Sahmura Yang Redup
Kita pun tidak tahu kepada siapa, kapan dan di mana hati kita berlabuh. Terunt
bunga. Ternyata, memang benar begitu adanya. Baik, itu
jodoh kita maka ia akan tetap pergi. Sekeras apapun kita membenci dia yang terkadang sering
pemilik hati, agar lang
emoga langkah yang kita jalani tidak men
ng bisa hidup indah tanpa cinta. Pemilik ci
~
a ini. Hafiz tidak pernah menyangka jika dirinya akan mengagum
di setiap doa yang terpanjatkan. Wajah ayu itu kini duduk di tan
h cantik dari lo." Seorang siswi berbaju ketat itu membentak Hafizah. "Padahal g
ujian secara tidak langsung itu. "Anak muda zaman
Hafiz melihat ini. Namun, hari-hari yang lain pun. Bukan tidak ingin meni
Jika ikut-ikutan diberi kekerasan, biasanya akan lebih menja
care apa?!" Perempuan dengan name
edak biasa ko, bener
ibalik kerudung itu dengan kasar, sehingga membuat Hafizah mend
ng bener!" desi
zah. "Hesss, Kak Del, bohong itu dosa. Jadi, aku jawab bener," balas Hafi
ngelawan
l
etar. Rasa sakit di wajah dan rambutnya tidak sebanding deng
barkanlah Fizah,
ti. Bel masuk menandakan habisnya waktu istirahat pun berbunyi. Mereka pergi dengan tatapan sin
an wajah datar, Hafizah mendongak melihat Fazaya. "Lain kali
kekhawatiran secara tidak langsung. Fazaya menyampaikan pe
h menangis tergugu, sendiri. Tidak ada yang berani melawan atau membe
Tersenyum getir, ia berhenti menangis. "Hafizah kuat, masa gitu aja na
mengulum senyum lurus. Meskipun, bukan senyum ke arahnya. Namun, s
sendiri lalu tersenyum. Rasanya, Hafiz ingin berdiri di sampingnya, mengha
mudahkan niatku. Jangan pernah menyerah, p