icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Bound by Destiny

Bab 3 Pandangan

Jumlah Kata:1841    |    Dirilis Pada: 06/02/2022

waktu bagi lawan bicaranya itu untuk mengambil jeda selama yang ia b

asih hidup hingga saat ini adalah pertanda valid. Elice bukanlah wanita

erdaya. Sudah tak terhitung lagi pikiran bunuh diri melintas di benaknya.

aku harus menambah tangis Mama? Denga

ke klub. Karena ia pikir hanya itu satu-satunya cara untuk membuat dirinya bisa mengenyahkan pikiran bur

ya, sekarang ia justru mendapat sepasang telinga yang setia mendengarkan ceritanya

ng kau sudah terbe

ce. Ia tidak bisa menghibur. Seperti yang ia katakan, ia hanyalah seorang pendengar

ah terbebas darinya atau sebaliknya. Aku yang tela

ampak tak setuju dengan ap

kkan kau tidak berharga. Malah sebaliknya.

rena aku baru mengatakanny

u tampak benar-benar terluka. Seperti meyakini bahwa masa depannya sekarang tak ubahnya denga

seorang wanita. Aku sudah pernah hami

arik napas sedalam mungkin. Ia pasrah. Mungkin esok hari ia akan tet

ataan bahwa di sini banyak mata yang

jah. Melihat pada Garett yang me

arett tadi. Beberapa orang wanita yang tampak kaget ketika melihat dirinya beralih pad

iam-diam melihatmu. Ehm ... mungkin karena mereka

t. Pria itu tampak melih

ntaimu dari tadi," lanjut Garett. Ia melirik pada Elice. "Tak perlu berterima kasih ka

ataan Garett. Tapi, itu sama s

ku saja. Mereka tidak tau ba

nkah itu

ertanyaan fatal. Nyaris membuat Elice terhenyak saking ia yang

rang-orang perhatikan dari kita

isa membantah. Bukankah memang? Yang orang-oran

ku .

ku tak yakin bisa menjalani hidup bila

tika ia melihat ada seorang wanita menangis seorang diri, ia hanya menganggap wanita itu sedang meng

. Bukan hanya aku, para wanita itu, atau sekumpulan pria itu. Di l

. Elice sudah mengalami fase ini berulang kali. Saat ini ia mungkin merasa naik kemb

, aku tid

tau. Setidaknya kau menyadari bahwa tetap bertahan hingga hari i

k ada harganya sama sekali. Ia merasa sudah menjadi wanita p

ipul

teralihkan. Ia melihat pada pria itu. Yang pundaknya tampa

li. Acuh tak acuh ket

arus menyerahkan stan

terdengar biasa-bi

ice. "Aku hanya tidak habis pikir mengapa kau membiarkan Ariel untuk mendikte berharga atau tidaknya dirimu. Ehm

yaannya sendiri. Ia geleng-geleng kepala. Seperti ten

ita. Bagaimanapun kasusnya, kami akan

rang jangan biarkan dirimu berdeka

a pria mana pun yang ingin mendekatik

melihatku

au

senyum mengambang di bibirnya. Ia

ng tetap bertahan duduk di sini s

.. aku yakin kau tidak mengira bahwa akan ada pria yang akan duduk bersa

dengkusan sekilasnya. Yang dikatakan Garett benar. Ia memang tidak mengi

a menurutmu

raguan sedikit pun,

u-satunya alasan mengapa aku tak mampu menahan diri sedari tadi. Pa

ang membuat aku terlih

bawah. Dimulai dari rambut bewarna hitam yang bergelombang sensual, lalu pada wajah berbentuk oval yang cantik, dan melewati lekuk tubuh yang

datang ke klub seorang diri tanpa menunjukk

ontak t

ng sebenarnya berniat untuk mendekatimu, kau hanyut dalam duniamu send

Garett, Elice mengangkat wajahnya. Menghirup u

erharga," komentar Elice. "Seharusnya kau menambahkan perawa

nita bukan makhluk sempurna. Mengap

au tidak, nyatanya itu yang mampu me

untuk membangun r

tohn

melihat betapa banyak

ak rambut yang nyaris menutupi pandangan mata Eli

ya menarik kembali tangannya. "Karena aku yang baru berbicara

lihat caranya bicara, dan mendapati senyum di wajah itu, membuat ia menjadi terdiam

nar

ebulan yang akan datang. Dan bila sebulan tidak cukup untuk kau membuktikannya, maka

sesuatu yang makin membuat udara terasa enggan menjamah paru-parunya.

