Dicintai Adik Ketemu Gede
embuka mata, ingatan semalam-tentang Gina
ini Gi
ngan-potongan memori yang telah lama terkubur oleh waktu pun kembali menyembul ke permukaan. Hanya butuh waktu beberapa det
n pengkhianatan. Suaraku kelu, dadaku tiba-tiba terasa sesak, mual dan pusing menyerang. Aku dilanda kecemasan
ar. Kurasakan tangannya menyentuh punggung, sehi
nggilan pu
k, Gam?" ta
rang, ngantuk." Hany
curiga. Dia pun kemba
asa nyata. Pikiranku kalut, membuat banyak pertanyaan. Kenapa dia menghubungiku? Untuk apa?
ngun karena mimpi buruk mendatangiku. Akibatnya aku sampai kesiangan. Fadlan me
*
tak membuatku bosan dan malah aku menikmatinya. Setelah menyeduh kopi moka instan, aku duduk di bangku tera
a, Lan?" ta
i di hari libur," sahutnya sam
a ujan, tiba-tiba mau olahraga
aku tahu itu. Hidup bersama dengannya selama
sambil memperlihatkan postingan status
i cuaca langsung berubah,
erdecak,
dengannya. Rautnya menamp
PDKT," terangnya penuh percaya d
Gina. Parasnya yang cantik membuatku kembali terhasut untuk mengingat kenangan bersamanya. Heran, aku
nyaring terde
da di hadapan wajahku dengan jarak dekat. Lagi-lagi aku hanyu
aja!" sentakku sa
yang budeg, ga denger panggilan Vivi.
ng, nih, bocah!" tegasku sambil mendorong ke
pa, sih, sampe ga nyadar Vivi datang?"
aha menyembunyikan kegundahan di hati yang
ang. Jangan dipendem. Nanti jerawatan," tawarn
n sakti yang bisa membaca pikiranku. Entah mungkin karena kami sudah la
ada
bang gak bisa bohong. Ada
rusaha meyakinkan. Vivi di
menyadari satu hal. Buk
u lari pagi?" ta
lnya temenku gak jadi. Kalau sen
jadi tak enak. Baga
pi Abang tau dari mana?"
n, "Liat di
menga
, ya, Bang?" tanyanya sambil menautkan k
a dia adalah bocah yang dulu sering mengadu padaku saat masih berseragam SD. Sekarang, setelah dia beranjak dewasa, aku ya
am satu tarikan dan me
engeluarkan semua yang mengganggu pikiranku. Biarkan aku melepas bebanku dalam
bahuku. Menatap dengan
r, dan mula
yang berpacu saat mengucap 'Dia' pun sem
ah ucapanku barusan. Mungkin dia belum s
pa?" tanya Vi
jawabku
k bisa kujelaskan. Matanya tak be
au apa?" Vivi bertanya
enutup teleponnya setelah tau i
it saja tidak. Mungkin karena bosan mendengar tentang Gina atau apa. Aku tak tahu.
a diam
" Entah perasaanku saja at
anya," sangkalku. Padahal, dalam sebagian perasaan yang bercampur ad
rpaksanya. Dugaanku, dia mungkin memang tid
biasa, dan raut wajah Vivi kembali sumringah. Kami tergelak bersama saat saling berbagi cerita konyol yang p
t yang agak mengkilap, mungkin karena basah oleh keringat. Sorot matanya mengarah padaku. Entah mengapa tatapannya itu se
s lari pagi, ya?" sapa
andangan pada Vivi,
ahu kalau Fadlan sengaja lari pagi untuk bisa 'Pendekatan' dengann
ian
buru pa