AKSARA HUJAN
tang hari membuat suasana di sana terlihat semakin indah. Lampu – lampu taman d
buka. Ruangan itu sepi, hanya ada Kenan di sana. Lelaki itu terlihat sedang memahat patung bocah
menoleh dan menatapnya dengan senyum bahagia. Ya, Kenan begitu
ari menggerakkan tangannya
pannya, menatap patung kecil itu dengan senyu
ini." Kenan kembali memahat patung yang ham
mperhatikan patung ikan yang baru selesa
mata gadis itu kemudian mengan
ang ia pakai, juga topi di kepalanya.
l, "Ikan adalah simbol bulan kelahirannya,
mengenal Y
takkan alat pahatnya lalu membersihkan tangannya yang be
teman – teman yang lain." Kenan menatap Gemma lekat, membuat gadis itu gugup. Kenan y
a terus menat
ku tak pernah bosan menatap wajahmu itu
lagi." Gemma m
au memang
ak ada yang bekerja lembur malam ini?" Gemm
ran. Hanya tiga orang yang akan mewakili
salah satu
terpilih. Apa kau ma
pa
eran itu diadakan di pusat kota. Kau bisa me
tidak ta
nggalkan mata kuliah jika pergi selama tiga hari." Bujuk K
enyum, "Ka
u. Kau bahkan menda
s membayar biaya kuliah yang lain." Gemma menyentuh pat
aku membuatnya seindah mungkin. Gemma
ap Kenan dengan alis
melukismu untuk bahan sketsa, kemud
kain, Kenan?" Suara Gemma terdengar lirih, ia
Gemma. Aku akan mem
n menjadi tantangan terbesar unt
bertanya apakah
tuk gadis secantik dirimu, Gemma. Bagaiman
enatap ke ujung ruangan, di mana patung perempuan tanpa busana berdiri di sana, m
membelinya. Sebagian uangnya digunakan untuk me
ingnya, "Apakah kau y
gkan. Untuk mereka para pecinta seni yang terbatas," ucap Ken
E
ang kau pikirkan, Gemma. Dia seorang perempuan tak dikena
ada di kampus ini, Kenan? Bagaiman
a menatapnya dengan jantung berdebar kencang, "Apakah aku akan membiarkan wajah cantikmu ini dilihat semua orang, Gemma?
mbari terus menatap wajah tampan Kenan
ya dengan bibir lelaki itu. Tubuh Gemma membeku seketika, terleb
elepaskan ciuman itu. Lelaki itu ters
katanya
n." Gemma terlihat salah tingkah deng
itu membasahi bibirnya, masih terasa jelas apa yang baru saja menimpa gadis itu,
ku
tidak ingin. Aku tidak pern
enjawab dengan cepat, dan Ken
.
pat makan sesuai seleramu." Kenan berjalan di si
makanan pedas
u pasti menyukainya. Itu adalah tempat yang sering ku
mengatakan apa – apa, bahkan setelah menciumnya. Kenan tidak menyatakan perasaannya kepada Gemma. Lalu apa yang terjadi dengan hubungan mereka? Gemma terus memikirkan semua itu, tapi