Why are you so cool?
nku cukup kuat sampai terasa sakit dan tubuhku
hingga pada akhirnya aku hanya bisa pasrah. Aku menoleh ke belakang melihat Dian, mencoba memi
ng kelas yang masih kosong, anak-anak masih
i tiba di kantin, semua mata tertuju pada ka
a sangat keras di tengah pasang mata keramaian orang-orang di kantin yang tertuju ke arah k
ndengar suaraku. Ada warna kemerahan setelah aku melihatnya, bentuk jari tangannya yang lebar tercetak samar di sana, la
an aku berjalan mundur menjauh darinya dan saat dia semakin fokus dengan hal
ra kembali," ucap Dian sete
uku, sementara dia mengamati setiap lang
ak banyak." Dia berdiri dari kursinya meleta
k menolaknya karena mema
n terlihat setelah aku membuka kotak berbentuk per
anya sampai aku ingin menangis saking lezatnya, padahal hanya makanan biasa. Aku tidak tahu bahwa ternyata makanan kantin di sekolah bisa
n menemukan Dian masih menga
banyak," ucapk
rlari terdengar cukup keras tidak jauh dari kelas. Tidak lama Leo mun
dalam mulutku, anehnya setelah melihatku, dia be
r
i atas mejaku, setelah itu dia duduk di kursinya meletakka
kulihat isinya, 3 kotak makanan dalam satu plasti
melirik Leo sebentar, tapi dia han
akang menggantikan Leo. Aku menoleh dan melihat wajahnya
ungkin sebagai ganti dari bekalku yang sering dia makan jadi aku tidak menolakny
*
plastik besar cukup berat di tangan kanan dan
ion yang mengikutiku dari
kata kepadanya. "Terima kasih, tapi aku masih bisa sendir
ni." Seolah mengerti akan tatapanku, dia mengangkat t
sih, aku tidak selemah
entar lagi akan sampai di halte bus
rdengar dari belakangku seolah mengikutiku, rasanya asing dan aneh, karena biasany
etiap kali jam terakhir sekolah, aku akan menunggu di kelas cukup lama, kadang kuhabiskan waktuku
berapa menit, kami
ng baru saja duduk di sampingku. Kami duduk d
ngkat, dia memalingkan wajahnya
ngkukkan tubuhku dan mencoba mengamati wajahnya yang dia coba
h duduk seolah menunggu seseorang, kupikir dia akan bersama Leo atau menunggu Leo yang tidur dan pulang bersama, karena sepertinya mereka saling mengenal setelah kuamati perilaku keduanya. N
Matanya kini melihat ke arah jalanan, men
tingkahnya aku seola
erasa nyaman dengannya, dia seperti tem
sudah salin
u mencoba membuka obrolan, aku juga
ya yang dari tadi menghindari ta
Wajahnya yang penuh memar terlihat sedikit kecewa setelah mend
uanya. Mereka terlihat jelas seperti sahabat yang sedang bertengkar. Setelah itu, kami melanjutkan beberapa obrolan dan menikmati waktu kami sambil berc