Sahmura Yang Redup
dan coklat nyatanya bakalan
a Yang
k bisa ...." keluhnya. Namun,
kan bicara dengan ce
enolak, Pak!" Ia tanp
kan kebahagian. Hafizah menerima Hafiz dan pastinya Hafiz sangat se
untuk melakukan sesuatu. Diantara mereka ada yang senang. Namun, seperti menyembunyikan sesuat
, apakah bisa menikah dalam usia dini? Terus baga
n Allah, Ayah ikhlas agar terjauh dari zina juga. Hafizah, Ayah hanya berdoa, semoga Hafiz bisa menjadi laki-laki yang lebih ba
Faris. Hafiz tersenyum lembut, "In Syaa Allah,
ki-laki terbaik yang aku temukan. Makas
a Anaknya Ayah Faris
*
h akan dilaksanakan malam ini. Menikah diusia dini memang tidak mudah
ebelum tiga hari ke depan dirinya akan izin dengan alas
melihat Hafizah langsung mendekatinya. "Pulang
mengangguk. "Boleh, calon
kat. "Pak Hafiz, Hafizah tunggu di depan ya, malu." Setela
ak Hafiz bisa natap lo penuh cinta? Padahal
boleh merasakan jatuh cinta ya? Pak Hafiz 'kan bukan siapa-siapa kal
! Buktinya Pak Hafiz mau sama bocah ingusan kaya lo
ga diri, patuh dong kalau dibilangin!" del
datang mengklakso
emasuki jok belakang. Hafiz yang mengerti mere
r-Rahman sama cincin aja?"
k Hafiz, Hafizah tidak ingin
ewajiban saya, Hafizah. Oh i
pacaran?" Hafizah menggeleng. "Apakah
n cepat. "Hafizah ikhlas, ko,
aya?" Pertanyaan itu membuat pipi
a ingin tenggelam saja. 'Bunda, tolo
merah gitu pipinya?" tanya
Barusan jatuh, gara-gara Bapak,
jatuh, Fizah? Jatuh kemana? A
uh ke hati Bapak. Sebel, deh. God
afizah. Nanti setelah se
elinga Hafizah. Mulai, mulai apa? "H
izah semakin melayang, mata teduh Hafiz menyipit. Hafizah
has
*
kini sedang duduk dengan tangan gemetar. Atmosfer ini tera
menghela nafasnya dalam. "Saya terima nikah dan kawinya Hafizah Putri Am
ana par
ah
ah
aarakaa alaika wa jamaa
u, baik dalam suka maupun duka dan selal
ang menunduk bahagia disebelah Bunda Maya. Hafiz ikut t
lain, yaitu menjadi Imam Hafizah. Rasanya
fizah menatap Hafiz. "Ini buat apa, Pak?" tanyan
jidat. "Ya Allah pu
fiz memegang ubun-ubun istrinya seraya membaca doa. "Allahumma inni as'aluka min khoirihaa
a apalagi dari pihak sang Bunda yang sangat ramah. Bahkan, mereka pun sangat m
.. cup kamu?" tanyanya
h boleh kecup-kecupan ya, Pak? Bukannya, b
i-lagi dibuat malu oleh anaknya. "
rkekeh gemas. Hafizah menunduk malu. "Ya
ing Hafizah. "Ekh, Pak Hafiz, tap
h lama. Hafizah memejamkan mata, menikmati se
an kecupannya setelah mendengar godaan semakin menjadi-jadi. Hafizah yang ma
i kamar a
n jomblo b
ey udah
i kalau kamu yang l
engin ni
*
luarga yang hadir pun satu persatu pulang. Bunda Maya
kebingungan. Apakah memang dirinya perlu tinggal satu ranjan
idur dengan Ayah dan Bundanya saja. Mengi
mana?" Duh, Hafizah per
belum siap, meskipun hanya sekadar tidur seranjang aja. Ja
e dekat lemari dan mengambil karpet berbulu di sana
kata Hafiz seraya mulai
ang tidak tahu apa-apa hanya bisa terus berpikir. Hafizah d
Khumairoh Kecilk
malu. "Kembali Pak H
ya berbaring gelisah. Ini ada yang kurang dari biasanya. Haruskah Ha
iz," pan