Mantan Jadi Bos
gan sangat berat hati
udah pasti. Bagaimana tidak kaget coba, tiba-tiba saja aku mendengar pernyataan yang sangat menaku
cukup kencang. Harapank
jadi sudah jelas bukan April mop. Kalau diin
emua maksu
itu menghela napasnya berat. Dia tak kunjung juga me
olah-olah aku adalah orang yang perlu dikasi
memastikan. "Aduuh ... ternyata Bapa
terlihat palsu, dan orang di depanku i
ya. Lalu menyandarkan tubuhnya pada kursi goyang nan empuk yang
, apalagi prank seperti yang kam
mulai sedikit tenang, tiba-t
beneran dipecat, Pak
an sebuah amplop berwarna kecoklatan. Kala
ya, pes
luh
luh j
kan sera
ancam seperti ini malah sempat-s
ecoklatan itu kuterima. Meski berharap isinya uan
, saya tidak bisa memberi pesangon unt
a?
dipecat, dan t
ekarang. Atasanku ini juga s
ak Bambang, aku pun membuka
lalu aku harus bersusah payah berusaha agar bisa diterima bekerja di sini
-tiba saj
ingat saya, saya tidak perna
ahan apa pun pada perusahaan. Tapi kesalahanmu pada pak Sus
ng dikatakan sama pak Bambang tadi memang benar adan
silo itu kan ranah pribadi, bukan masalah pekerjaan, kenapa imbas
rus membantah perintah dari pak direktur
ft
harus mengalah, kembal
==========
g, aku berjalan lesu menuju ru
barang-barang, dan juga berpamitan
angannya pak Bambang. Habis diomelin ya?" tanya
hatian. Pasalnya, semua orang yang ada di ruangan ini otomatis meliha
di mana biasanya aku mengerjakan tugas demi tugas yang diberika
berarti wajib dilupakan. Seperti aku yang ra
? Jangan bercanda d
u tau bercanda kek
n-celetukan yang lainnya
ahuan mereka, aku lebih memili
beres, teman-teman satu ruan
in memastikan, dan
la ... gue sedih
ga sedi
entar siapa dong yang bakalan jadi
dan penuh linangan air mata. Teman-teman ber
gis, tapi karena terbawa suasa
an pekerjaan, aku juga harus berpisah dengan teman-teman
==========
embuat kepalaku sedikit mendidih. Untung saja tidak sampai meledak.
asi jangan. Apalagi sampai depresi. Ih, jangan sampai.
utuskan untuk mampir ke kafe tempat
ih mampu kok untuk sekedar duduk santai di kafe sambil
ang penting sekarang pikiranku harus adem dulu,
h satu pelayan di kafe ini. Kebetulan dia sudah paham sama
tunggu ya," jaw
aku mengeluarkan ponsel dari ta
ewek memanggilku. Kok sepe
mendongak untuk melihat si
kerja lo?" tanyaku begitu mengetahui bahwa yang ta
atnya sih, gue cuti karena pulang kampung. Nih, gue baru aja balik dari kampung
ur. Ya iyalah, masa mau bohong. Kan dosa
, La? Emang lo ad
unya kesalahan sama direkturnya," jelasku. Mungkin ini saatnya
perihal sebab pemecatanku, meski banyak dari mereka yang bertanya. Yang tahu
ur? Salah ap
, dan gue tolak mentah-mentah," kataku dengan sedikit menu
trinya direktur. Duitnya banyak, La. Auto lo jadi sult
kasar sebelum menjelas
peristri sama laki-laki yang seumuran sama kakek
ajah Alena yang tadinya berbinar, k
gue ogahlah! Sejomblo-jomblonya gue, dan semiskin-miskinnya gue, gue nggak akan menggadaikan masa depan
i bisa dipastikan tadi tidak ad
"Keputusan lo itu bener banget, La. Gue juga nggak rela
cuma karena ketidak profesionalan si direktur.
n dengan seenaknya hanya karena urusan pribadi, dan nggak dikasih pesangon lagi. Kalau gu
t. Padahal perusahaan itu bukan mili
o nggak aduin aja sam
ya, Len. Nggak pernah liat orangnya juga,
o. Gue pikir-pikir kalau lo tetep kerja di sana juga nggak enak, ka
Si direktur tua bangka itu nggak bakalan diam saja kalau aku tetap kerja di sana. Bisa
yak gue. Ya, meskipun cuma di bagian marketing, nggak kayak jabatan lo di mantan kantor lo. Terus, lo
ongan, seketika membuatku seperti mendapat
kerja di bagian apa aja, yang penting halal plu
rat lamaran. Kalau gue tebak sih, lo bisa langsung diterima, s
========
rian karena Alena tadi dijemput pacarnya. Lagian juga nggak m
dak jauh juga dari mantan kantor. Sengaja aku menyewa kost yang dekat sama
aan yang sedikit sudah lebih baik
di pinggir jalan raya, maka aku mengurungkan keingin
ba saja bajuku basah karena tercip
n sepatu gue." Aku pun melepas sepatu, lalu l
..
a belaka
bi
skipun tidak sampai membuat kaca mobil bagian
h, sial! Pasti habis ini aku akan di
wa
rus ap
juga rasanya mau keluar dari tempt, dan hal lainnya yang mungkin saja ak
ikir jernih, akhirnya aku memutuskan untuk berbari
si empunya mobil tidak akan memaki-mak
cont