icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Usai Dimadu

Bab 9 Berdamai

Jumlah Kata:1001    |    Dirilis Pada: 02/04/2022

Takutnya Kang Zayyin

rempuan yang kini berdiri tak jauh dariku, dan sela

mulai merasa inilah jalan yang harus Marwah

a amat perlahan. Aku benar-benar berharap Emak luluh melihat tatapan

inya Kanaya dari kamar membuatku

selapis gorden kubuka dan sepotong wajah ov

ng melingkar ke pinggang. Tak lama, cuping hidungnya terasa mulai menghembuskan napas

an." Dengan berpura-pura menampakkan wajah

i gaung yang sampai di telingaku malah menimbulkan percikan-percikan rasa ya

-um

ucapkan sebelum akhirnya semua pancaindra bagai saling mengunci,

erkejaran, saling adu, saling hantam dan juga saling memberika

gkai sebuah ibadah hingga puncak itu sempurna kami raih. Kemudian, nyanyian romansa pada zamannya pun mengalun merdu sebagai bentu

yang sudah mulai dihiasi keriput dan juga berbisik lirih d

i," ucapn

ermohonan maafku atau memang hatinya masih dil

edikit air mata yang mulai tergenang, Abah

baik-baik saja bicara sama Zayyin. Jangan kera

arwah Insya

berlari-lari da

apa,

Jadi Nay keinget lagi." Wajah mungil miliknya kini memerah dengan air mata yang

hwa apa yang sejak kemarin kupikirk

lah di sini, Nay." Kang Zayyin dengan tergopo

an dah nunggu. Keburu terlalu siang ter

ah dan Emak. Gadis kecilku itu kembali tersenyum dan murung di

ay. Ada-ad

tolak, diiringi lambaian tangan serta

setua ini tetap saja akan kembali mellow saat

ulikan rasa malu aku pun melepaskan

dari Kakek masih tetep nangis. Apalagi kalau nggak, ya? Kamu

mbahana. Aku tahu sejatinya mereka bersikap seperti itu han

yak, Bi, Nay. Um

Kang Zayyin mendesah berat, kemudian menghem

gusap lembut betisnya, sekaligus memijit. Perlah

h? Terus gimana

au. Cuma awalnya sama aja

serius disuguh

aat ini, Emak be

Abi w

i setuju. Semoga dengan waktu yan

lagi tapi matanya tetap anten

mi," pintaku den

Kang Zayyin tampakny

menghentikan pijatan pada kakiny

ihatnya lagi. Aku berharap dia datang mendekat, dan seperti biasa akan me

le. Kang Zayyin ti

naya merajuk lembut, dengan pipi kemerahan

seraya duduk di sofa. Aku ingin mengusir letih dengan meman

n, Mi. Oh, iya,

k kamar dulu, ya. Tunggu aj

a menutupi keb

sedingin tadi, hingga Kana

y mandi dulu

. Yang b

nduk dari teras samping, Kanay

yibukkan diri di dapur, mencari bahan makanan

angkah untuk terus membujuk abinya Kanaya. Meski memang,

knya, Kang Zayyin ternyata sudah berdiri di sis

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka