Sahmura Yang Redup
angan pasangannya. Sedangkan, cinta yang hanya sekadar bisi
ra Yan
akkan diri. Sunrise terukir begitu indah di langit sana. Daun-
uaca dingin yang datang menerpa. Tidak mendung, pun tidak hujan.
cil, sering sekali datang ke rumah ini bersama kedua orangtuanya yang k
sedang nangkring di pinggir rumah. Hafiz mengembangkan senyumnya, ini ru
atang di pagi hari, karena setelah mengajar nanti Hafiz mempunyai agend
amu pasti bisa," g
gi, Pak. Saya ingin bertemu dengan Bapak Faris Satya Prawina
uk. "Iya, Mas. Apak
Saya anak sahabat lamanya, Pak."
Hafiz?" ta
ah anak kecil yang dulu sering mengusilinya. "Iya, Pak. Bapak mel
dulillah, Nak Hafiz sekarang udah besar ya. Pa
ngulang masa indah bersama yang pernah terjadi di masa lalu. Jika ada yang mengatakan, k
nteng aja, padahal dulu kucel banget ka
ntusias Hafiz. Ia s
ju!" tawanya pecah apalagi ketika m
ya kalah ganteng dengan Abu Lahab, tetapi Bilal dirindukan bidadari surga. Masyaa Allah, berunt
, deh anak usil yang udah pinter!" puji Pak satp
Hafiz tiba-tiba saat
mnya itu mengeryit. "Kaya yang mau ngelamar
," jawab H
nya tidak percaya. Sedangkan H
*
teringat kejadian tadi, di mana Hafiz mengantarkannya pulang sekolah. Se
kedok cinta ataukah memang benar-benar cinta? Hafizah menjadi re
to
afizah. Munculah sosok bidadari tanpa sayap yang selama ini
...," panggil Bun
jawabnya dan memeluk oran
enuh kehangatan. Belaian yang paling dirindukan oleh sang
belum tentu benar, dan terkadang kehidupan yang k
kita patut mensyukurinya. Walau bagaimanapun
u!" ajak Bunda Maya sera
k mengerti pun berbicara lembut
malam ini kedatangan dan Hafizah juga dipanggil. Mana mungkin teman Hafizah,
a Maya merangkul bahunya dan terse
lat," balas Bunda Ma
kekeh. "Tem
hat orang yang ia kagumi kini tengah duduk diantara p
s sekilas dengan senyuman manis. Hati Hafizah terasa berdegup lebi
uti juga rasa senang. Bolehkah Hafizah berharap kedatangan Hafiz untuk mem
Hafizah yang jika diterima akan disandingkan dengan Hafiz. Ap
e
inang oleh gurunya sendiri. Jika ini mimpi tolong bangunkan
lengkap iman saya?" tanya Hafiz, jangan lupaka
g. "Pa-pak Hafiz kenapa mau sama Hafizah, pad
shalihanmu membuat saya merasa surga begitu dekat." Hafiz menatap Hafizah intens. "Hafizah .... saya tulus mencintai kamu. Sa
h, saya In Syaa Allah akan berusaha menjadi imam yang baik buat kamu. Bukankah pernikahan i
ang? Kamu mau?" Bunda
n Hafizah. Rasanya atmosfer ruangan ini terasa sangat mencekah dada Hafiz. Tidak bis
hanya untuk mengajak perempuan berpacaran. Hafiz mempunyai impian un
ah. Jika kini aku terjatuh semoga aku
apapun yang ia lakukan, tidak lupa Allah terlibatkan. Hafiz tidak ingin membu
urangan, Pak Hafiz," lesu
ngannya. Sedangkan, cinta yang hanya sekadar bisikan syaitan atau pen
, tapi Hafizah