya, da
ki suami seperti Hafiz. Dirinya yang manja tak kenal ampun
luar sana yang benci ke Hafizah. Hafizah harus tetap te
apan, membuat Hafiz lega. "Hafizah sayang sa
a Allah, Khumairoh
*
g pertanyaan akan semakin bersarang dan melebar tanpa jawaban. Hafi
ngkahkan kakinya menuju ruang tamu. Sore ini Hafiz memutuskan berkunjung ke rumah besar
berumur itu kini mengenakan pakaian rumahan,
um tipis, lal
anya menggoda. "Om kangen,"
ki di depannya ini telah banyak berjasa di kehidupan H
siapa yang telah berani membunuh orang tuanya
sini." Hafiz tidak sabaran. Ya, itulah H
gan wajah yang ikut prihatin.
pasnya seperti tercekat, lidahnya kelu. Hafiz tidak ta
perti Ayah Faris berkirim pesan dengan seseorang untuk melakukan
h ingin menghancurkan keluargamu. Karena saat itu Kak Faris mengalami kerugian saat bekerja sama den
"Maafkan Om," lirihnya, sambil mengu
sepertinya alasan yang Om Sawarna bilang kurang kuat. Ayah
menyangka Ayah Faris bisa melakukan itu semua. Apa itu suat
na. Wajah itu sudah terlihat kerutan dibeberapa bagian. Didahinya selalu sa
setiap saya liat pasti pa
ks. "I–iya." Ia terkekeh sebentar. "
ah sama Hafiz melow gini?" Aprilia bertanya. "Fiz, muka kamu kusut banget, cuc
ana. Tidak sengaja ia melihat seorang pelayan yang tadi menyambutnya mem
kotor?" tanya Hafiz. Hafiz tidak
ur itu. "Ekh, anu Nak, bibi mau sekalian ngambil
Ia ketakutan dan merasakan kehawatiran pula. Hafiz mengge
, Nak." Wanita it
itu?" Aprilia terkej
*
p bahagia. Tampak kedua insan sedang mensyukuri keindahan, ta
Hari sudah gelap, Hafizah merasa sendu, padahal tadi Hafizah belajar memasak untuk
ke mana ya?" tany
afiz paling cuma berkunjung sebentar ke ruma
h meja makan yang tertera sudah banyak maka
elaju. Menggeram rendah. "Pah, Mah, Hafiz rindu. Tolong beri