SALAH NIKAH
rt
di bawah lantai dan menangis sejadi-jadinya, meluapkan semua rasa sakit dan kecewa yang kini ia rasakan. Adiba m
ba, menatap Adiba yang sedang terisak sambil menundukan wajahnya. Melihat Adiba yang sepert
minta maaf!"
r mata yang sudah membasahi pipinya, lalu i
a-apa, kenapa harus m
ekesalan dan kekecewaan yang ada di hati Mbak," saran Devan, "tapi, setela
ng yang ada di langit, suasana malam ini terlihat sangat indah, berbed
enahannya lagi rasa sakit ini sungguh sangat melukai hatinya. Adiba menoleh pada Devan yang ada di sampingnya
Mbak!" Devan menep
lam kamar hotel, lalu ia membaringkan Adiba di ranjangnya da
an Devan. Dengan cepat Devan langsung mengambil handuk kec
ra dia Mbak jadi seperti ini,"
ajah yang pucat dan mata yang sembab membuat Devan merasa iba
saya janji akan membuat kamu bahagia, Mbak! Semoga kamu bisa menerima saya sebagai suami kamu dan kamu bisa
iba terbangun dari tidurnya. Sebenarnya, dari semalam Adiba sudah sadar, tapi
ini Devan masih tertidur di sisi ranjang sambil menggenggam tangannya. Devan memang
tikan Riza, paling tidak usianya tidak lebih muda dariku,' gum
Adiba langsung mengalihkan pandangannya ke tempat lain, ia tidak
ar?" Devan bangu
" jawab
emastikan keadaan istrinya itu, apakah
ita ke dokter aja ya
sudah merasa lebih
, saya ngambil makanan dulu ke bawah, sekali
ranjang. Belum sempat ia membuka pintu kamar, Adiba sudah lebih dulu m
iba butuh sesuat
hat Adiba seperti itu langsung menghampirinya lalu ia duduk di sisi
?" tanya Dev
n," Adiba mendongak
uk apa, Mbak?" ta
h Devan lalu ia me
nikah denganku, menggantikan Mas Riza
bak Diba!" De
~
mengadakan resepsi kemarin, ia menghampiri keluarganya yang sudah terleb
menatap Devan yang baru saj
iba?" tanya Bunda Ririn, matanya kini
mar, Bun, dia masih
ikut bergabung duduk di bangku dengan keluarganya, matanya melirik
eng kami di sini, Nak
rapan di kamar aja, bareng s
di meja dan menaruhnya di atas piring, ia mengambil d
ggilan mbak, ya? Adiba 'kan sekarang istri
Ayah!" sa
dak bisa dibiarkan terlalu lama, mereka itu suami istr
itu suaminya Adiba. Tidak pantas jika kamu memanggilnya mbak, Adiba
rakan sama mbak, maksud Deva
hal ini pada Adiba, nanti kalau waktunya suda
ulu, Adiba pasti sudah menung
!" sahut
restauran, belum terlalu jauh Devan melang
panggil B
piri bunda, ia melihat bunda seda
iba!" Bunda memberika
*