Sahmura Yang Redup
lain. Sehingga jika kamu merasa sa
a Yang
gelisah, rasa kekhawatiran bergejolak. Hafiz tidak tahu siapa yan
ercabang. Dengan tangan gemetar Hafiz meraih handph
kum Nak Hafiz," sal
m, Ayah," jawab H
eberapa hari, tolong jaga Hafizah ya, Aya
terkekeh canggung. "S
alamualaikum." Setelah Hafiz menjaw
n seseorang yang dekat dengannya. Saat dering
pinta Hafiz begitu telpon tersambung. Saking paniknya, Hafiz sampai lupa me
kalian ada hubungan?" Bu Lail
ahnya barusan menelpon dan meni
idak mungkin dong guru dan murid?" Ia
agi umur Hafiz yang memang masih muda. Hafiz bisa menjadi guru pun karena saat it
kum!" Hafiz berkata setengah kesal. Siap
Meskipun umur saya lebih tua dibandingkan kamu." Tatapan Bu Laila menajam, dengan kasar ia melangkah kembali. Gur
ua perempuan berjalan kearahnya, dan menya
*
aksa. "Tolong Kak, lepaskan Hafizah. Hafiza
kini adalah tempat di mana ruangan-r
n Hafizah ...," rengekn
ubuhnya terasa sakit, menangis dan berdoa itulah yang bisa Hafizah lakuka
ka sama lu dari lama, Hafizah," b
a kini akan mencelakainya? Hafizah tidak pernah melihat Rafli berbuat seperti Fajar dan Haikal
arang Kaka ma–mau apa?" tanyanya
mau
ang Rafli tersenyum sinis. "Setelah l
n menatap lapar keraah Hafizah. "Bosen gua Fazaya
n tubuhnya dengan tubuh Hafizah. Hafizah beringsu
enjawab. "Hafizah cuma milik Pak Ha–" pe
r
Sudah lama Rafli menantikan momen in. Namun, semuanya ga
ar dan Haikal. "Anak tidak berpendidikan!" teriaknya murka, lalu mendorong kasar
isau tajam itu membuat Rafli tidak siap dengan serangan tiba-tiba Haf
Rafli bangun lalu mendorong kasar lagi menimpa Fajar da
ak saja tidak dididik dengan benar! Kalian mau jadi apa hah?! Sampah sekolah!" Hafiz berubah menjadi mahlu
apan tidak biasa. Serta hidung mancung yang terpahat indah berkembang kempis
memandang terkejut kearahnya. "Bu Laila silakan bawa anak-anak ya
tajam ke arah tiga orang dihadapannya. "Ber
ngan jalan tertatih. "Saya tidak suka kalian bertindak se
memeluk tubuhnya dan menyembunyikan wajah diantara kedua lututnya
pergi ...," kata
uh. "Maafkan saya telat, Khumairoh, maa
enatap Hafiz. "Pak
Sayang ..., ini saya. Ti
engga? Tapi Hubby, jangan bilang Hafizah lemah y
Sayang dan berjanjilah setelah i
lukan Hafiz. Tidak lama setelah itu tubuhnya lunglai. Yang
ukannya, Hafiz tersadar jika Hafizah pingsan. L
man belakang sekolah, tempat di mana Hafizah sering dibuli. Namun, tidak ada. Lalu mengunjungi kelasnya dan juga mendapat
ya jengah. "Kak, gue duluan deh, akh! Males liat kaya
zah keluar dari ruangan itu. "Hati-hati, H
"Jangan, makasih
ihat itu merasakan hatinya semakin sakit. Apa ben
a saya harus terima tawaran itu?" t
polos, manja. Ini akan terj
oleh guru-guru yang
a?" tanya salah satu
lari menjawab, "Tidak, Bu. Saya izin
an dengan seorang guru laki-laki. "
ak ingin banyak yang menghalanginya pun
awatir. Hafiz yang terkenal sabar, ternyata jika menyangkut Hafizah bisa sebe
n menjadi orang pertama yang akan memberinya pelajaran. Jika dir