Usai Dimadu
n, Mi. Kenapa malah
lusuri jejak bahasa cinta kami yang
a kembali. Jejak itu memang masih terbaca, masih
kukan lagi semua kebiasaan dulu. Namun untuk apa? Yang kub
*
hun
yyin membelah jalanan dengan santai. Hari itu, kami
rgi sebelum Subuh agar tidak terjebak macet terutama di ruas-ruas jalan ra
pinta Kanaya seraya asyik menghitung bungkusa
a oleh-oleh khusus untuk temannya itu yang ditetapkannya sendiri. Ba
sa dateng lagi Sayang. Yang terpenting sekarang
gen jalan-jalan di k
, iya. Na
mau, nggak?" Aku segera mengambil alih pem
mana?" tany
gokin sawah yang di sana. Udah lama bang
memasang senyum indahn
ee! H
ikit, suar
lagi seneng itu," ucap Kang Za
ja mampu meluluhlantakk
jam kemudian, rasa penat selama berkendara pun lunas terbayarkan saa
kian menghangat. Betapa dulu aku pun pernah menjadikan angkutan itu sarana untukku mencari ilmu. Pulang pergi sekola
aktu kita," ucap Kang Zayyin y
njang anak itu sontak berlari-lari
ya seraya tangannya mulai sibuk mengeluarkan be
Adnan bantu bawain." Aku menunjuk ke teras
ng gedung sekolah ini. Hanya terhalang bangunan m
a,
kemudian, Adnan pun
rcengkrama hangat dengan kedua orangtu
menemui teman-temannya. Tak lupa, ia pun membawa bungkusan-bungkusan kecil ya
i, beliau pun menimpali saat Kang Zayyin memulai obrolan. Sementara aku, disibukkan dengan urusan perempuan bersama emak. Beberapa oleh-oleh yang kubawa, aku atur dengan mem
ng. Baik saat pulang ke kampungku atau ke kampung abinya Kanaya. Sebab sepemahamanku yang namanya berbagi, tak harus menunggu
*
gkulan Kang Zayyin yang erat, membuat suaran
engan tetap tidur menyamping, membelakanginya. Posisi seperti itu mem
uh, jam segini aja tulang-t
. Ini, kan tanah kelahiran
en
erseru kaget dengan aktivitas tanga
ng makin terdengar tak karuan, Kang Zayyin nyaris saja membuatku be
asa was-was. Aku takut dengan tingkahku yang cukup ekstrim dalam membalas
a saat mudik pun, Kanaya tetap mendapatkan jatah kamarnya sendiri. Alhasil, saat kantuk mula
mi harus kembali beradaptasi. Dan mungkin bagi Kang Zayyin, salah satu cara adaptasinya adala
n kami malam ini. Perjuangan mengusir gigil dari udara yang begitu mengigit, j
terus melingkupi kami. Hingga kela
*
ah sama-sama berada di dapur. Mungkin karena beliau meliha
jaan Kang Zayy
nak, Wa. Jangan biarkan
di Marwah uda
atang lalu merebut