SALAH NIKAH
rt
rtt
buka matanya kembali, padahal ia baru saja akan tidu
ya yang ia letakan di nakas, ter
mualaik
..
a duluan aja. Nanti devan sam
..
a mampir ke rum
..
hati! Waala
. Samar-samar ia mendengar Devan menyebut nama mamanya, me
g menguping, menoleh pada Adiba
saya tau kalau Mbak sedang men
amu aja yang berisik, makanya aku
a duduk di sisi ranjang dan men
iba," papar Devan, "tadi, mama telepon dan memberitah
g tuanya akan pulang lebih dulu, yang terpen
apa-apa,"
jadi tidur?"
ak enak pada Adiba, karena d
elum tidur, Va
paya cepat sembuh," Deva
ang, membenarkan posisi tidur Adiba agar l
ni sampai Mbak ti
sa tidur, Van!" j
rena ulah Devan, baru sekarang Adiba merasakan hal seperti ini, sebelumnya ia
evan, membuat Adiba te
agetin aja, deh!" Adiba terkej
i pada istrinya, tapi ia harus mengatakannya sekarang juga,
orang tua kita menegur saya," pinta Devan dengan ragu, ia
seharusnya Devan tidak memanggilnya dengan panggilan mbak, dia 'kan suaminya, walaupu
jawab Adi
nggak apa-apa, saya panggil Mbak Adi
uaminya yang terlihat meragukan ucapannya, mung
, tapi-- " Adiba menggantung ucapa
?" tanya Dev
ya, Devan yang ditatap seperti itu oleh Adiba menjadi salah tingkah dan gro
a jangan pake' saya! Itu terla
a saya sudah biasa bicara
ku merasa seperti berbicara dengan at
rasa senang karena secara tidak langsung Adiba mengakuinya sebagai suaminya. Devan juga merasa lega
ilannya aku kamu, ya?"
pungkas
" goda Devan tersenyum semb
membuat Devan tertawa puas karena s
g ia pikirkan, hingga tepukan Devan
ak dijawab, kamu lagi miki
tanya apa, ya?" Ad
kamu, tentang pernika
apa yang Devan katakan padanya, tadi mereka tidak sedang m
?" tanya Adiba men
ana, kita tetap melanjutkan per
njutkan," ujar A
n Adiba sibuk memikirkan apakah dia bisa menjadi istri yang
ah!" uja
r itu untuk apa?" t
utkan pernikahan ini. Dari dulu aku itu punya mimpi m
sedikit tersentil, lalu ia menatap D
seumur hidupku, dengan orang yang aku cintai dan aku sayang
kamu, kamu tidak bisa mewujudkan i
suaminya, ia merasa bersalah pada Devan karena telah berkata seperti i
an hidupku, kalau saja kamu tidak menikahiku, pasti aku d
mu 'kan?" tanya Devan memastikan lagi d
sih ada rasa canggung diantara mereka, tapi me
an tangan Devan dari genggamannya, lal
an!" pinta Adiba, "Aku ingin bisa mencintai
ya itu, ia benar-benar merasa sangat ba
a aku yang akan kamu cintai," Devan membalas pelukan Adiba
emakin mengerat