Mantan Jadi Bos
berada di depan ruang divisiku, siapa tahu di dalam s
upegang, tiba-tiba ada suara
it
tiba-tiba bikin bulu k
gok ngg
oleh ke belakang, masa bodo dengan pemandangan yang akan
uh, kirain apaan," gerutuku begitu melih
a tiba-tiba ada seseorang ya
jarku pada sosok yang kini sudah berdiri
l pel-pelan itu," tunjuknya pada alat pel yang tadi sempat bikin jantungku
ntor udah sepi ya?" Sekalian saja kan aku tanyakan tentang ini. Mbak
i pada keluar dulu buat makan, ada juga yang sholat asar," terangnya yang seketika bisa membuatku bernapas lega. Itu berarti aku tidak lembur sendirian di k
. Takutnya di kantor ini horor. Soalnya sore ini ak
ula. Kantor ini mah aman. Selama saya bekerja di sini, belum pernah
mbur dengan tenang sekarang, dan
==Aufa=
isi lain, yang kebetulan lembur juga. Meski aku anak baru, tapi
," jawabku
kuri sekarang adalah, Alena mau meminjamkan motornya, kalau tidak, sudah pas
or daripada kost-anku, tapi itu kalau pakai ken
k ap
an moodku sedang kurang baik, aku juga dinasehati Alena agar tidak terlalu dekat dengan D
l? Udah malem gini, nggak baik pulang sendi
tanyaku basa-basi, dan bukan berart
erangkat bareng besok," usulnya yang semakin menamba
n supaya gue bawa pulang," kataku. Saat ini kami telah sampai di parkiran, d
kantor. Nggak bakal ilang kok. Besok aku jemput kam
janji buat bawa pulang ni motor, dan gue bukan tipe orang yang su
?" Doni menatapku dengan tatapan ala-ala buaya. Kenapa aku bisa tahu? Ya, kare
t aja nanti." Dal
t dulu ya. Kamu ha
kini tinggal aku sendiri di parkiran yang mulai sepi ini. H
tu lagi, aku langs
==Aufa=
ti malam hari di jalan raya seperti ini membuat moodku sedikit
gan. Aku menepi, berniat membeli sesuatu untuk di bawa pulang
maupun Alena sama-sama doyan martabak. Pasti
l martabak. Tadinya sih mau beli dua, tapi berhubung dui
g. Mau ra
t aja,
bang mengacungkan
=Aufa=
mbali pulang. Jam sudah menunjukkan pukul sem
a ada yang aneh sama si motor, t
gala sih," gerutuku begitu turun dari motor, dan mem
nelpon Alena tidak bisa karena ponsel
" gumamku. "Tapi, masih lumayan jauh, mau sampai
jalan raya secara bergantian. Siapa ta
mewah yang kalau bukan ferrari ya, lambo
rna putih ini ya? Apa aku pernah
yak gini tak cuma seorang aja yang punya sih. Jangan-jangan yang punya mobil paham sama
lah si empunya. Hmmm ... aku menyesal s
ulang?"
a gimana," j
aikkan kembali. Mungkin yang punya n
a aku gitu, karena aku cuma naik motor doang, sedangkan dia pakai mobil? Huh! Awas kalau iya, aku ba
sekilas kemudian dia tersenyu
u bannya kempes.
nada ketusku. Entah kenapa kalau li
ng menjadi karyawan saya, jadi ... mari saya antar pulang
kan di kantor, jadi nggak ada istila
n raya seperti ini? Bahaya, apalagi kamu perempuan." Perhatiannya masih sa
h sok perh
n sama kamu. Kamunya
at
Sama dia? Ti
o cabut aja. Enek gue li
nih orang mau nakut-nakutin. Sorry, bambang, aku tak akan pe
n wajah karena rasanya ini pipi sudah panas
tempatku, lalu mulai mengotak-atik ponselnya. Ta
angan tanganku. Semakin lama semakin malam, dan aku
ang laki-laki yang entah kapan datangnya. Sej
preman gitu. Duh, jangan-jangan mereka preman yang disuruh dia
na Alula," sapa sa
da apa ya, Bang?" Dan aku pun
at sebentar mo
nik. Jangan-jangan dua orang i
kami hanya meme
ku, dua orang itu mendekati mot
itu. "Harus ditambal biar bisa dipake lagi. Ta
menjawab apa,
tulan bengkel kami tidak jauh dari sini. Boleh kami minta kunci motorn
tahuanku? Punya hak apa dia? Pacar bukan, mantan iya, entah mung
ataku. "Gimana kalau kalian
awa lari motor ini," ucap Gaza yang tiba-tiba mengh
ku tak perlu repot-repot buat bawa motor ke beng
motor punya temen gue soalnya." Aku menyerah
, Nona, kami
leh salah satu dari laki-laki itu, dan
kamu mau ikut pul
b