Sang Perempuan Duplikasi
ya bersandar pada mobil mewah hitam keluaran merk ternama dari perusahaan otomotif terkenal di Eropa. Seket
a panggilan masuk. Nada suaranya mengenteng sembari memandang-manda
an memburu dan langsung menusuk kuping B
a." Matanya terputar sekelibat dan tampak mencebik bibirnya.
sifatnya yang tegas, tertata, dan kaku. Dia sebenarnya sedang gelisah dan hatinya mencium sesuatu yang tidak beres dari perangai kekasih Tn. Goodfello
t hilang dikarenakan kebiasaannya bernyanyi-ny
nita itu seingatnya hanya menitip pesan agar menunggu di mobil saja, dan sebagai seorang asisten tentunya dia hanya bisa manut tanpa bertanya-tanya lebih dalam. Namun, peringatan dari Chris seakan-akan membuat gamang
rusia tiga puluh tahun telah terbaring di pinggiran aliran sun
sambil mendekap sebuah buntalan gaun putih berhiaskan berlian-berlian di ta
orang pun di sekitaran dataran tinggi berbukit-bukit Desa Wanlockhead. Ben juga tidak tahu harus berbuat apa
ikiran kalutnya dikarenakan senja yang mendung terlihat tak bersahabat. Kiriman ger
ri leher sang pria. Tentu Nn. Winterdust tidak bisa melakukan itu, karena tangannya lunglai tak bertenaga dan telapak tangan kanannya terbuka lemas sambil menj
ya Nn. Winterdust, gaun, dan tas kain. Ben tidak tahu botol racun si
*
Mata Ben agak menjuling ketika hendak menutup pintu ke arah bawah area sepatu kulitnya. Dia kemudian
rmegap-megap sambil terus berpikir apakah dia menelepon Chris saja untuk mengonfirmasi kejadian yang sedang menderan
" gumam Ben sembari menghidupkan mesin mo
gar mengusap-usap kaca mobil dari kerumunan rerintikan hujan yang tiada berkesudahan se
g perempuan bersimpuh di pinggiran jalan sepi dengan kepala wanita tua menumpang tak bergerak di atas pahanya. Awalnya Be
lang itu sambil tangan kananya terbentuk
tanya Ben dengan menekan otot tenggorokanny
" Perempuan itu menangis. Air matanya
rena termakan usia itu menuju mobil milik majikannya. Dia lalu menempatkannya pada kursi belakang,
an ...." Untaian kalimatnya mengambang. Ben berpikir ulang u
n itu menyibakkan rambutnya ke sampin
aras perempuan berwajah persegi, hidung mancung ramping, bibi
tu mobil hingga tergeser otoma
in mobil. Bisa jadi dia bertemu makhluk halus atau kejadian paranormal sedang menimpanya kini, pikirnya
itu semakin pucat dingin dan matanya seperti mau loncat keluar. Ben merapatkan jari tel
mbusan anginnya lagi. Nadi tangan Nn. Winterdust juga menyampaikan k
sa-bisa ketahuan juga oleh Tn. Goodfellow dan itu akan mengancam karirnya kelak. Tangan Ben mulai gemetaran, bukan karena badannya yang kebasahan, melainkan
lambat-lambat dan melepaskan dahinya yang menempel di setir kemudi. Kilatan matanya ber
ntuk obat penenangnya. Dia juga ingat kalau wanita itu selalu t
saputangan yang berhasil didapatnya pada kotak sandaran tangan. Saputangan be
botol kloroform bersama koloni lainnhy
mbar-nyambar dengan bunyi lantakan yang menyer
u kejadian sesungguhnya, apalagi ada mayat di samping kursi pengemudi karena partisi
n. Winterdust, dan sekaligus membuktikan asumsi
ngarahkan ucapannya ke mana sembari acap mengelak tatapan p
mendekap ke wilayah hidung dan mulutnya. Tubuhnya sedikit melawan beberapa detik, tapi
g sejenak di depan setir kemudi. "A
ya entah sudah ke berapa kali. Napasnya menderu-deru tak menentu. Namun, akhirnya ide itu dicegahnya
tinya menuju mansion milik perempuan yang telah jadi bangkai di seb
*
berpenghuni. Bahkan, Nn. Winterdust jarang bertandang ke mansion dengan uk
h dua. Kedua tangannya memancang di pinggul sambil menggeleng-geleng lemah menatap lekat kedua muka kembar antara Nn.
n kecemasan yang bisa membuat linglung dan hilang ingatan. Teguran Nn. Winterdust untuk tidak usah mengusik obat itu pun ma
mpu hias yang sangat besar dan berkilauan. Ben pun mulai melancarkan aksinya. Namun sebelum i
indahan dada perempuan desa itu yang montok berisi, ukurannya tidak terlalu besar, dan
ndingkan Nn. Winterdust. Namun berbekal pada pengalamannya berteman dengan sebagian orang-orang kecanduan narkoba yang memakai obat sunt
a hitam yang dikenakan Nn. Winterdust kemudian Ben pakaikan ke perempuan des
kembali ke mansion Tn. Godfellow dulu," ujarnya sambil melirik mayat
dust menuju keluar dan membaringkannya di bagian mobil belakang saja. Ben
engok-nengok sesekali mansion pemberian kekasihnya, Tn. Goodfellow. Tidak jarang Ben seperti merasa memiliki mansion itu dan berlagak seperti pem
giringi kelajuan mobil mewah