icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mantan Jadi Bos

Bab 6 Part 6

Jumlah Kata:1706    |    Dirilis Pada: 12/04/2022

berada di depan ruang divisiku, siapa tahu di dalam s

upegang, tiba-tiba ada suara

it

tiba-tiba bikin bulu k

gok ngg

oleh ke belakang, masa bodo dengan pemandangan yang akan

uh, kirain apaan," gerutuku begitu melih

a tiba-tiba ada seseorang ya

jarku pada sosok yang kini sudah berdiri

l pel-pelan itu," tunjuknya pada alat pel yang tadi sempat bikin jantungku

ntor udah sepi ya?" Sekalian saja kan aku tanyakan tentang ini. Mbak

i pada keluar dulu buat makan, ada juga yang sholat asar," terangnya yang seketika bisa membuatku bernapas lega. Itu berarti aku tidak lembur sendirian di k

. Takutnya di kantor ini horor. Soalnya sore ini ak

ula. Kantor ini mah aman. Selama saya bekerja di sini, belum pernah

mbur dengan tenang sekarang, dan

==Aufa=

isi lain, yang kebetulan lembur juga. Meski aku anak baru, tapi

," jawabku

kuri sekarang adalah, Alena mau meminjamkan motornya, kalau tidak, sudah pas

or daripada kost-anku, tapi itu kalau pakai ken

k ap

an moodku sedang kurang baik, aku juga dinasehati Alena agar tidak terlalu dekat dengan D

l? Udah malem gini, nggak baik pulang sendi

tanyaku basa-basi, dan bukan berart

erangkat bareng besok," usulnya yang semakin menamba

n supaya gue bawa pulang," kataku. Saat ini kami telah sampai di parkiran, d

kantor. Nggak bakal ilang kok. Besok aku jemput kam

janji buat bawa pulang ni motor, dan gue bukan tipe orang yang su

?" Doni menatapku dengan tatapan ala-ala buaya. Kenapa aku bisa tahu? Ya, kare

t aja nanti." Dal

t dulu ya. Kamu ha

kini tinggal aku sendiri di parkiran yang mulai sepi ini. H

tu lagi, aku langs

==Aufa=

ti malam hari di jalan raya seperti ini membuat moodku sedikit

gan. Aku menepi, berniat membeli sesuatu untuk di bawa pulang

maupun Alena sama-sama doyan martabak. Pasti

l martabak. Tadinya sih mau beli dua, tapi berhubung dui

g. Mau ra

t aja,

bang mengacungkan

=Aufa=

mbali pulang. Jam sudah menunjukkan pukul sem

a ada yang aneh sama si motor, t

gala sih," gerutuku begitu turun dari motor, dan mem

nelpon Alena tidak bisa karena ponsel

" gumamku. "Tapi, masih lumayan jauh, mau sampai

jalan raya secara bergantian. Siapa ta

mewah yang kalau bukan ferrari ya, lambo

rna putih ini ya? Apa aku pernah

yak gini tak cuma seorang aja yang punya sih. Jangan-jangan yang punya mobil paham sama

lah si empunya. Hmmm ... aku menyesal s

ulang?"

a gimana," j

aikkan kembali. Mungkin yang punya n

a aku gitu, karena aku cuma naik motor doang, sedangkan dia pakai mobil? Huh! Awas kalau iya, aku ba

sekilas kemudian dia tersenyu

u bannya kempes.

nada ketusku. Entah kenapa kalau li

ng menjadi karyawan saya, jadi ... mari saya antar pulang

kan di kantor, jadi nggak ada istila

n raya seperti ini? Bahaya, apalagi kamu perempuan." Perhatiannya masih sa

h sok perh

n sama kamu. Kamunya

at

Sama dia? Ti

o cabut aja. Enek gue li

nih orang mau nakut-nakutin. Sorry, bambang, aku tak akan pe

n wajah karena rasanya ini pipi sudah panas

tempatku, lalu mulai mengotak-atik ponselnya. Ta

angan tanganku. Semakin lama semakin malam, dan aku

ang laki-laki yang entah kapan datangnya. Sej

preman gitu. Duh, jangan-jangan mereka preman yang disuruh dia

na Alula," sapa sa

da apa ya, Bang?" Dan aku pun

at sebentar mo

nik. Jangan-jangan dua orang i

kami hanya meme

ku, dua orang itu mendekati mot

itu. "Harus ditambal biar bisa dipake lagi. Ta

menjawab apa,

tulan bengkel kami tidak jauh dari sini. Boleh kami minta kunci motorn

tahuanku? Punya hak apa dia? Pacar bukan, mantan iya, entah mung

ataku. "Gimana kalau kalian

awa lari motor ini," ucap Gaza yang tiba-tiba mengh

ku tak perlu repot-repot buat bawa motor ke beng

motor punya temen gue soalnya." Aku menyerah

, Nona, kami

leh salah satu dari laki-laki itu, dan

kamu mau ikut pul

b

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka