icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Usai Dimadu

Bab 4 Ziarah ke Kampung

Jumlah Kata:1005    |    Dirilis Pada: 01/04/2022

n, Mi. Kenapa malah

lusuri jejak bahasa cinta kami yang

a kembali. Jejak itu memang masih terbaca, masih

kukan lagi semua kebiasaan dulu. Namun untuk apa? Yang kub

*

hun

yyin membelah jalanan dengan santai. Hari itu, kami

rgi sebelum Subuh agar tidak terjebak macet terutama di ruas-ruas jalan ra

pinta Kanaya seraya asyik menghitung bungkusa

a oleh-oleh khusus untuk temannya itu yang ditetapkannya sendiri. Ba

sa dateng lagi Sayang. Yang terpenting sekarang

gen jalan-jalan di k

, iya. Na

mau, nggak?" Aku segera mengambil alih pem

mana?" tany

gokin sawah yang di sana. Udah lama bang

memasang senyum indahn

ee! H

ikit, suar

lagi seneng itu," ucap Kang Za

ja mampu meluluhlantakk

jam kemudian, rasa penat selama berkendara pun lunas terbayarkan saa

kian menghangat. Betapa dulu aku pun pernah menjadikan angkutan itu sarana untukku mencari ilmu. Pulang pergi sekola

aktu kita," ucap Kang Zayyin y

njang anak itu sontak berlari-lari

ya seraya tangannya mulai sibuk mengeluarkan be

Adnan bantu bawain." Aku menunjuk ke teras

ng gedung sekolah ini. Hanya terhalang bangunan m

a,

kemudian, Adnan pun

rcengkrama hangat dengan kedua orangtu

menemui teman-temannya. Tak lupa, ia pun membawa bungkusan-bungkusan kecil ya

i, beliau pun menimpali saat Kang Zayyin memulai obrolan. Sementara aku, disibukkan dengan urusan perempuan bersama emak. Beberapa oleh-oleh yang kubawa, aku atur dengan mem

ng. Baik saat pulang ke kampungku atau ke kampung abinya Kanaya. Sebab sepemahamanku yang namanya berbagi, tak harus menunggu

*

gkulan Kang Zayyin yang erat, membuat suaran

engan tetap tidur menyamping, membelakanginya. Posisi seperti itu mem

uh, jam segini aja tulang-t

. Ini, kan tanah kelahiran

en

erseru kaget dengan aktivitas tanga

ng makin terdengar tak karuan, Kang Zayyin nyaris saja membuatku be

asa was-was. Aku takut dengan tingkahku yang cukup ekstrim dalam membalas

a saat mudik pun, Kanaya tetap mendapatkan jatah kamarnya sendiri. Alhasil, saat kantuk mula

mi harus kembali beradaptasi. Dan mungkin bagi Kang Zayyin, salah satu cara adaptasinya adala

n kami malam ini. Perjuangan mengusir gigil dari udara yang begitu mengigit, j

terus melingkupi kami. Hingga kela

*

ah sama-sama berada di dapur. Mungkin karena beliau meliha

jaan Kang Zayy

nak, Wa. Jangan biarkan

di Marwah uda

atang lalu merebut

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka