The Present Of Love
s kaca, dia sering lupa waktu jika sudah berada di klub milik ayahny
ang merupakan mantan marinir Amerika Serikat. Menyajikan pilihan signature drink Employees Only seperti EO Gimlet hasil perpaduan gin, jeruk nipis dan daun jeruk purut
ya. Ini yang menjadi alasan koktail begitu digemari, khususnya anak-anak muda. Menurut Stave, koktail ibarat minuman ya
teel. Gadis itu tengah sibuk mengocoknya agar semua baha
dari sebuah botol kaca ke dalam gelas jigger. Aroma buah seketika menguar. Karena arom
menjumput selembar daun lalu menghidu a
saat menuangkan cairan bening di gelas jigger ke dalam gelas kocok, ta
menuang cairan lain ke dalam gelas yang bentuknya lucu. "0.5 oz lime. And th
eila mulai mengocok. Gerakannya terlihat anggun, namun mantap dan yakin. Seolah-olah dia sudah sering
kocok ke gelas koktail. Setelah memberi sentuhan akhir yaitu daun jeruk d
akalan pensiun nih gara-gara kamu," selor
h malam. Seila harus segera pulang karena b
gadisnya. "Cepat pulang. Ini sudah malam, jan
tangan Surya yang memiliki kulit berker
urya melambaikan tangan mel
sungguh kembali menjatuhkan mental Seila. "Apa aku harus pindah sekolah lagi? Tapi, mau sampai kapan? Aku lelah harus terus berpindah sekolah dan kembali beradaptasi," gumamnya dengan semburat kesedihan
rena lahir dari keluarga yang tidak baik. Ent
nya. Sungguh umpatan mereka sangat tajam dan membuat hati terasa sakit. Tidak ada satupun sifat dan sikap yang mereka t
n tanya lagi, dia belum merasakan bagaimana ciuman pertama
g keluarga, sungguh ini semua tak adil baginya. Gadis itu menghela napa
nya sudah kehabisan daya untuk memesan ojek online. Gadis itu menengadah memandang langit yang semakin jingga. Angin y
ngan sembari terus berjalan. Seseorang menarik lengann
efry?" Jantung berdegup kencang seolah akan melompat keluar hingga membuat
menyeringai miring dengan mata menatap
t. Lalu berusaha melepaskan tangan yang mencengkram kuat pergelangan tanganny
ntar?" t
ngan yang mengunci di pergelangan tangannya dengan kepala tertunduk. Tak berani menatap mat
pulang," ucapny
n lembut dan tak boleh gegabah, insting alami memperingatkan t
ya kau harus mau!" bentakny
an raut wajah meringis. Tangan Jefry begitu kas
lalu dia berlari mengitari kap mobil dan duduk di kursi kemudi. Lelaki itu mulai mem
rok abu-abu dengan gugup. Panas dingin terasa berdesir merambat ke sekujur tubuh. Takut, benar-benar takut. Ia sama sek
edikit lega karena Defry sama sekali tak melakukan hal buruk. Mungkin Seila yang terlalu paranoid karena belum pernah be
pria itu bingung dan penuh tanda tanya. "Je-J
nya." Dia tersenyum meremeh
u apa? Aku
rwajah polos sepertimu tetapi, garang saat di atas ranjang. Jadi, be
di sampingnya. Rasa panas seketika menyuruk-nyuruk ke sekujur tubuh hingga membuat wa
han segala amarah dalam diri. Hingga entah mendapatkan keberanian dari mana, tangan refleks menampar wajah pria kurang ajar dengan keras hingga membuat wajah Je
mu! Jangan sembarangan me
!" pekiknya dengan raut wajah memerah. Dia kemudian menyambar tubuh Seila, menghimpit di anta
t amarah Jefry. Ia memalingkan wajah karena tak kua
gguh terpojok dan terjebak. Tak ada celah untuk ia
aih tangan Seila lalu mengikat keduanya d
olong lepaskan aku," pinta S
bisa ku maafkan. Kau harus menerima ak
gek Seila. Raut wajahnya menegang dan airmata yang tak terben
gan tangan Seila, ia tersenyum puas sambil menatap waj
ta belas kasihan lelaki itu agar mau melepaskannya. Namun, usaha itu sia-sia. Ha
at Seila semakin panik dan ketakutan. "A-apa yang kau lakukan? Hentikan! Janga
Siapapun tolong aku! Tolong! Aku mohon tolong aku!" teriak Seila yang melemah karena isak yang begi
amu meski kau berteriak hingga tenggorokan itu putus sekalipun." Jefry ter
mua keinginanmu asalkan kau mau melepaskanku. Aku bersumpah atas nama Tuhan, aku tidak akan berbohong." Dia tak mau menyerah, berusaha membujuk J
a. Sombong! Kau pikir aku membutuhkan semua itu? Uangku lebih banyak dari nominal u
paskanku?" pekik Seila dengan segenap tenaga yan
, dan kau bo
enyesakkan dada seraya menggeleng-gelengkan kepala. "
uh ingin segera merasakannya. Semoga saja rasa tubuhmu tak mengecewakanku
i itu. Aku bukan gadis seperti yang
tubuh yang hanya terlihat bra dan rok yang masih setia terpasang. Dia mulai mendekatkan wajahnya
al tubuh mulus berkulit putih dengan semangat. Seila hanya bisa terus menangis dengan raut waja
ngannya. Ini tidak adil. Jefry tidak berhak melakukan ini terhadap Seila. Ia tak pernah
gan kuat memukul kepala Jefry menggunakan sikut dan melepaskan ikatan di ta
kuat tenaga dan berteriak meminta to
engendarai motor besar berwarna biru dengan jaket hitam membe
u urusanku!" Jefry me
ug