hat saja

utuh b

apa mak

pria yang masih melihatmu berharga?

sempat menyentuh anak rambutnya kembali bergerak. Kali ini dalam satu sapuan samar y

tubuhnya kaku seketika. Lantaran terlalu tiba-tiba, ia bahkan tidak bisa

ketika ujung jarinya menyentuh kehalusan pipi wanita itu, ia jelas merasakannya. Tap

an wajah Elice. Menciptakan kenyataan di mana na

ng tidak berarti. Mengabaikan suara musik yang memerangka

nkan

g tak sempat dijawab oleh Elice. Lantaran jari-jari tangan Garett yan

a yang turut maju. Menyambut kehadiran bibi

da Garett yang terasa keras. Ingin mendorongnya, tapi Garett me

ngkinan yang bisa ia terima. Ditampar, tentunya adalah kemungkinan yang paling masuk akal un

Lantaran remasan di dadanya membuat ia tau. Bahwa apa

g ingin Garett tampakkan padanya. Bahwa ketika seorang wanit

mbung

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pertemuan2 Bab 2 Dua Arah3 Bab 3 Pandangan4 Bab 4 Pembuktian 5 Bab 5 Tanpa Kata6 Bab 6 Keputusan7 Bab 7 Bujukan8 Bab 8 Penggalan9 Bab 9 Terlambat10 Bab 10 Kekacauan11 Bab 11 Putusan12 Bab 12 Terlintas13 Bab 13 Pemikiran14 Bab 14 Tanpa Pilihan15 Bab 15 Langkah16 Bab 16 Tatapan17 Bab 17 Kebetulan 18 Bab 18 Tak Lupa19 Bab 19 Desakan20 Bab 20 Pertanyaan21 Bab 21 Terpojok22 Bab 22 Geger23 Bab 23 Kepanikan24 Bab 24 Bertubi-tubi25 Bab 25 Kemungkinan26 Bab 26 Penolakan27 Bab 27 Terguncang Situasi28 Bab 28 Permintaan29 Bab 29 Pertanggungjawaban30 Bab 30 Kebingungan31 Bab 31 Ungkapan32 Bab 32 Tak Terduga33 Bab 33 Pengharapan34 Bab 34 Keinginan35 Bab 35 Tanpa Permohonan36 Bab 36 Keadaan37 Bab 37 Membekas38 Bab 38 Tertuju39 Bab 39 Dorongan40 Bab 40 Dalam Luapan (18+)41 Bab 41 Tujuan42 Bab 42 Yang Sama43 Bab 43 Tak Terbendung44 Bab 44 Bentuk Rasa45 Bab 45 Satu Kesadaran46 Bab 46 Terbentang47 Bab 47 Pilihan48 Bab 48 Pendar49 Bab 49 Perlahan50 Bab 50 Dalam Pikiran51 Bab 51 Dugaan52 Bab 52 Tanda Tanya53 Bab 53 Tertutup54 Bab 54 Samar55 Bab 55 Dalam Ikatan56 Bab 56 Rangkaian57 Bab 57 Bersama58 Bab 58 Rintik Gairah (18+)59 Bab 59 Geliat60 Bab 60 Pijakan61 Bab 61 Selubung62 Bab 62 Keingintahuan63 Bab 63 Taksiran64 Bab 64 Tersembunyi65 Bab 65 Setitik66 Bab 66 Penghalang67 Bab 67 Pembuktian68 Bab 68 Terbersit69 Bab 69 Gerbang70 Bab 70 Keberuntungan 71 Bab 71 Bayangan72 Bab 72 Naluri73 Bab 73 Tirai74 Bab 74 Guncangan75 Bab 75 Terkepung76 Bab 76 Ketakutan77 Bab 77 Tersandung78 Bab 78 Keanehan79 Bab 79 Bergolak80 Bab 80 Ketidakberdayaan81 Bab 81 Tersadar82 Bab 82 Kecurigaan83 Bab 83 Keterbukaan84 Bab 84 Percikan Emosi85 Bab 85 Hempasan86 Bab 86 Sikap87 Bab 87 Rintihan88 Bab 88 Jejak Luka89 Bab 89 Karam90 Bab 90 Tindakan91 Bab 91 Tertutupi92 Bab 92 Gejolak93 Bab 93 Berbeda94 Bab 94 Strategi95 Bab 95 Pergerakan96 Bab 96 Cerminan97 Bab 97 Gelegak98 Bab 98 Pertalian99 Bab 99 Berat100 Bab 100 Wasangka