Sahmura Yang Redup
ng kepada saya. Karena kamu itu
a Yang
bagi Hafizah, seperti milik siapa, Hafizah merasa lupa akan hal itu. Tatapan ta
kearahnya. Tidak mungkin bukan Rafli minta diselamatkan dari se
. Sejenak, ia tertawa geli sendiri. Lalu mengambilnya da
ya. Sambil menunggu Hafiz, Hafizah pengin
seperti biasa dengan ceria. Terdengar pula ja
Hafiz?" tanyanya merasa sedih. "Hafizah ti
suami itu tidak
Bunda masak." Merasa heran
ahiriah atau batiniah. Memasak bisa menjadi kewajiban suami, nyuci piring, baj
apa, B
afizah pasti melakukannya tanpa disuruh pula. Karena Hafizah, istri
mengangguk. "Teru
zah nolak, maka akan mendapatkan dosa dan hukuman dari Allah. Jika dulu ridho Hafizah itu ada di Bund
h, itu panggilan yang cuma
datang, jangan lupa tangannya dicium. Kalau nanti menantu Bunda g
nti Hafizah minta ciumnya di kening tambah pipi y
T
ya lalu mematikan sambungan telpon, tanpa me
dalam kandungannya. "Gini nih, punya anak yang baiknya berlebihan. B
*
tadi ada tambahan jam kelas di kampus," jel
a lama banget, Hafizah bosan
sedikit memeluknya. Hafizah mendorong tu
idak mengerti malah mengusap tangannya lembut. Ha
Setelah selesai Hafizah kembali mendongak. "Ko keningnya en
yang melihat mereka lalu mengecupnya. Posisi yang m
ipinya. "Apa?" tanya
r pahalanya dua kali lipat, kata Bunda juga gitu. Kal
u berasal. Bunda, kau membuat Hafiz tidak mengerti. Hafiz
," katanya sambil memencet pipi yang Hafi
engong, tanpa dosa Hafizah berjalan memasuki mobil. Saat di
uami!" p
." Hafiz jad
i bukan Hafizah. Melainkan seorang perempuan yang sedang be
nya, sedang bersama sepupunya jalan bersama. Bagaimana kalau guru mudany
Mbak Aprilia n
menatapnya khawatir. Dengan tahu Ha
Aprilia kini bertanya. Lalu tatapannya teralih kep
dah lama engga ketemu." Haf
zah menjawab dan memb
pernikahan kalian," bisikny
Om Similar Sawarna juga bilang Kaka
s duduk di belakang dengan Bu Laila, bukan di samping suaminya. Hafizah tahu
z dengan sorot memuja, sedangkan Hafiz membalas seadanya. Hafiz tahu p
mampir. Namun, Hafizah dan Hafiz menolak. Membuat
n-kapan mampir!" teriaknya. Yan
ah sebal menoel pipinya
. "Seblak?" Geleng
us
ab d
ghet
as
fizah tolak. "Ap
mau main tebak-tebakan .
nti melaju. Hafizah melihat kearah luar. Netranya menatap siluet Kaka kelas yang tadi menolongn
tapi sepertinya tidak mungkin, apa mungkin itu Ayahnya? Tidak mungkin juga,Bundanya bilang Ayahnya tida
Hafiz merasa ada yang aneh. "Kenapa, Khumairoh?
ah tunjukkan. Hafiz terkekeh dan m
*
sekolah. Sedangkan dirinya akan pergi ke cafe milik alm
yakitimu bilang kepada saya. Karena kamu itu seka
ah memeragakan gaya horm
hat telpon saya!"
Hafizah kembali mengangguk, sekarang me
al
cara. "Iya-iya Pak Guru Sayang. Jadi, int
dangannya. "Sudah ya, s
a belum kecup kening, Pak ...," rengekny
pula mengecup pipi Hafizah kanan kiri. Hafiza
*
hati Hafizah menegang, tubuhnya bergetar hebat, napasnya terasa hilang.
' batin Hafizah cemas. 'Pak
afizah mau dibawa kemana?
Haikal dengan t