Mantan Jadi Bos
nih
aja sama si empunya motor. Kalau aja aku yang
rah, Alena pun meng
dan ... ya ampuun ... kok ada
na i
ukan cuma orang yang kemarin aja, tentu ada banya
ang pasti, untuk menghindari sesuatu yang nggak diinginka
ht berubah jadi warna hijau, dan Alena p
il itu berjalan mendahului mot
ku mengelus dada, lega. Kead
nggak biasanya?" tanya Alena dengan sua
l. Nggak mungkin dong, mau kasih tahu ke Alena tentang apa ya
i pendiem? Sampai kiamat gue ngg
===Aufa=
i samping telingaku, sontak membuatku kaget. Aku yang tadinya masih t
" kataku kesal. Gimana nggak kesal coba, orang
elum bangun, mana ini hari pertama lo masuk kerja, kalau sampai telat, bisa-bisa lo dicancel jadi karyawan di kantor gu
o ada yang bangunin. Coba kalau lo kekeuh di kost-a
nggan, aku bangkit dari kasur. Berjalan dengan
===Auf
pa ya?" tanyaku pada Alena, ket
? Ya mana gue tau lah. Emangnya lo
ga siapa
Angga itu ketua HRD di kantor i
ngangguk paham. "Gue nggak dik
lo nggak ta
ya. Saking senengnya gue bisa diterima ker
asar. "Dasar pe'a! Harusnya lo tany
ga lupa," ujark
di sini aja dulu, nanti lo tanya sama m
karyawan yang sama di divisi lo. Jad
O. Jadi, mungkin aja lo diterima jadi sekretaris CEO, mengingat
kin bakal jadi sekretaris CEO, te
mbak Nela udah ada, lo tanya aja ke dia," saran A
==Aufa=
ng menempati meja resepsionis tempatnya bertugas. Sepertinya dia t
a resepsionis. Tentu tujuanku bertanya pada
sapaku dengan nada seramah
t berkenalan seusai aku diinterview di ruang ketua HRD, maka dari itu
sal aja bikin surat lamaran kerja tanpa mencantumkan posisi yang mau aku
ngguk. "Ya udah, ayo aku anterin
==Aufa=
al bagian apa aku ditempatkan di kantor
i jelas membuatku senang, karena itu berarti aku bisa lebih cepat beradapt
begitu masuk di ruang divisi market
erentak. Kulihat mereka sedang memperhatikanku dari kubikel
kalian di divisi ini," terang pak Angga yang membuat orang-orang di ruangan ini semakin memperhat
alkan diri," perinta
semua, perkenalka
==Aufa
orang-orang di sini. Bukan saja karena Alena yang sudah lama kukenal, tetapi karena k
ngalor ngidul tentu saja terjadi di antara kami. Seperti halnya saat ini aku yang
a temanku ini biasanya makan siang di restoran yang letaknya berada di seberang
a-ketiwi ngobrolin yang nggak jelas. "Jangan-jangan karena lo k
etularan Alula," protes Alena.
kami tertawa. Siapa yang akan per
ri," kata Gio di sela tawanya. Tent
ah akur mulu," ucap Tere menengahi, sedang aku masih sediki
rtinya ada sesuatu. Kayaknya aku
==Aufa=
ang spontan membuat Alena menghentikan kegiata
dan hanya kami berdua saja yang ada di sini, j
gkat, namun aku menangkap ada ya
a Alena lekat, mencar
nya berat, seperti ada se
sahabat, aku wajib tahu dong tentang keduanya,
e kerja di sini," ungkap Alena yang seketika membuatku membel
. "Sabar ... kalau jodoh pasti nggak aka
=Aufa
h si ketua divisi--bu Indira, yang konon katanya masih jomblo di umurnya yang sudah menginjak ke
berkas yang lumayan tebal, dan cukup berat dibawa olehku
baiki, akhirnya dengan sangat terpaksa aku harus bawa berkas-berkas ini ke lapak fotokopi yang
ntor, niatnya sih, pengin minta bantuan sama mbak Nela buat bantu bawain, eh, malah or
bawa dengan susah payah ini, takutnya ada yang terbang kebawa angin. Kan berabe kala
ak ada, pak satpam juga entah di mana rimbanya. Padahal kan pengin mint
tiba
k .
semua gara-gara nggak
ya pake mata
e co