Why are you so cool?
ntik tapi aku sangat membenci
elalu tertanam di kepalaku
adi masa-masa terindah, nyatanya han
sosokku, berakhir dengan aku membencinya, terutama nama terakhirku. Bukan tanp
een yang kutunggu-tunggu dan kupikir akan sangat manis ternyata berubah menjadi perist
*
ia mula
sar tukan
k mur
aling
dekat-de
cewek
selalu aku dengar seti
mbenci setiap gerakku tidak peduli apa yang a
eiring berjalannya waktu mereka akan menyukaiku setelah kami saling mengenal. Namun, ternyata itu hanya angan-anganku, mereka tetap membenciku, terutama Isyana sang pemimpin dari g
ang sangat keji lebih dari hinaan yang mereka lakukan setiap
*
angan putihnya yang kurus d
tahu apa-apa terjatuh dengan posisi tengk
at rokku, dan mereka tanpa rasa bersalah malah me
jam pulang sekolah saat yang lain pulang
ra!" suara Isyana bergema sangat ker
Dengan berani aku juga berter
," sela Rani yang sedang berdiri di ba
taku terpotong sebelum
narik dasiku dan memojokkanku di
sekalipun aku tidak pernah mencoba untuk mendekatinya, dia hanya sesekali bertanya tentang pe
kini beralih menarik rambut panjangku dengan mengerahkan banyak kekuatannya hin
pi dia tidak peduli, malah mempermaink
anya bersemangat dengan tawa ane
adaku lalu mencoba me
a, setelah aku memberont
nku, sementara satu orang memegang kedua kakik
ir yang berwarna hitam pekat dengan bau yang menjijikkan, mereka sendiri bahkan muntah menci
angis dengan putus asa, tapi apa yang mer
a di tangan Isyana setelah dia mengambilnya dari dalam plastik hitam di b
tuangkan semua hingga memenuhi mulutku dengan beberapa
mengeluarkan sisa-sisa cairan menji
i mendarat di pipi sisi kiriku, la
Isyana bergantian menamparku secara bergilir. Rasa perih di sud
ukan ini?" suara penuh emosi
eriak Isyana sebelum menamparku kembali sambil m
ian setelah sedikit tenang aku mengancingkan seragamku dan merapikannya, lalu berdiri menuju kamar m
t parkir aku membeku menatap sepedaku roboh, saat kulihat lebih jelas, kedua ban sepeda kempes, rantai putus, dan setirnya bengkok, melihat keadaan sepedaku akhirnya aku memutuskan berjalan kaki dan meninggalkan seped
ng sekolah, sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di samping. Seorang pria t
h sambil mengarahkan tangannya ke pi
nampilan tubuhku basah kuyup dengan noda-noda
pria beruban itu sambil
rsi penumpang membuatku sedikit kaget, karena kupikir tidak ada siapa pun selain pria setengah baya itu
r tidak membangunkannya. Dan setelah aku duduk dengan nyaman, mobil pun berjalan. Kesunyian memenuhi mobil mewah den
ebuah tatapan tajam tertuju padaku dari balik topinya hitamnya. Ada rasa malu, takut dan bersalah kare
t di depan rumahku. Pria tua beruban itu dengan keras kepala mengantarku sampai tepat dep
noleh ke arah suaraku dan tersenyum ramah sambil menganggukkan kepalanya, sementara pri
tap kepergian mobil itu hingga menghilang dari pandanganku tanpa tah
*
tas perbuatan teman-teman sekolah dan pria asing yang diam-diam me