Dicintai Adik Ketemu Gede
k separuh. Cahayanya bahkan takkan mampu menembus kaca jendela kama
ni penghuninya kebanyakan mahasiswa atau para pekerja sepertiku yang notabene jomlo, meskipun tidak semua, si
etan. Kami lebih senang istirahat penuh selagi libur bekerja. Sebab, kalau waktu l
arannya seperti biasa. Dia heboh sendiri. Namun, kehebohannya
g Ag
et. Tak lama pintu kamar kami terbuka. Vivi kini berdi
tampak panik, membuat Fa
ni ngamuk lagi?!" Fadla
alu mengalihkan pa
ivi sebentar," pintanya deng
Sekilas mataku beradu tatap dengan Fadlan. Rasa ta
Kulepaskan pegangan tangannya se
p. Pemiliknya mau pulang kampung. Mau, ya? Pliiis ... kalau perginya sendiri pasti Eny
kan. Fadlan terlihat sok sibuk main ponsel, padahal kuyakin hatiny
ivi membuatku kembali
t." Aku terpaksa bohong. "Pergi sama
ku langsung menoleh. Vivi me
sa ya, Bang?" tanyanya d
angguk,
angkat sekarang?" se
Dia mulai menggaruk
u," katanya. Dia pun berlalu ke l
njang. Mulutnya menganga l
jaket yang menggantung di balik pintu. Tak ketinggalan kunci mobil milikn
gan yang bahkan belum dia mulai selalu gagal. Entah kenapa? Semoga saja sekarang pilihan Fadlan tepat.
um, "Apa aku harus buka usaha
pa menit mengatakan candaan pada diri sendiri. S
erutkan dahi, "Ada
bol hijau, tanda p
Lan. A
Bang Fadlan tiba-tiba mogok. Pliis. Bantuin Vivi sek
kamu yang pegang, Vi
vi tadi mau nelepon Abang, tapi ternya
segera datang menyusul sebelum waktu semakin larut. P
di atas lemari kemudian langsung tancap gas. Fadlan
i sama aku
adlan bisa mengendarai sepeda motor, dia pasti lebih memilih kembali dan meminjamnya, ketimban
baikan perutnya?" ta
Habisnya, kalau ditambah dengan keboh
makai helm dan nai
." Vivi berkata. Dia tampak kurang e
m seraya mengucap, "Hati-hati d
eyel. Untungnya, jarak ke tempat penyewaan baju tradisional itu tak terlalu ja
masuk?" tanya Vi
uruhku pada Vivi. Kudorong bahunya.
saku untuk mengambil ponsel. Sud
lik kalau ud
Kalau dia ngajak, jangan
esan temanku. Aku mengulum se
kubilang Vivi itu sudah kuanggap
a panggilannya. Baru dua detik kuangkat, serbua
bakal aku bawa-bawa gebetanmu itu ke tempat lain.
i juga walau katamu kalian itu seperti saudara. Kalau ser
. Tak percaya kalau Fadlan punya pi
pa ke
saudara kandung saja. Percayalah, Vivi hanya menganggapku sebagai abangnya. Tidak lebih. Pun denganku. Ja
erdiam. Membiarkan kuot
ak
ocah yang masih bau kencur. Emangnya
malah jatuh cinta!" Fadlan mempe
ak b
rcipta. Mungkin Fadlan di sana sedang ber
upercaya. Ma
goodie bag berwarna merah marun berukuran sedang. Dia mengangkat g
lihat. Dia juga sedikit berdandan. Pantas saja Fadlan kesemsem. Walau begi