Dicintai Adik Ketemu Gede
Vivi mendadak menyuruhku menghentikan laju motor. T
m mendadak. Alhasil, kepala Vivi menubruk kepalaku.
a! Barusan itu bahaya t
ia membet
kan ucapannya. Dia malah turun dari motor dan m
aan
eras rumahnya. Membuat mataku meng
aket parka hitam sambil tertawa ria. Ketika kuamati, tak ter
da Rama
a si
i singkat. Aku yang mendengarnya langsung me
Nggak salah denger, nih
ih, ngeledek! Gini-gini, aku,
aya. Vivi memukul len
rus, apa masalahnya
kayaknya dia ke sini mau
a? Kamu nnggak mau masuk rumah? Ya udah
u! Barengan
panjang terdahulu. Kunyalakan kembali mesin motor
ambut kami dengan senyum. Kami mengucap salam
doang. Ini temen lu udah dari tadi nunggui
i itu ternyata lebih dari kata lumayan. Tubuh tinggi, berkulit putih bersih, hidung bangir dan penampilannya co
berderet rapi. Tak lupa dia juga menyapaku dengan me
naan fisiknya. Setelah mengunci motor, aku pamit kembali
elum kembali. Akan tetapi, aku tak melihatnya di jalan
ikir. Mau tidur!" Diriku langsun
kan memudar. Kutarik selimut agar tak ada nyamuk yang
utkanku setengah mati. Mem
aja! Nggak liat orang baru mau t
resi wajah lebih kesal daripada aku. Wajahnya mengeras,
ambil merubah posisi jadi
esok bakal n
i, "Kenapa buru-bur
ada cowok yang nyangkrong di depan teras? Gawat, Viv
lum, sukma belum benar-benar terkumpul. Setelah beberapa det
u ngapelin Vivi katanya," ujarku m
Maksud
in dia mau ngapelin Vivi. Kayaknya baru jadian," jawabku berc
ecanda, Gam!
amat, sih. Itu cowok belum dikasih jawaban kayaknya sama V
lan bisa be
aku mau menguta
eel nanti kalau tiba-tiba kamu nembak
posisinya jadi duduk, "Harusnya giman
. Jangan salah beli, es krim aja harus rasa vanilla. Dia paling benci dikasih es krim coklat. Terus, yang kutahu, Vivi itu suka banget sama boyban
guk-angguk sam
r, ya? Bentar, cari info dulu siapa tahu ada tem
ar ponsel dengan serius.
T, nggak, ya? Delapan hari
aja, Lan.
Apa chatku bakal dibaca? Mana cowoknya
berhenti membuatk
mah namanya kamu ngasih banyak kesempatan sama itu cowok," sahutku sa
p ucapanku. Dia fokus
i dan memamerkan layar ponsel yang men
sur, sehingga membuatku te
jak ikut berdiri, penas
tertulis
kalau Abang ajak n
. Tandanya Vi
ead doang sampe j
ibaca dulu," sanggahnya
ak
osisi berdiri di atas kasur. Kami langsung mematung menatap ke arah pi
tu dulu! Walaupun ini kosan milik Enyak kamu,
ng menghampiri Fadlan. Bahkan, Vivi me
nton konser BST itu?" tanyanya sa
Fadlan. Dia tersenyum
gumamku seteng